Rumah Adat Gadang – Rumah gadang merupakan rumah tradisional yang berasal dari suku Minangkabau, Sumatera Barat. Rumah adat gadang juga bisa disebut dengan rumah bagonjong atau rumah baanjuang oleh masyarakat.
Lalu apa saja keunikan, fungsi dan bagian beserta makna Rumah Adat Gadang? Simak penjelasan berikut ini!
Rumah Gadang
Rumah adat gadang merupakan rumah tradisional yang berasal dari suku Minangkabau, dimana pada buku “Rumah Gadang Arsitektur Tradisional Minangkabau”
Menjelaskan bahwa arsitektur dari bangunan rumah ini merupakan salah satu peninggalan yang tidak tertulis tetapi menjadi ciri dari kebesaran kebudayaan Minangkabau pada masa lalu.
Menurut bentuknya, rumah adat gadang disebut juga dengan rumah gonjong atau rumah bagonjong, hal tersebut mengacu pada bentuk atapnya yang bergonjong runcing menjulang. Sedangkan untuk ukuran rumah tersebut tergantung pada jumlah lanjarnya (ruas dari depan ke belakang).
Pada ruangan yang berjajar dari kiri ke kanan disebut dengan ruang. Rumah yang berlanjar dua disebut dengan lipek pandan (lipat pandan). Pada umumnya lipek pandan mempunyai dua gonjong.
Sedangkan untuk rumah berlanjar tiga disebut dengan balah bubuang (belah bubung), dengan atap bergonjong empat. Sedangkan pada berlanjut empat disebut dengan gajah maharam (gajah terbenam). Biasanya gajah maharam akan memakai gonjong enam atau bisa lebih.
Arsitekturnya dari rumah adat gadang adalah arsitektur vernakular yang tumbuh dan juga berkembang dari arsitektur rakyat yang lahir dari masyarakat setempat sendiri yang berjangkar pada tradisi etnik.
Dengan kata lain, bahwa bangunan rumah adat gadang merupakan bangunan yang lahir dari masyarakat Minangkabau dan berangkat pada kebudayaan dari masyarakat Minangkabau itu sendiri.
Keunikan Rumah Gadang
Seperti yang sudah kita tahu sebelumnya, bahwa rumah adat pasti mempunyai keunikan atau ciri khas tersendiri. Hal tersebut juga berlaku pada rumah adat gadang. Berikut ini merupakan keunikan yang ada pada rumah gadang!
-
Bahan-Bahan Rumah Gadang
Rumah adat gadang merupakan rumah adat yang dibangun dengan menggunakan pohon juha. Pohon juha merupakan pohon yang kuat dan juga kokoh, hal tersebut karena menyesuaikan dengan lingkungan alam di Sumatera Barat yang dikenal dengan wilayah rawan akan gempa.
Atap rumah gadang ini dibuat dengan menggunakan ijuk yang melengkung dan juga runcing ke atas, sedangkan pada dinding rumah terbuat dari material potongan anyaman bambu.
Untuk motif dari rumah adat ini berbentuk seperti daun, bunga, buah-buahan, dan juga ada tumbuhan. Ukiran tersebut akan disesuaikan dengan adat yang berlaku pada daerah tersebut.
-
Jumlah Kamar
Pada setiap rumah adat pasti akan mempunyai ketentuan tersendiri untuk membangunnya. Begitu pula dengan rumah gadang yang digunakan sebagai tempat tinggal juga mempunyai ketentuan dalam menentukan jumlah kamarnya.
Jumlah kamar dari rumah adat gadang bergantung pada jumlah perempuan yang tinggal di dalam rumah tersebut. Tetapi biasanya akan tetap ada satu kamar tambahan pada bagian belakang rumah.
Kamar tambahan tersebut biasanya dikhususkan untuk para orang tua yang lanjut usia dan juga anak gadis. Sedangkan untuk para penghuni laki-laki biasanya akan tidur pada bagian luar, atau jika laki-laki tersebut sudah beranjak dewasa maka kebanyakan akan memilih untuk merantau.
