Kerajaan Sunda – Seperti yang diketahui bersama, salah satu kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di Indonesia yang berlokasi di Jawa Barat adalah Kerajaan Sunda.
Nah, pada artikel kali ini kita akan mengulas Kerajaan Sunda, mulai dari sejarah berdirinya, masa kejayaan 4 orang raja, kemunduran kerajaan, hingga apa saja peninggalan Sunda.
Daripada semakin penasaran, yuk simak uraian selengkapnya di bawah ini:
Letak Kerajaan Sunda
Di mana letak Kerajaan Sunda? Kerajaan Sunda adalah kerajaan bercorak Hindu dan Buddha yang berlokasi di Jawa Barat. Kerajaan ini berdiri dari abad ke-7 sampai abad ke-16 M.
Kerajaan Sunda beribukota di Pajajaran dan mencakup wilayah bagian selatan pulau Sumatera. Selain itu, wilayah Kerajaan Sunda mencakup daerah Provinsi Lampung.
Raja-raja Kerajaan Sunda
Siapa raja Kerajaan Sunda? Berikut adalah nama-nama raja yang pernah memimpin Kerajaan Sunda:
- Jayasingawarman (358 – 382): merupakan pendiri Tarumanagara dan merupakan menantu Dewawarman VIII. Di masa takhtanya, pusat pemerintah beralih dari Rajaputra ke Tarumanagara, Salakanagara kemudian diubah menjadi kerajaan daerah.
- Dharmayawarman (382 – 395 M).
- Purnawarman (395 – 434 M): ia membangun kerajaan baru di dekat pantai bernama Sundapura. Di bawah kekuasaannya ada 48 raja daerah yang membentang dari Salakanagara sampai ke Purwalingga.
- Wisnuwarman (434-455).
- Indrawarman (455-515).
- Candramawarman (515-535 M).
- Suryawarman (535 – 561 M): ia melanjutkan kebijakan politik ayahnya yaitu Candrawarman dengan memberi kepercayaan pada banyak raja daerah untuk mengurus pemerintahannya sendiri. Ia juga mengalihkan perhatiannya pada bagian Timur kerajaan.
- Kertamawarman (561 – 628).
- Sudhawarman (628-639).
- Hariwangsawarman (639-640).
- Nagajayawarman (640-666).
- Linggawarman (666-669).
- Tarusbawa (670 – 723): menantu Linggawarman dan berasal dari Kerajaan Sunda Sambawa.
- Sanjaya (723 – 732): menantu dari tarusbawa dan cicit dari Wretikandayun.
- Tamperan Barmawijaya (732 – 739).
- Rakeyan Banga (739 – 766).
- Rakeyan Medang Prabu Hulukujang (766 – 783).
- Prabu Gilingwesi (783-795): menantu Rakeyan Medang Prabu Hulukujang.
- Pucukbumi Darmeswara (795-819): menantu Prabu Giling Wesi.
- Prabu Gajah Kulon Rakeyan Wuwus (819-891).
- Prabu Darmaraksa (891 – 895): adik ipar Prabu Gajah Kulon Rakeyan Wuwus.
- Windu Sakti Prabu Dewageng (895 – 913).
- Rakeyan Kemuning Gading Prabu Pucuk Wesi (913-916).
- Rakeyan Jayagiri Prabu Wanayasa (916-942): menantu Rakeyan Kemuning Gading Prabu Pucukwesi.
- Prabu Resi Atmayadarma Hariwangsa (942-954).
- Limbur Kancana (954-964).
- Prabu Munding Ganawirya (964-973).
- Prabu Jayagiri Rakeyan Wulung Gadung (973 – 989).
- Prabu Braja Wisesa (989-1012).
- Prabu Dewa Sanghyang (1012-1019).
- Prabu Sanghyang Ageng (1019 – 1030), berkedudukan di Galuh.
- Prabu Detya Maharaja Sri Jayabupati (1030‚ – 1042).
- Darmaraja atau Sang Mokténg Winduraja (1042 – 1065).
- Langlangbumi atau Sang Mokténg Kerta (1065 – 1155).
- Rakeyan Jayagiri Prabu Ménakluhur (1155 – 1157).
- Darmakusuma atau Sang Mokténg Winduraja (1157 – 1175).
- Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu (1175 – 1297).
- Ragasuci atau Sang Mokténg Taman (1297 – 1303).
- Citraganda atau Sang Mokténg Tanjung (1303 – 1311).
- Prabu Linggadéwata (1311-1333).
- Prabu Ajiguna Linggawisésa (1333-1340).
- Prabu Ragamulya Luhurprabawa (1340-1350).
- Prabu Maharaja Linggabuanawisésa (1350-1357): gugur dalam Perang Bubat.
- Prabu Bunisora (1357-1371).
- Prabu Niskala Wastukancana (1371-1475).
- Prabu Susuk Tunggal (1475-1482).
- Jayadéwata atau Sri Baduga Maharaja (1482-1521).
- Prabu Surawisésa (1521-1535).
- Prabu Déwatabuanawisésa (1535-1543).
- Prabu Sakti (1543-1551).
- Prabu Nilakéndra (1551-1567).
- Prabu Ragamulya atau Prabu Suryakancana (1567-1579).
