Rumah Adat Kalimantan Barat – Kebudayaan merupakan identitas dari suatu suku bangsa. Salah satu kebudayaan yang menjadi identitas masyarakat di Kalimantan Barat adalah rumah tradisional atau juga dikenal dengan rumah adat Kalimantan Barat.
Rumah adat Kalimantan Barat merupakan identitas dari suku Dayak dan suku Melayu yang mendiami Kalimantan Barat. Setidaknya terdapat tiga jenis rumah khas Kalimantan Barat yang memiliki keunikan arsitektur serta filosofi di setiap elemen bangunannya.
Bagaimana penjelasan rumah adat Kalimantan Barat? Yuk simak penjelasan lengkapnya dengan scroll ke bawah artikel ini dan membaca sampai tuntas ya.
Rumah Adat Kalimantan Barat
Rumah adat Kalimantan Barat merupakan rumah tradisional yang berasal dari Provinsi Kalimantan Barat. Di provinsi tersebut dibangun beberapa rumah tradisional sebagai upaya melestarikan rumah asli dari suku yang mendiami Kalimantan Barat, yakni suku Dayak.
Sebagai contohnya rumah panjang atau dikenal dengan sebutan rumah Radakng yang dibangun untuk melestarikan rumah tradisional khas suku Dayak Kanayatn di Kalimantan Barat.
Ada pula rumah adat Melayu yang merupakan rumah adat Kalimantan Barat serta menjadi identitas bagi suku Melayu yang mendiami tanah Kalimantan Barat.
Ragam 3 Rumah Adat Kalimantan Barat
Di Kalimantan Barat terdapat rumah adat yang megah dan menakjubkan. Rumah adat Kalimantan Barat meliputi rumah adat Betang Radakng, rumah adat Baluk, dan rumah adat Melayu. Ketiga jenis rumah tradisional khas Kalimantan Barat tersebut akan kita bahas secara rinci pada penjelasan berikut ini.
No | Rumah Adat Kalimantan Barat |
1 | Rumah Adat Betang Radakng |
2 | Rumah Adat Baluk |
3 | Rumah Adat Melayu |
Rumah Adat Betang Radakng
Rumah Adat Radakng merupakan rumah adat Kalimantan Barat yang memiliki panjang sampai 138 meter dan lebar sekitar 6 sampai 7 meter. Maka tidak heran, jika rumah khas Kalimantan Barat tersebut dijuluki sebagai rumah tradisional terpanjang di Indonesia. Bahkan rumah Radakng ini pernah masuk rekor MURI dunia.
Rumah adat Kalimantan Barat ini masih bisa banyak ditemui, salah satunya di jalan Letjen Sutoyo Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Kemudian di jalan ke arah Kabupaten Landak, dan beberapa di Kabupaten Sanggau serta Kabupaten Sintang.
Keunikan Arsitektur
Keunikan dari arsitektur bangunan khas Kalimantan Barat ini adalah jumlah tangga atau hejotnya yang dibuat ganjil. Rumah Radakng memiliki jumlah ruangan sebanyak 50 kamar. Dan konstruksi bangunan tradisional terbuat dari material kayu dengan ketinggian mencapai 5 sampai 8 Meter.
Rumah adat Kalimantan Barat jenis Radakng ini berdiri dengan kokoh dengan ditopang tiang penyangga. Rumah ini mengadopsi konsep rumah panggung dengan tiang. Hal ini dikarenakan untuk melindungi penghuni rumah dari serangan binatang buas dan bencana banjir yang melanda daerah tersebut.
Karakteristik dari rumah adat Kalimantan Barat yang satu ini adalah terdapat Burung Enggang Gading yang menjadi simbol yang diyakini Suku Dayak sebagai kekuatan dan kegagahan serta daya tarik tersendiri bagi mereka.
Rumah adat Radakng juga dilengkapi enam tiang besar, hiasan, dan ornamen ukiran. Setiap komponen dari rumah adat tersebut dibuat dengan makna filosofi yang terkandung di dalamnya.
Di sisi lain, terdapat keunikan lain yang bisa menjadi ciri khas dari bangunan tradisional ini, yakni jumlah tangga atau hejot pada rumah Radakng yang berjumlah ganjil.