-
Bentuk Rumah
Rumah gadang mempunyai arsitektur yang selalu inspiratif dan juga unik. Hal tersebut dikarenakan hunian rumah ini sengaja dibangun tinggi atau memiliki panggung yang berguna agar terhindar dari hewan liar.
Bentuk rumah adat gadang menyerupai bentuk dari kapal, yakni kecil pada bagian bawah, dan besar pada bagian atasnya. Bentuk atap yang melengkung ke atas sama seperti setengah lingkaran dan atapnya sendiri berasal dari daun rumbia (nipah). Biasanya rumah gadang akan digunakan sebagai tempat untuk musyawarah.
-
Atap Rumah
Rumah gadang mempunyai keunikan pada bentuk atap rumahnya, dimana keunikan tersebut dapat membuat banyak orang terpesona.
Bagian atap rumah gadang terbuat dari ijuk yang mempunyai bentuk mirip dengan tanduk kerbau, hal tersebut melambangkan kemenangan dari suku Minang dalam perlombaan adu kerbau yang berada di pulau Jawa.
Bentuk atap melengkung dan runcing ke atas yang disebut dengan kata gonjong. Sehingga tidak heran apabila banyak yang menjuluki rumah adat ini sebagai rumah bagonjong.
Bentuk gonjong mempunyai makna seperti harapan untuk mencapai tuhan. Desain dari atap yang melengkung mempunyai fungsi untuk menahan curahan hujan dan tidak membebani bangunan yang berada di bawahnya.
-
Tiang Rumah
Rumah gadang mempunyai tiang yang bertumpu pada atas batu datar yang kuat dan juga lebar. Hal tersebut dikarenakan jika terjadi bencana alam gempa, maka rumah gadang akan bergerak di atas batu datar tempat bertumpunya timah tersebut.
Biasanya tiang yang digunakan untuk rumah adat gadang adalah pohon juha. Sebelum pohon tersebut digunakan untuk tiang rumah, maka pohon juha akan direndam terlebih dahulu di dalam kolam selama bertahun-tahun.
Hal tersebut agar pohon dapat menghasilkan tiang yang kuat dan juga kokoh, sehingga tidak heran apabila tiang rumah ini mempunyai umur yang sangat tua.
-
Ukiran
Keunikan lainnya dari rumah adat ini adalah dari ukiran-ukiran yang ada pada bagian dinding bangunan rumahnya. Sehingga tak jarang apabila ukiran tersebut diwarnai dengan menggunakan warna-warna yang mencolok sehingga akan terlihat sangat unik dan juga menarik.
Biasanya, ukiran pada rumah adat Minangkabau ini bermotif flora dan juga fauna. Ukiran tersebut tidak hanya sebagai unsur dekoratif saja, melainkan pada ukiran rumah bangunan adat Minangkabau ini juga mempunyai makna yakni keselarasan masyarakat Minangkabau dengan alam yang ada di sekitarnya.
-
Tidak Menggunakan Paku
Jika pembangunan rumah pada umumnya akan menggunakan paku, maka hal tersebut berbeda dengan rumah ada gadang. Rumah adat Minangkabau ini dibangun tanpa menggunakan paku untuk menggabungkan tiap bagian dari kayu guna membentuk sebuah rumah.
Sehingga sebagai ganti dari paku tersebut, alat penyambung rumah gadang yang digunakan adalah pancang. Pancang merupakan alat yang dibuat dari kayu.
Sehingga jika terjadi gempa, maka sambungan yang dihubungkan oleh kayu akan bergoyang hal tersebutlah yang membuat rumah ini tahan akan terjadinya gempa.
-
Tangga
Membuat tangga dalam rumah adat pasti akan memerlukan beberapa pertimbangan. Hal tersebut juga berlaku pada rumah gadang, dimana rumah adat ini hanya mempunyai satu tangga pada setiap rumah, yakni yang terletak pada setiap depan pintu rumah.
Bukan hanya sekedar rumah, melainkan satu tangga tersebut juga mempunyai makna yang berkaitan erat dengan Agama Islam yang banyak dianut oleh masyarakat Minangkabau. Hal tersebut mempunyai arti yakni percaya kepada Tuhan yang Maha Esa.
