Pakaian Adat Bali – Siapa sih yang tidak mengenal Bali? Pulau fenomenal di Indonesia yang memiliki pemandangan indah dan budaya adat istiadatnya yang masih terjaga hingga saat ini. Salah satu produk budaya yang khas dan unik di pulau Dewata ini dikenal dengan pakaian adat Bali.
Meskipun cukup populer, tapi tidak banyak yang mengetahui dengan jelas bagaimana pakaian adat khas pulau Dewata ini. Padahal, pakaian tradisional khas Bali ini sangat unik dan memiliki nilai filosofis yang kental dengan budaya Hindunya.
Nah, kali ini kita akan belajar bersama tentang pakaian adat Bali secara rinci dan gamblang. Bagi kamu yang tertarik, yuk segera scroll ke bawah dan simak artikel di bawah ini sampai tuntas.
Pakaian Adat Bali
Pakaian Adat Bali
@https://pixabay.com/
Salah satu pulau ikonik di Indonesia adalah pulau Bali. Selain keindahan dari pemandangan pulau ini, di sana juga terdapat budaya masyarakatnya yang begitu unik dan khas dengan pengaruh agama Hindu.
Agama Hindu bukan hanya menjadi kepercayaan religi bagi masyarakat Bali, melainkan juga sebagai pengaruh kebudayaan dan adat istiadat kehidupan masyarakat Bali pada umumnya. Sehingga dengan adanya pengaruh budaya Hindu ini, melahirkan produk budaya salah satunya berupa pakaian adat Bali.
Pakaian adat Bali merupakan salah satu pakaian adat yang populer dan unik di nusantara. Pakaian adat Bali memiliki ciri khas dan berbeda dari pakaian adat Jawa, Kalimantan, maupun daerah lainnya.
Karakteristik utama pakaian adat Bali terletak pada wujud fisiknya serta adat istiadat dalam mengenakannya. Terdapat berbagai variasi jenis busana adat sehingga setiap bagian pakaian memiliki maksud dan tujuan khusus pada saat mengenakannya.
Nama Bagian Pakaian Adat Bali
Pakaian adat Bali merupakan satu kesatuan busana yang kerap dikenakan oleh masyarakat Bali. Mulai dari busana atasan berupa baju Safari untuk pria dan baju kebaya Bali untuk wanita, sampai aksesoris pendukung dan pelengkap busana adat Bali berupa udeng dan pusung.
Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai pakaian adat Bali beserta komponen bagiannya, dapat disimak pada penjelasan di bawah ini.
Baju Safari
Baju Safari Khas Bali
@https://pixabay.com/
Baju Safari merupakan salah satu komponen pakaian adat Bali. Baju Safari ini adalah baju yang diperuntukkan bagi orang laki-laki. Desain baju safari menyerupai kemeja yang dilengkapi dengan kerah dan kancing.
Baju ini juga dilengkapi dengan kantong atau saku di bagian kanan dan kiri baju. Baju tradisional Safari adalah baju khas Bali yang dibuat dari kain berwarna putih.
Udeng
Udeng Bali
@https://mybalitrips.com/
Udeng merupakan sebutan untuk ikat kepala atau penutup kepala khas dari Bali. Ikat kepala Udeng biasa dikenakan oleh pria Bali ketika memakai baju adat. Di sisi lain, udeng juga dikenakan saat datang ke Pura untuk melakukan upacara adat keagamaan.
Bahkan beberapa masyarakat Bali tetap menggunakan udeng meski tidak sedang mengikuti upacara ibadah. Kebiasaan ini menggambarkan bagaimana kesadaran masyarakat Bali yang tinggi terhadap budaya Bali, sehingga tetap mengenakan udeng di kegiatan sehari-hari mereka.
Pada umumnya, kain udeng dibedakan menjadi 3 jenis, yakni:
- Udeng Jejateran adalah udeng yang biasa dikenakan pada saat ke kuil dan kegiatan sosial.
- Udeng Kepak Dara adalah udeng yang biasa dikenakan oleh para raja.
- Udeng Beblatukan adalah udeng yang biasa dikenakan tokoh atau pemimpin agama setempat.
