Pantun Orang Tua – Pernah mendengar sebuah pantun? Beberapa kalimat yang akhirannya memiliki pola yang sama, atau di dalam sastra disebut dengan pola.
Jenis dari pantun sendiri beragam, salah satunya pantun orang tua yang disampaikan kepada orang yang lebih tua. Berbagai maksud dari pantun yang dilontarkan juga beragam, berikut penjelasannya.
Pantun Tentang Orang Tua
Sebenarnya pantun merupakan sebuah sajak atau prosa lama yang asalnya dari Minangkabau, Sumatera Barat. Dalam terjemahan kata asli dari pantun adalah penuntun atau petunjuk.
Pantun orang tua sendiri merupakan bentuk dari perkataan seseorang lebih sepuh atau dewasa kepada yang muda. Pengucapannya pun biasanya akan bernada dengan akhiran rima yang menarik dari setiap yang mengucapkannya.
Umumnya pantun orang tua berisi tentang nasehat atau petuah terkait adat istiadat yang mempunyai makna mendalam. Pemilihan kata serta kalimatnya pun terkadang susah untuk dipahami oleh orang yang lebih muda.
Baca Juga: Pantun Pahlawan
Contoh Pantun Orang Tua
Menjadi kalimat atau sajak yang memiliki arti mendalam dan tidak sembarang asal menjadikan pantun orang tua sangat bermakna. Di zaman dahulu bahkan setiap orang tua selalu melontarkan pantun untuk berkomunikasi kepada yang lebih muda. Berikut contoh pantunnya yaitu:
1. Pantun Orang Tua Terkait Adat
Kentalnya adat istiadat di hampir seluruh Nusantara, menghasilkan banyak sastra berupa prosa lama seperti pantun. Namun pantun orang tua yang diucapkan oleh seorang sesepuh biasanya memiliki arti yang lebih bermakna. Terlebih lagi tentang adat yang tidak bisa dibuat secara asal, contohnya yaitu:
Asam kandis asam purut
Kedua asam amatlah kecut
Badan terasa melayang-layang
Mengingat diri tak pernah sembahyang
Melihat langit jangan heran
Banyak bintang bertaburan
Kitabullah adalah pedoman
Bagi mereka yang beriman
Angin berhembus di parak-parak
Namun gubuk takkan goyah
Adat bersendikan syara’
Syara’ bersendikan kitabullah
Teramat manis air nira
Dalam gelas dibuatkan
Jikalau adat buat sengsara
Tak usahlah dia jalankan
Burung merpati terbang melayang
Terbang tinggi sampai ke dahan
Ada sunnah berlawanan
Segerakan sunnah sebagai bimbingan
Lari marathon di pagi hari
Pergi lari hingga ke sungai
Adat budaya punya jati diri
Sebab itu tak dapat dijual beli
Di semak-semak banyak kelawi
Sering habis dimakan burung
Pantun asli punya betawi
Pasti menang kalau bertarung
Berangkat sekolah gak boleh lambat
Kalau lambat bisa telat upacara
Hargailah adat istiadat
Dengan itu budaya terpelihara
Si baju merah namanya mawar
Di sore hari memetik bunga
Hormatilah adat budaya sekitar
Jika ingin hidup rukun dengan sekitar
Tuhan itu paling kuasa
Jangan lelah untuk berdoa
Sudah jadi tugas kewajiban kita
Miliki adat untuk dijaga
Kecap itu manis rasanya
Bagaikan rasa gula Jawa
Nusantara dibangun beragam budaya
Jadi kewajiban warga untuk menjaganya
Berdasarkan pantun adat yang sudah dicontohkan, beberapa di antaranya memiliki maksud untuk menjaga budaya. Selain itu juga sebagai pemberian atau pun peninggalan budaya dalam bentuk prosa yang diucapkan.
Zaman dahulu pepatah adat sering disampaikan dalam berbagai acara resmi seperti pernikahan, adat pergelaran suatu daerah dan lainnya.