Fungsi dari Rumah Gadang
Rumah gadang mempunyai banyak fungsi selain tempat tinggal, dimana bangunan rumah ini juga dibuat sebagai tempat untuk musyawarah keluarga, tempat untuk mengadakan upacara, pewarisan nilai adat dan juga representasi dari budaya matrilineal.
Rumah adat gadang juga kaya akan makna dari gambaran kehidupan masyarakat Minangkabau secara keseluruhan. Berikut ini merupakan 2 pembagian fungsi dari rumah adat gadang!
-
Fungsi Adat
Rumah gadang merupakan rumah utama yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat Minangkabau, bangunan dibuat dengan cara diikat oleh satu suku tertentu.
Tentunya sebagai rumah adat utama, maka rumah gadang akan digunakan sebagai tempat untuk melangsungkan acara-acara adat dan juga acara-acara penting lainnya dari suku yang bersangkutan tersebut.
Kegiatan-kegiatan adat yang ada pada masyarakat Minangkabau dapat dilihat berdasarkan siklus kehidupan mereka. Yakni turun mandi, khitan, perkawinan, batagok gala (pengangkatan Datuk) dan juga kematian.
Fungsi adat disebut juga sebagai fungsi temporer yang berlangsung pada rumah gadang, hal tersebut dikarenakan kegiatan ini tidak berlangsung setiap hari, karena akan berlangsung pada waktu-waktu tertentu saja.
-
Fungsi Keseharian
Rumah adat gadang merupakan wadah yang digunakan untuk menampung kegiatan sehari-hari bagi para penghuninya. Dimana rumah gadang merupakan rumah yang dihuni oleh sebuah keluarga besar dengan segala aktivitas mereka pada setiap harinya.
Keluarga besar yang dimaksud disini adalah sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan juga anak wanita baik itu yang telah berkeluarga atau yang belum berkeluarga. Sedangkan anak laki-laki tidak mempunyai tempat tinggal di dalam rumah gadang.
Fungsi ini sebenarnya yang lebih dominan berlangsung pada rumah gadang. Karena rumah merupakan tempat tinggal bagi masyarakat yang tentunya pasti terjadi interaksi antar anggota keluarga.
Aktivitas sehari-hari tersebutlah meliputi makan, tidur, berkumpul dengan sesama anggota keluarga dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan disini.
Bagian Ruang Rumah Gadang
Rumah adat Gadang dibagi menjadi beberapa bagian. Pembagian ruang-ruang tersebut biasanya tergantung pada arah Banjar tiang. Berikut ini pembagiannya!
-
Ruang Lanjar
Ruang Lanjar merupakan ruang yang ditentukan dari tiang berbanjar dari arah depan ke belakang dan pada umumnya ruangan ini akan berjumlah ganjil, yakni antara 3 hingga 11 ruang.
-
Ruang Lepas
Ruang Lepas merupakan ruang yang ditentukan dari tiang dari arah kiri ke kanan. Untuk ruang kelas tidak ditentukan jumlahnya dan bergantung pada luas dari rumah tersebut.
-
Ruang Publik
Ruang Publik merupakan ruang tamu atau ruang bersama, ruang publik merupakan ruang lepas yang tidak adanya pembatasan apapun.
-
Ruang Semi Privat
Ruang Semi privat merupakan ruang peralihan seperti bandua yang ada pada depan kamar tidur serta anjuang atau ruang khusus yang ada pada bagian ujung-ujung rumah gadang
-
Ruang Privat
Ruang Privat merupakan ruang yang berisi kamar-kamar tidur yang ada pada rumah gadang. Dimana pada dahulunya jumlah kamar tersebut berdasarkan jumlah dari anak gadis yang dimiliki oleh para pemilik rumah.
-
Ruang Servis
Ruang Servis merupakan ruangan dapur. Dapur tersebut pada dahulunya merupakan dapur tradisional yang masih menggunakan bahan bakar dari kayu.