Kamen
Kamen Khas Bali
@https://pixabay.com/
Salah satu bagian pakaian adat Bali adalah Kamen. Kamen sendiri adalah pakaian tradisional berupa kain bawahan yang dikenakan masyarakat Bali. Bentuk Kamen menyerupai sarung, yaitu berbentuk persegi panjang yang dibuat dari kain dengan corak dan motif khas Bali. Kamen umumnya dibuat dari kain yang tipis.
Kain Kamen yang diperuntukkan bagi pria akan berbeda dengan kain yang diperuntukkan bagi wanita. Untuk kalangan pria, pada umumnya mereka mengenakan 2 lembar kain Kamen yang digunakan untuk menutup bagian bawah tubuh.
Sebutan Kamen sebenarnya adalah kain yang dipakai di bagian dalam, sedangkan untuk kain bagian luar dikenal dengan sebutan saput yang diikatkan dengan selendang agar Kamen terjaga rapi.
Cara memakai Kamen adalah dengan melilitkannya secara melingkar pada pinggang. Ikatan Kamen Bali tersebut dimulai dari arah kiri ke kanan dan selanjutnya di bagian depan dibuat lipatan dengan simpul agar tidak mudah terlepas.
Sementara untuk wanita, cara memakai kain Kamen sedikit berbeda. Kain Kamen tersebut hanya diikat melingkar di bagian pinggang dari kiri ke kanan. Selanjutnya ujung kain tersebut diikat pada selendang khas Bali.
Kebaya Bali
Kebaya Khas Bali
@https://pixabay.com/
Pakaian adat Bali sebenarnya memiliki kemiripan dengan pakaian adat Jawa, yakni jika dilihat dari segi pakaian kebayanya. Meskipun begitu, pakaian adat Bali memiliki ciri khas pada bentuk kebayanya yang memiliki lengan dan bajunya terbuka, serta digunakannya sabuk dililitkan di bagian tengah dada.
Kebaya Bali merupakan pakaian adat Bali yang digunakan pada saat acara resmi dan bersifat penting. Beberapa acara dimana harus mengenakan pakaian kebaya adalah acara upacara hari raya, upacara adat pernikahan, upacara keagamaan, serta acara kebudayaan lainnya.
Jika kita berkunjung ke Bali, maka tampak wanita yang memakai kebaya Bali setiap hari. Hal ini menandakan bahwa hampir setiap hari masyarakat Bali memaknainya sebagai hari penting.
Selendang
Ritual keagamaan Bali hampir setiap hari dilakukan, sehingga dibutuhkan pakaian adat berupa selendang untuk melakukannya. Selendang bisa digunakan sebagai pengganti baju adat saat melangsungkan ritual penyembahan atau sesajen.
Menurut kepercayaan masyarakat Bali, selendang mempunyai makna tersendiri, yakni bagi mereka yang menjalankan peribadatan, selendang sebagai pengikat diri dari tingkah laku dan nafsu buruk, serta dapat membatasi bagian atas dan bawah tubuh mereka.
Salah satu kebiasaan mengenakan selendang adalah ketika memasuki wisata tempat suci, maka setiap pengunjung diminta mengenakan selendang sebelum masuk ke dalam area tempat suci tersebut. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada adat budaya Bali.
Sanggul / Pusung
Sanggul Khas Bali
@https://www.flickr.com/
Sanggul memang terdengar tidak asing bagi kita, pasalnya beberapa daerah juga menata rambut para wanitanya dengan sanggul. Hal ini tidak terkecuali di Bali, para wanita Bali juga menata rambutnya dengan sanggul khas Bali.
Sanggul atau dikenal Pusung khas Bali memiliki berbagai macam jenisnya, ada pusung gonjer dan pusung kepupu. Pusung gonjer sendiri adalah sanggul yang biasanya dikenakan khusus oleh wanita lajang atau mereka yang belum menikah. Sementara pusung kepupu adalah sanggul khusus yang biasa dikenakan oleh mereka yang telah menjanda.