2. Pantun Orang Tua Terkait Keagamaan
Berikutnya pantun yang membahas tentang nilai-nilai agama atau yang sifatnya religious. Terdapat banyak makna tentang kehidupan baik yang seharusnya dilaksanakan berdasarkan syariat agama. Supaya tidak melanggar nilai dan juga norma tentunya, berikut beberapa contoh di antaranya yaitu:
Buah pepaya buah sukun
Jadikan membaca penangkal pikun
Shalat jamaah haruslah tekun
Dengan begitu hidup akan menjadi rukun
Hari raya memakan rakik
Rakik udang dari Padang
Perlurus syahadat jauhkan syirik
Menjadikan hati tentram dan tenang
Pohon kelapa jatuh menimpa
Dibangun rumah dari batu bata
Sholat yang 5 janganlah lupa
Untuk bekal akhirat kita
Perayaan kemerdekaan banyak bendera
Bendera berkibar berukuran banyak rupa
Tak terasa hidup untuk sementara
Mau tidak mau pasti mati juga
Hujan turun di atas kebun
Sawi di tanam di atasnya
Jadi manusia banyak bersyukur
Atas segala nikmat yang diberikan-Nya
Ketika langit masih senja
Cepat-cepat segera berangkat
Mumpung usia masih muda
Cepat segera pergi bertobat
Sedari kecil bertanam biji
Ketika besar menjadi pepohonan
Mulai dari kecil pergi mengaji
Hingga kuat dalam beriman
Pergi ke toko membeli meja
Jangan lupa membeli papan
Perdalami ilmu dunia boleh saja
Namun ilmu agama jangan sampai ditinggalkan
Ayo kita pergi ke sawah
Melihat petani sedang bekerja
Ayo kita rajin bersedekah
Tidak perlu menunggu hingga kaya
Pulau Mandeh jauh ditengah
Di pulau tak nampak jua
Menangis badan dikandung tanah
Mengingat badan tak sembahyang juga
Datang ke sawah untuk menyemai
Padi tinggi disiram sudah
Kalau ingin hidup damai
Jangan sampai tinggalkan ibadah
Contoh dari pantauan orang tua yang telah disebutkan memiliki pesan yang mendalam untuk diri seorang hamba kepada tuhannya.
Pesan-pesan yang tersirat di dalamnya mengingatkan akan perilaku dan tingkah laku. Hidup tidak akan selamanya terus berjalan, hal itulah yang menjadi salah satu tujuan pantun tersebut dibuat.
Baca Juga: Pantun Palembang
3. Pantun Orang Tua Terkait Nasehat
Penggunaan pantun sebagai kalimat nasehat juga sering dipakai oleh para orang tua untuk mengarahkan anak-anaknya. Tidak jarang dalam menyampaikan pantun menggunakan rima dan majas yang enak untuk didengar. Berikut contoh dari pantun yang bisa menjadi referensi dari pantun nasehat yaitu:
Jika si burik adalah kendi
Maka yang bagus adalah tentu celaka
Jika yang baik adalah budi
Pasti akan disayang keluarga
Bikin minuman dari buah sirsak
Diperdagangkan bermacam harga
Jadi anak berbaktilah pada ibu bapak
Supaya kelak masuk surga
Ke kebun dapat kepompong
Jatuh ke tanah diinjak pak Sugi
Kalau gak mau gigi ompong
Jangan malas sikat gigi
Mandi di sungai banyak batunya
Pergi ke ladang banyak serangga
Jikalau main jangan lah lupa
Sholat mengaji harus dijaga
Monyet bermain lempar gelas
Tikus memakan bekas makanan
Ayolah kawan bersihkan kelas
Agar berkelas dan juga nyaman
Jauh-jauh membeli Ulos
Beli Ulos bermacam warna
Rajin bekerja janganlah bolos
Agar kelak menjadi kaya
Satu dua gambar diadu
Mainnya di rumah si Erda
Kalau kalah jangan mengadu
Biarkan hati berlapang dada
Anak itik turun satu
Mati seekor tinggal sembilan
Pelajarilah ilmu dengan sungguh-sungguh
Agar terwujud semua impian
Pergi ke ladang memetik jambu
Jalannya jauh berputar-putar
Jika rajin membaca buku
Yakinlah jadi anak yang pintar
Malam-malam makan ayam bumbu
Jangan sampai lupa pakai kuah kaldu
Belajar tak perlu untuk menunggu
Jika belajar hal-hal bermutu
Satu ekor kera tengah termangu
Pisang hilang dicuri si pemburu
Dengarlah nasihat guru
Mereka juga orang tuamu
Ke Surabaya membeli batik
Pergi berdua bersama Rama
Jadilah anak berbudi baik
Menjadi penolong untuk sesama
Hujan turun basahi pipi
Dingin terasa hingga ke hati
Ayo siapkan diri meraih mimpi
Kini juga tak perlu nanti
Pergi ke pasar membeli agar
Pulang siang memakan bakwan
Siapa yang rajin belajar
Pasti akan sukses kawan
Hari ini adalah jumat
Besoknya adalah hari minggu
Siapa rajin melaksanakan sholat
Maka surga sudah menunggu
Gadis kecil pipi merona
Menggunakan gelang bermanik mutiara
Supaya hidup terasa bermakna
Pedulilah pada saudara
Ayahku seorang petani.