Sejarah Kerajaan Sunda
Kerajaan Sunda memberikan cerita dan bukti sejarah bagi perjalanan Indonesia pada masanya. Sejarah Kerajaan Sunda mulai dari sejak berdirinya, masa kejayaan 4 orang raja, kemunduran kerajaan, hingga meninggalkan situs-situs sejarah. Selengkapnya dapat diamati pada uraian di bawah ini:
Berdirinya Kerajaan Sunda
Kerajaan Sunda didirikan oleh Tarusbawa pada tahun 669 (591 Saka). Wilayah kekuasaan Kerajaan Sunda meliputi Banten, Jakarta, Bandung, Sukabumi, dan Bogor.
Sebelum berdiri sebagai kerajaan yang mandiri, Sunda merupakan bawahan Tarumanagara. Raja Tarumanagara yang terakhir, Sri Maharaja Linggawarman Atmahariwangsa Panunggalan Tirthabumi memiliki menantu yang bernama Tarusbawa.
Tarusbawa kemudian melanjutkan pemerintahan Kerajaan Tarumanegara dengan memindahkan kekuasaannya ke Sunda, di hulu sungai Cipakancilan dimana di daerah tersebut sungai Ciliwung dan sungai Cisadane berdekatan dan berjajar, dekat Bogor saat ini. Sedangkan Tarumanagara diubah menjadi bawahannya.
Yang kemudian Tarusbawa dinobatkan sebagai raja Sunda pada 18 Mei 669 M.
Masa Kejayaan Kerajaan Sunda
Masa kejayaan Sunda berhasil diraih oleh 4 orang raja, di antaranya adalah:
Sang Lumahing Kreta memimpin selama 92 tahun lamanya. Ia dianggap sebagai raja yang senantiasa memegang teguh pada perbuatan utama. Ia sangat tegas dalam menjalankan aturan dan hukum kerajaan.
Raja Rakeyan Darmasiksa memerintah kerajaan selama 150 tahun. Ia dinilai berhasil mencapai kejayaan, karena mengamalkan Sanghyang Siksa dan memegang teguh pada Sanghiyang Darma.
Prabu Niskala Wastu Kancana merupakan raja yang pernah memimpin Sunda selama 104 tahun. Ia dinilai sebagai raja yang berhasil membawa Sunda memenuhi 4 aspek kehidupan, yakni sandang pangan, agama dan tradisi luhur, perdagangan, dan kesehatan.
Tidak seperti ketiga raja lainnya, Sri Baduga hanya memerintah Sunda selama 39 tahun. Meskipun begitu, ia dinilai berhasil mencapai puncak kejayaan sunda karena menjaga keaslian dan kebiasaan leluhur.
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Sunda
Berdasarkan Naskah Sanghyang Siksakanda ng Karesian, terdapat kelompok ekonomi di Sunda, yaitu:
- Pahuma (petani ladang)
- Penggembala
- Pemungut Pajak
- Mantri
- Pandai besi
- Bhayangkara dan prajurit
- Kelompok cendekiawan dan rohani
- Maling, begal, dan copet
Kemunduran Kerajaan Sunda
Kerajaan Sunda mengalami keruntuhan bermula dari wafatnya Raja Jayadewata. Yang kemudian kekuasaan putra-putranya. Raja terakhir Sunda yang bernama Prabu Suryakancana. Pada masa pemerintahannya telah mengalami penyerangan oleh pasukan Maulana Yusuf dari Kesultanan Banten. Akibatnya, pemerintahan Sunda runtuh.
Peninggalan Kerajaan Sunda
Sejak berdirinya Kerajaan Sunda hingga mengalami keruntuhan, Sunda meninggalkan jejak peninggalan. Berikut adalah beberapa peninggalan Sunda:
- Babad Pajajaran
- Carita Waruga Guru
- Carita Parahiangan
- Kitab cerita Kidung Sundayana
- Berita asing dari Tome Pires tahun 1513
- Berita asing dari Pigafetta tahun 1522
- Prasasti Sanghyang Tapak di Sukabumi
- Prasasti Batu Tulis di Bogor
- Prasasti Horren
- Prasasti Rakyan Juru Pangambat
- Prasasti Kawali di Ciamis
- Prasasti Astanagede
- Tugu Perjanjian Portugis (padrao)
- Taman perburuan atau Kebun Raya Bogor.
Penutup
Demikianlah uraian sejarah Kerajaan Sunda yang pernah berdiri di beberapa wilayah Jawa Barat. Meski tidak sepanjang uraian kisah sejarah kerajaan Hindu-Buddha lainnya, namun Sunda merupakan kesinambungan kisah yang pernah mengisi perjalanan Indonesia pada zamannya.
Selain itu, Sunda juga menghadirkan sosok-sosok panutan yang memegang teguh nilai-nilai luhur. Sosok yang barangkali sulit dijumpai pada zaman sekarang. Karena lunturnya pemahaman dan wawasan nusantara oleh bangsa kita.
Agar pemahaman dan wawasan kebangsaan kita semakin bertambah, jangan pernah lelah belajar ya dan nyalakan notifikasi website ini. Jangan sampai ketinggalan update menarik artikel sejarah lainnya. Semangat.
Kerajaan Sunda
Sumber Refrensi:
@https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Sunda
@https://www.quipper.com/id/blog/mapel/sejarah/kerajaan-sunda/