Kemeja Putih
Sebenarnya kemeja putih bukanlah pakaian adat Bali, sebab tidak ada ketentuan mengenai baju tertentu, hanya saja masyarakat yang sembahyang hendaknya berpakaian rapi dan normal. Salah satu contohnya adalah mengenakan kemeja putih pada saat sembahyang. Warna putih dipilih karena sebagai simbol kesucian dan kesakralan.
Saput
Saput Khas Bali
@https://www.orami.co.id/
Komponen pakaian adat Bali juga terdapat bagian Saput. Bagian Saput adalah kain bawahan yang memiliki ciri motif dan corak yang unik khas Bali. Saput sendiri biasa dikenakan di bagian lapisan atas Kamen. Jadi, masyarakat Bali mengenakan Kamen dahulu sebelum memakai Saput sebagai perpaduan pakaian tradisional Bali.
Kain Saput dikenakan dengan cara melilitkan ke bagian pinggang dari arah kanan ke arah kiri. Kain tradisional ini sering kali digunakan dalam berbagai upacara keagamaan dan upacara pernikahan.
Saput Poleng
Saput Poleng Khas Bali
@https://www.orami.co.id/
Kain Saput sebenarnya dibedakan menjadi berbagai macam motif, namun yang paling populer di Bali adalah kain Saput Poleng. Kain Saput jenis ini cenderung hanya memiliki kombinasi dua warna saja, yakni warna hitam dan putih.
Kain saput Poleng biasa dikenakan oleh kaum pria Bali. Tidak hanya dikenakan oleh masyarakat Bali, kain tradisional ini juga kerap terlihat disampirkan di atas pohon, patung, dan berbagai bentuk tempat ibadah di pulau Bali.
Sabuk Prada
Sabuk Prada Khas Bali
@https://www.orami.co.id/
Sabuk Prada merupakan salah satu komponen penting pada pakaian adat Bali. Sabuk prada adalah ikat pinggang yang digunakan sebagai penahan Kamen agar tidak melorot.
Di sisi lain, sabuk khas Bali ini juga mengandung filosofi sebagai simbol perlindungan diri pada rahim wanita sebagai anugerah dari Tuhan.
Nama Pakaian Adat Bali
Pakaian adat Bali dapat dibedakan menjadi tiga macam. Ketiga jenis pakaian tradisional Bali meliputi pakaian adat Payas Agung, pakaian adat Madya, dan pakaian adat Payas Alit. Untuk mengetahui ketiga jenis pakaian adat Bali tersebut, mari kita simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
No | Macam Macam Pakaian Adat Bali |
1 | Pakaian Adat Bali Payas Agung |
2 | Pakaian Adat Bali Payas Madya |
3 | Pakaian Adat Bali Payas Alit/ Payas Nista |
1. Pakaian Adat Bali Payas Agung
Pakaian adat Bali Payas Agung merupakan pakaian tradisional yang berasal dari Kabupaten Buleleng, provinsi Bali. Meski tergolong pakaian tradisional, namun pakaian ini memiliki tampilan yang menawan dan mewah. Bahkan disebut-sebut sebagai pakaian adat termewah dari pakaian tradisional yang ada di Bali.
Dahulu, pada masa kerajaan Badung, Payas Agung merupakan pakaian khusus yang diperuntukkan bagi keluarga kerajaan saat menghadiri berbagai upacara adat. Beberapa kegiatan seperti upacara adat pernikahan, upacara munggah deha atau upacara kedewasaan, upacara pitra yadnya atau dikenal dengan upacara ngaben, upacara adat mesangih atau upacara potong gigi, serta upacara adat lainnya.
Busana dan Riasan Payas Agung untuk Wanita
Untuk para wanita Bali, biasanya mengenakan pakaian adat Payas Agung dengan warna dan corak yang mewah khas Bali. Komponen pertama pakaian adat Bali jenis ini terdiri dari bagian atasan yang berupa stagen.
Wanita mengenakan stagen atau dikenal dengan angkin prada yang dilengkapi dengan selendang yang disampirkan ke bahu wanita. Sementara bagian bawahan berupa kain songket khas Bali yang dililitkan di pinggang menjuntai sampai ke mata kaki wanita dewasa.