Model Rumah Gadang
Secara umum, rumah adat gadang dibangun dengan model yang terbagi menjadi dua kelompok besar, yakni berdasarkan dua keselarasan atau hukum adat yang masih berlaku pada masyarakat Minangkabau. Berikut ini merupakan kedua sistem keselarasan tersebut!
-
Sistem kelarasan Koto Piliang
Rumah gadang yang menerapkan sistem kelarasan koto piliang mempunyai ciri khas atau keunikan dari adanya anjuang yang ada pada bagian kiri dan kanan bangunan. Anjungan adalah tempat yang terhormat pada suatu rumah gadang yang ditinggikan beberapa puluh sentimeter dari permukaan lantai pada bangunan.
-
Sistem kelarasan Bodi Caniago
Rumah gadang yang menerapkan sistem kelarasan bodi caniago tidak akan mengenal istilah dari anjungan. Sehingga pada bagian lantai rumah gadang mulai dari bagian ujung sampai pangkal tersebut mempunyai ketinggian pada lantai yang sama elemen-elemen bangunan dalam rumah gadang.
Makna Rumah Gadang
Rumah gadang juga mempunyai makna-makna tertentu pada setiap bagian-bagian yang ada. Berikut ini merupakan makna dari bagian-bagian rumah adat gadang!
-
Makna dari Atap
Rumah gadang mempunyai atap yang runcing dan juga bertumpuk. Dimana atap tersebut dinamakan gonjong yang berbentuk seperti kapal.
Bentuk atap yakni kecil pada bagian bawah dan besar pada bagian atas, dan juga mempunyai lengkungan ke atas, seperti setengah lingkaran. Bentuk ini menyerupai tanduk kerbau dengan jumlah lengkung empat hingga enam dengan satu lengkungan menghadap ke arah depan.
Bentuk dari gonjong yang runcing mempunyai makna sebagai harapan untuk mencapai tuhan. Atap ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari curah hujan.
-
Makna Bangunan
Rumah gadang mempunyai bentuk segi empat yang tidak simetris dan juga mempunyai desain yang sedikit miring keluar. Bentuk yang tidak lurus tersebut ternyata dipengaruhi oleh kondisi dari alam wilayah Minangkabau.
Wilayah Minangkabau merupakan wilayah yang didominasi dengan dataran tinggi dan rendah, sehingga sangat rentan terhadap bencana alam seperti gempa. Rumah gadang ini saat ini masih bisa menerima guncangan hingga kekuatan 8 skala richter.
-
Makna Tiang Penopang
Rumah gadang merupakan rumah yang bertopang pada kayu yang berada di atas batu datar kuat dan lebar. Ketinggian dari tiang ini bisa mencapai hingga 2 meter dengan tujuan untuk melindungi para penghuninya dari serangan hewan buas.
-
Makna dari Dinding
Dinding dari rumah adat ini dibuat dari bahan material papan pada bagian depan dan juga menggunakan bahan material bambu pada bagian belakangnya. Papan dinding akan dipasang secara vertikal dengan ukiran yang menunjukkan simbolisasi dari alam.
Orang juga bertanya
Apa saja keunikan dari rumah gadang?
Apa saja bahan bahan untuk membuat rumah adat gadang?
Rumah adat Sumatera Barat seperti apa?
Apa keunikan rumah gadang dan dari mana asal daerahnya?
Penutup
Demikianlah pembahasan mengenai rumah adat gadang khas Minangkabau. Dimana pembahasan ini dimulai dari pembahasan keunikan, fungsi dari rumah, bagian-bagian yang ada dan juga makna yang terkandung dalam rumah adat Minangkabau.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan tentunya bisa menambah wawasan para pembaca dalam mengenal rumah gadang khas Minangkabau. Semoga tulisan ini juga dapat dipahami dengan baik.
Sumber Refrensi
@https://sumbarprov.go.id/home/news/9402-rumah-adat-provinsi-sumatera-barat-rumah-gadang
@https://www.bramblefurniture.com/journal/arsitektur-rumah-gadang-adat-indonesia/
@https://www.ruparupa.com/blog/mengenal-rumah-gadang-khas-minangkabau/
@https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5660027/rumah-gadang-asal-daerah-keunikan-dan-fungsinya