Tiap pagi bekerja diladang
Mari belajar di pagi ini
Supaya sukses di masa mendatang
Sudah lama menahan rindu
Bertemu kawan bawa gulali
Hidup kaya miskin ilmu
Pasti hanya merugi dan menyesali
Pantun tentang nasehat juga sering sekali digunakan oleh orang tua untuk menasehati orang-orang yang lebih muda darinya. Hal tersebut dikarenakan orang tua sudah lebih berpengalaman dengan penuh lika-liku.
Kondisi tersebutlah yang melahirkan pantun nasehat, sebagai pengingat kepada generasi muda. Pesan tersebut untuk mencegah lalainya seseorang.
Baca Juga: Pantun Pembuka Acara
4. Pantun Orang Tua Tentang Saling Mengasihi
Selanjutnya pantun orang tua yang biasanya dipakai oleh sebagian banyak orang dewasa untuk menunjukkan rasa saling mengasihi. Memakai pantun untuk menyatakan sayang sangat terasa mendalam dan penuh arti. Ungkapan tersebut tentu bisa diberikan kepada siapa pun, berikut contohnya yaitu:
Sore hari surya menghilang
Bumi penuh dengan kegelapan
Kasih ibu tak pernah lekang
Kepada kami yang sering melupakan
Abu-abu warna kayu rengat
Diwarnai hitam pekat
Kasih ibu sangatlah hangat
Hanya dialah yang selalu diingat
Jalan-jalan ke Jogjakarta
Pergi ke kampung ke para lembah
Kasih sayang bagaikan bunga
Jika mekar terlihat indah
Amat tinggi pohon kelapa
Ambil satu nikmat terasa
Kasih sayang tak pernah lupa
Terkenang hingga sepanjang masa
Baju muslim penuh renda
Jeruk manis terperas sudah
Jika ayah bunda tiada
Akankah kemana rindu tertumpah
Suku rimba suku berpindah
Punya tubuh kuat bertenaga
Berlian yang paling indah
Adalah sebuah keluarga
Teramat enak buah berduri
Dipetik dari tanah Bali
Perjuangan ibu setiap hari
Tubuh lesu pun tidak peduli
Kebun indah terdapat kolam
Mawar dipetik dari hutan
Cinta ibu amatlah dalam
Jauh dalam hingga lautan
Panjangnya sisi ikan pari
Berenang jauh hingga ke tepi
Jika harta bisa dicari
Tapi kasih susah dicari
Piring kaca akan mudah pecah.
Belanja ke pasar membeli lima
Jika hati terasa susah
Terimat diri pada sang mama
Bogor jadi kota tanah
Terdapat taman penuh rusa
Kasih ibu takkan berubah
Hidup terus sepanjang masa
Dari laut mengambil ikan
Sungguh bertumpuk di pelabuhan
Semoga bunda dimaafkan
Dari segala dosa dan ampunan
Tubuh merah si ular naga
Kekar tapi tidak berbisa
Bahagia jika punya keluarga
Genap sudah dunianya
Bambu diraut untuk tangga
Makan mie dikasih lada
Tulang punggung untuk keluarga
Jadikan bahagia hingga ke dada
Rumah kotor penuh serangga
Serangga dating dari para-para
Jangan pernah tinggalkan keluarga
Agar hidup tidak sengsara
Suara bersiul penuh riang
Bersuara merdu hingga ke puncak kelapa
Rindu kepada adik pastilah sayang
Kepada abang pastilah cinta
Enak sekali air selasih
Diminum untuk memenuhi dahaga
Cintai ibu yang penuh kasih
Terletih-letih menjaga kita
Burung dara burung kutilang
Terbang semua diganggu angkasa
Rasa kasih janganlah hilang
Untuk keluarga yang setia
Penutup
Penyampaian rasa saling mengasihi tidak hanya diucapkan dengan kalimat serius atau spontan mengatakan sayang. Namun juga bisa menggunakan pantun sebagai kalimat kasih sayang yang menyisipkan pesan tersirat di dalamnya.
Hal tersebut memungkinkan pengakuan sayang pun tidak canggung dan lebih variatif. Nah, itulah penjelasan tentang pantun orang tua beserta dengan contohnya.
Banyak contoh lainnya yang bisa digunakan sebagai referensi pantun yang sesuai dengan kebutuhan. Pastikan untuk memberikan makna atau esensi yang berarti bagi penerimanya. Jadi jangan asal saja dalam membuat sebuah pantun.