Untuk tatanan rambut para wanita Bali dibentuk sanggul dengan berhiaskan mahkota emas khas Bali. Kemudian ditambahkan hiasan bunga cempaka di bagian atas sanggul. Bunga hiasan yang dipilih adalah bunga cempaka kuning, cempaka putih, dan kenanga yang disusun meninggi di atas sanggul.
Ketiga bunga yang dipasang sebagai hiasan sanggul merupakan lambang dari Tri Mukti. Sementara posisinya yang vertikal meninggi ke atas merupakan lambang kedudukan Tuhan yang Maha Tinggi dalam kepercayaan umat Hindu.
Tri Mukti sendiri adalah tiga dewa kepercayaan umat Hindu. Ketiga bunga tersebut menjelaskan bahwa cempaka kuning sebagai simbol Dewa Brahma, cempaka putih sebagai simbol Dewa Siwa, bunga kenanga sebagai simbol lambang Dewa Wisnu.
Secara keseluruhan, makna dari rangkaian bunga pada hiasan sanggul wanita tersebut adalah lambang kepercayaan, kepatuhan, kesucian, kesakralan, kemagisan, dan bagian dari syarat sembahyang umat Hindu.
Selain hiasan sanggul, penampilan wanita Bali juga semakin dipercantik dengan perhiasan berupa gelang kana, petitis, badong, puspa lembo, subeng dan lain sebagainya. Semua perhiasan tersebut dibuat dari bahan logam emas.
Riasan wajah wanita Bali pada saat mengenakan pakaian adat Bali juga kental akan nilai filosofis. Riasan wajah khas Bali digambar berupa lengkungan di bagian dahi atau disebut dengan srinata.
Kegunaan riasan srinata sendiri adalah untuk mengoreksi bentuk dahi sang wanita. Serta di bagian dahi diletakkan bulatan kecil dengan warna merah sebagai lambang keselamatan dan kesejahteraan.
Busana Payas Agung untuk Pria
Hampir senada dengan para wanita, kaum pria Bali juga mengenakan pakaian adat Bali berupa Kamen, kampuh, dan umpal dengan motif keemasan. Tidak hanya pada bagian baju, bagian kepala juga dihias dengan hiasan destar atau udeng yang terbuat dari kain khas Bali.
Untuk melengkapi penampilan sang pria, biasanya ditambahkan aksesoris berupa sebilah keris yang dihiasi batu mulia. Keris ini menambah kesan mewah, serta menunjukkan kekuatan dan kegagahan sang pria yang mengenakan pakaian adat Bali Payas Agung ini.
Para pria ini juga menambahkan aksesoris lainnya berupa subeng, gelang kana, gelang naga satu dan badong untuk mempertegas penampilan sang pria.
2. Pakaian Adat Bali Payas Madya
Pakaian Adat Bali Payas Madya
@https://www.idntimes.com/
Pakaian adat Bali yang kedua adalah pakaian adat Payas Madya. Pakaian tradisional ini khusus dikenakan saat melakukan upacara atau sembahyang ke pura. Setiap bagian pakaian adat Bali ini memiliki makna filosofi dan keunikan tersendiri.
Umumnya, busana tradisional Bali ini mengemban konsep tapak dara atau Swastika yang penjabarannya adalah sebagai berikut:
- Dewa Angga merupakan bagian leher menuju ke atas sampai kepala.
- Manusa Angga merupakan bagian pusar sampai ke leher.
- Butha Angga merupakan bagian pusar sampai ke bawah mata kaki.
Busana Payas Madya untuk Pria
Untuk pria Bali biasa mengenakan busana Payas Madya beurpa kemeja putih yang merupakan pakaian sebagai lambang kesucian. Masyarakat Bali meyakini bahwa seseorang yang pergi sembahyang ke pura harus dalam keadaan suci.
Pakaian ini juga kerap digunakan pada saat upacara ngaben, pakaian putih ini melambangkan duka dan kondisi berkabung atas kematian masyarakat Bali.
Sementara untuk bawahan pakaian adat Bali ini berupa Kamen. Bawahan ini berbentuk kain panjang yang menutupi bagian pinggang hingga sejengkal di atas mata kaki pria dewasa. Kain dengan ketentuan panjang tersebut memiliki makna bahwa pria Bali diharapkan mampu melangkah lebih jauh karena tanggung jawab yang ia emban.