Rumah adat Kalimantan Barat ini secara umum dibedakan menjadi empat bagian utama yang meliputi:
- Pante atau dikenal dengan teras rumah. Bagian ini terdapat di depan bangunan tradisional Radakng.
- Samik merupakan bagian kedua yang berfungsi sebagai ruang tamu sekaligus sebagai tempat berkumpul para penghuni rumah ketika kegiatan musyawarah berlangsung.
- Bilik merupakan bagian ketiga yang umumnya digunakan sebagai kamar tidur para penghuni rumah.
- Uak’ng Mik merupakan bagian rumah Radakng yang berada di bagian paling belakang. Bagian ini biasa digunakan sebagai dapur para penghuni rumah.
Kegunaan
Karena ukuran rumah Radakng yang begitu panjang, sehingga bangunan tradisional ini memiliki jumlah ruangan yang banyak, serta ruangan tersebut dihuni oleh beberapa keluarga.
Rumah tradisional Radakng biasa dijadikan rumah hunian, di sisi lain rumah adat ini juga digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan berbagai kegiatan masyarakat setempat, semacam pertemuan sampai upacara adat tradisional.
Rumah Radakng juga merupakan rumah adat yang biasa digunakan sebagai tempat pusat kebudayaan masyarakat Suku Dayak.
Karena disana dihuni banyak kepala keluarga, sehingga rumah adat tersebut menjadi media atau sarana interaksi bermasyarakat yang baik. Di sana dilakukan kegiatan masyarakat dalam menentukan keputusan, sanksi, nilai, hingga norma adat Suku Dayak.
Filosofi
Rumah adat Kalimantan Barat yang satu ini merupakan rumah yang juga dihuni oleh tokoh tertua adat. Tokoh tersebut biasanya menghuni bagian tengah rumah tersebut. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh adat tersebut.
Rumah tradisional Radakng juga dibangun menurut kepercayaan Suku Dayak, yakni bagian hulu rumah selalu menghadap timur dan bagian hilirnya selalu menghadap ke arah barat.
Hal ini dikarenakan hulu diyakini sebagai matahari yang memiliki makna kerja keras dan bekerja sepagi mungkin. Sedangkan hilir merupakan tempat matahari terbenam, hal ini berarti mereka tidak akan pulang atau berhenti bekerja sebelum matahari terbenam di bagian barat.
Rumah Adat Baluk
Rumah adat Kalimantan Barat selanjutnya adalah rumah Baluk. Rumah Adat Baluk merupakan rumah adat suku Dayak Biyaduh yang memiliki bentuk sangat berbeda dari rumah adat suku Dayak pada umumnya yang berada di Pulau Kalimantan, khususnya di Kalimantan Barat.
Salah satu bangunan tradisional Baluk yang masih ada yakni terdapat di Kecamatan iding desa Hli Buei dusun Sebujit, sejauh 134 KM jarak dari Ibukota Bengkayang.
Keunikan Arsitektur
Bangunan rumah tradisional Baluk memiliki bentuk bulat dengan diameter sekitar 10 Meter dan tinggi 10 Meter sampai 12 Meter. Bangunan tradisional ini ditopang oleh tiang kayu sebanyak 20 tiang serta beberapa tiang tambahan untuk penopang bagian lainnya.
Pada rumah tradisional Baluk terdapat satu batang tiang yang biasa digunakan sebagai tangga untuk memasuki bangunan rumah tersebut. Tangga rumah Baluk biasa dikenal dengan sebutan Titian. Tangga Titian merupakan tangga unik dan khas suku Dayak.
Kegunaan
Rumah adat Baluk merupakan rumah adat Kalimantan Barat yang biasa digunakan pada saat ritual tahunan dan ritual nibak’ng oleh suku Dayak. Ritual Nibak’ng merupakan musim setelah menggarap ladang untuk tahun selanjutnya. Ritual musiman ini biasa digelar pada tanggal 15 Juni setiap tahunnya.
Selain itu, masyarakat Dayak juga kerap melakukan ritual Nyobeng dan Nambok. Kedua jenis budaya ini merupakan upacara adat Baluk dan adat Padi.