Kamen ini dililitkan dari arah kiri ke arah kanan, hal ini bermaksud agar sang pria memegang kebenaran atau dharma. Kemudian bagian ujung kain yang menyentuh tanah merupakan lambang kejantanan dan bakti sang pria kepada ibu pertiwi.
Para pria Bali juga tidak meninggalkan ikat kepala yang biasa dikenal dengan udeng. Kain penutup kepala ini diikat dari dua sisi, yakni dari arah kanan dan kiri. Kedua arah tersebut melambangkan sisi positif dan sisi negatif, di mana ketika mereka saling bertemu akan menjadi kutub yang netral. Selain itu, udeng juga pakaian yang melambangkan pengendalian diri bagi siapa saja yang mengenakannya.
Busana Payas Madya untuk Wanita
Busana Payas Madya untuk wanita terdiri dari pakaian kebaya khas Bali. Kebaya Bali adalah atasan yang dipilih dengan warna putih sebagaimana seperti pakaian yang dikenakan sang pria.
Sementara bagian bawahan, para wanita Bali mengenakan Kamen. Kamen ini adalah kain yang dililitkan di pinggang dari arah kanan ke arah kiri. Hal ini dilakukan sebagai simbol sakti atau kekuatan untuk menyeimbangkan pria di mana si wanita harus menjaga pria dalam menjalankan dharmanya.
Wanita Bali juga mengenakan stagen atau bulang. Kain ini berada di antara Kamen dengan kebaya. Pakaian ini melambangkan rahim, serta memiliki makna agar wanita dapat mengontrol emosinya.
Pakaian adat Bali juga tidak lengkap tanpa adanya selendang. Pakaian ini diikatkan di bagian pinggang yang melambangkan Manusa Angga dan Butha Angga.
Gaya rambut wanita Bali dibedakan menjadi dua, yakni model pusung bonjer dan model sulinggih. Model pusung bonjer merupakan model rambut setengah diikat dan setengah dibiarkan tergerai. Serta model sulinggih adalah gaya rambut yang diikat seutuhnya menyerupai kupu-kupu dengan hiasan cempaka kuning, cempaka putih, dan sandat.
3. Pakaian Adat Bali Payas Alit/ Payas Nista
Pakaian Adat Bali Payas Alit
@https://blogkulo.com/
Pakaian adat Bali yang selanjutnya adalah pakaian adat Payas Alit atau dikenal dengan sebutan pakaian adat Payas Nista. Dalam bahasa Indonesia, “alit” memiliki makna kecil, dimana busana ini merupakan busana tingkatan paling rendah dibandingkan dua jenis pakaian adat Bali lainnya.
Pakaian adat Payas Alit adalah pakaian yang digunakan dalam kegiatan gotong royong atau dikenal dengan sebutan ngayah. Selain itu, pakaian adat Bali ini juga dikenakan pada saat sembahyang harian di rumah ataupun ke pura.
Dahulu, pakaian adat Bali ini diperuntukkan bagi rakyat biasa, seperti mereka yang berprofesi sebagai nelayan atau petani. Pakaian ini cenderung terkesan sederhana, namun tetapi terlihat anggun dalam pemakaiannya.
Ciri khas dari pakaian ini juga menggunakan busana atasan berwarna putih bersih dengan dilengkapi ikat kepala berupa udheng untuk para pria Bali. Serta aksesoris selendang dan Kamen bagi wanita Bali.
Penutup Pakaian Adat Bali
Itulah ragam jenis pakaian adat Bali beserta komponen bagian-bagiannya. Setiap pakaian memiliki keindahan dan ciri khas adat budaya Bali. Bagaimana? Semakin kita mengenal budaya Indonesia semakin banyak keindahan yang kita jumpai bukan?
Nah, yuk kunjungi artikel lainnya di Romadecade, agar kita semakin mengenal budaya bangsa kita yang beraneka ragam.
Pakaian Adat Bali
sumber referensi:
@https://www.orami.co.id/magazine/pakaian-adat-bali/
@https://rimbakita.com/pakaian-adat-bali/
@https://id.theasianparent.com/pakaian-adat-bali