Suku dayak melakukan ritual Nyobeng sebagai permohonan berkat serta kesejahteraan bagi suku mereka khususnya bagi kaum pria. Sedangkan bagi kaum perempuan suku Dayak menyebut ritual tersebut dengan nama Nambok, dan hanya dilakukan oleh para kaum perempuan saja.
Rumah adat Baluk juga digunakan sebagai tempat menyimpan tengkorak manusia menurut kepercayaan Suku Dayak Biyaduh
Filosofi
Rumah adat Kalimantan Barat Baluk merupakan rumah yang dibangun dengan sarat nilai filosofi. Rumah tradisional ini dibangun dengan mengusung konsep rumah panggung yang tinggi.
Dibalik ketinggian bangunan tersebut mengandung nilai perihal kedudukan dan kehormatan. Atau disebut dengan istilah Tempang Kamang Triyuh yang memiliki makna sebagai tempat yang harus dihormati.
Rumah Adat Melayu
Rumah adat Kalimantan Barat yang ketiga adalah rumah adat Melayu. Rumah tradisional ini merupakan rumah hasil akulturasi suku Melayu yang mendiami tanah Kalimantan, khususnya di Provinsi Kalimantan Barat.
Suku Melayu di Kalimantan memiliki rumah adat yang dibangun dengan model rumah panggung. Rumah khas Melayu ini bisa ditemukan di daerah Pontianak, yakni di jalan Sutan Syahrir, Sungai Bangkong, Kec. Pontianak Kota, Kota Pontianak.
Keunikan Arsitektur
Bangunan rumah adat Melayu memiliki atap yang merupakan hasil pengaruh budaya Jawa. Yakni atap yang berbentuk segitiga dengan tinggi 30 derajat ini memiliki kegunaan sebagai ventilasi atas rumah. Sehingga keseimbangan suhu rumah masih terjaga.
Rumah adat Melayu juga mengusung konsep rumah panggung dengan kolong di bawah bangunan. Kolong rumah ini biasa digunakan sebagai tempat menyimpan barang dan menyimpan kendaraan para penghuni rumah tersebut.
Kegunaan
Rumah adat Melayu memiliki kegunaan sebagai balai kerja, yakni berfungsi sebagai tempat sekretariat Pertemuan Bali Rakyak, sebagai kios penjualan, dan taman bermain.
Rumah tradisional Melayu memiliki pembagian ruang yang disesuaikan dengan kegunaannya, seperti ruang penginapan sampai ruang pertemuan serta ruang khusus upacara adat Melayu diselenggarakan.
Rumah adat Kalimantan Barat ini telah diresmikan sebagai pusat kebudayaan Melayu di Kalimantan, serta menjadi destinasi wisata di sana.
Filosofi
Keunikan dari bangunan tradisional Melayu ini adalah dinding rumah yang senantiasa diberi warna kuning. Menurut kepercayaan suku Melayu, pemberian warna kuning ini diyakini sebagai simbol kejayaan dan kemakmuran yang selalu didapatkan Suku Melayu.
Orang juga bertanya
Apa saja nama rumah adat kalimantan?
Pakaian adat Kalimantan Barat apa?
Apa keunikan rumah adat Kalbar?
Jelaskan apa model rumah adat kalimantan?
Penutup
Demikian penjelasan mengenai ketiga rumah adat Kalimantan Barat yang berhasil romadecade tulis buat kamu. Ketiga jenis rumah adat tersebut memiliki keunikan serta filosofinya masing-masing menurut kepercayaan masyarakat setempat.
Betapa kaya budaya yang dimiliki Indonesia bukan? Yuk semakin kenali keberagaman yang dimiliki Indonesia dengan terus belajar dan membaca artikel lainnya di romadecade ya.
Rumah Adat Kalimantan Barat
Sumber Refrensi:
@https://www.celebes.co/borneo/rumah-adat-kalimantan-barat
@https://kalbar.suara.com/read/2021/07/27/144856/rumah-adat-kalimantan-barat-dan-keunikannya
@https://www.orami.co.id/magazine/rumah-adat-kalimantan-barat/
@https://www.99.co/blog/indonesia/rumah-adat-kalimantan-barat/