Pantun 2 Bait – Mendengar kata pantun, hal yang pertama kali teringat adalah sosok anak laki-laki bernama Jarjit di serial Upin dan Ipin. Sebagai awalan pantunnya, Jarjit sering kali menggunakan kata dua.. tiga.
Pantun yang diucapkan pun bermacam-macam, salah satunya pantun 2 bait. Lalu, seperti apakah pantun sebenarnya? Temukan jawaban lengkapnya di bawah ini.
Asal Mula Sejarah Pantun
Secara sederhana, pantun adalah sebuah karya sastra yang dalam pembuatannya terikat banyak aturan. Dalam sejarah, pantun mulanya hanya berupa bahasa lisan, artinya dilakukan secara langsung dan bertatap muka.
Berbalas pantun dilakukan dengan spontan dan tanpa persiapan. Seiring berjalan waktu, kini pantun banyak dikemas dalam bentuk tulisan atau buku.
Keunikan pantun dibandingkan dengan jenis karya sastra yang lainnya adalah sifatnya yang anonim. Tidak seperti puisi yang bagian akhirnya bertuliskan nama penggubah, pantun tidak pernah menyertakan nama pembuatnya.
Hal ini dikarenakan penyebaran pantun yang dilakukan dari mulut ke mulut. Kemudian berkembang menjadi media penuturan pesan dengan permainan kata-kata.
Pantun adalah jenis puisi lama yang sudah tersebar merata di seluruh Nusantara. Setiap daerah memiliki penyebutan berbeda terhadap pantun. Istilah pantun mulanya berasal dari bahasa Minangkabau yang berarti penuntun.
Bergeser ke daerah Jawa, pantun biasa disebut dengan istilah parikan. Sedangkan di daerah batak, pantun disebut juga dengan istilah umpasa.
Meskipun penyebutannya berbeda, namun pantun tetap memiliki aturan penulisan atau pembuatan yang sama secara nasional. Aturan penulisan pantun yang baik dan benar dapat dilihat pada ciri-ciri pantun di bawah ini.
Ciri-ciri Pantun 2 Bait
Masih tergolong dalam puisi lama. Tidak hanya unik saat diucapkan, pantun juga memiliki makna. Oleh sebab itu, tidak mudah membuat bait-bait pada pantun.
Pantun memiliki aturan khusus dalam pembuatan dan penulisannya. Aturan tersebut lebih dikenal dengan istilah ciri-ciri pantun. Secara umum seperti berikut ini:
1. Satu Bait Terdiri Atas 4 Larik
Ciri-ciri pantun yang pertama adalah jumlah barisnya yang sudah ditentukan. Setiap bait pantun terdiri dari 4 baris. Begitupun dengan pantun 2 bait yang terdiri dari 8 baris. Pantun tersebut seringkali disebut dengan pantun berkait, karena terdapat hubungan antar baitnya.
Pada pantun 8 baris, bait pertama dan kedua memiliki kaitan erat. Bisa berupa pertanyaan dan jawaban ataupun pernyataan dan balasan. Namun ada pula yang merupakan sambungan dari keduanya.
2. Memiliki Pola Akhiran (Rima)
Tidak seperti puisi yang terkesan lebih bebas, penulisan pantun harus disesuaikan dengan rima atau pola akhiran pada setiap baris. Terdapat dua jenis pola akhiran yang umum digunakan dalam membuat pantun. Antara lain pola aaaa dan abab.
Hal ini juga berlaku untuk pantun dengan 2 bait. Pola akhiran tetap digunakan dalam penulisan pantun. Pola akhiran yang digunakan bisa aaaa atau abab, ataupun gabungan dari keduanya.
3. Memiliki Sampiran dan Isi Pantun
Struktur dalam setiap pantun harus memenuhi dua bagian, yaitu sampiran dan isi. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa dua baris pertama disebut juga dengan sampiran. Sampiran biasanya hanya difungsikan untuk mengantarkan rima saja. Tidak ada makna atau hubungannya dengan bagian kedua (dua baris setelahnya).
Sementara baris ketiga dan empat pada sebuah pantun diposisikan sebagai isi atau makna utama dalam pantun. Isi pantun memiliki makna beragam, tergantung pada jenis atau tema yang digunakan.
Pada pantun dengan 2 bait, terdapat total 4 baris sampiran dan 4 baris isi pantun. Bait pertama pantun berisi 2 baris sampiran dan 2 baris isi. Kemudian bait kedua juga berisi 2 baris sampiran dan 2 baris isi.
4. Bersifat Anonim (Tidak Ada Nama Penulis)
Ciri pantun yang ke empat ini adalah yang paling unik. Pantun tidak memiliki nama penulis atau pembuatnya. Berbeda dengan jenis karya sastra lain, misalnya puisi dan lagu. Hal ini karena pada mulanya pantun memang disebarluaskan secara lisan sebagai percakapan sehari-hari.
Seiring perkembangan zaman, saat ini pantun sudah banyak dibukukan dan disimpan dalam bentuk tulisan cetak. Namun, sifatnya yang anonim tetap dipertahankan.
Baca Juga: Pantun Bahasa Banjar
Contoh Pantun 2 Bait dan Maknanya
Membahas masalah pantun, tidak akan pernah lengkap tanpa contoh karyanya. Pantun banyak jenisnya, tema yang digunakan juga beragam. Berikut ini beberapa contoh pantun yang memiliki 2 bait dan makna yang terkandung di dalamnya.
Pantun 2 Bait Bertema Nasehat
Seperti namanya, jenis pantun ini berisikan pesan moral, nasihat, bimbingan dan petunjuk kepada pembaca. Pantun nasehat biasanya diucapkan orang tua kepada anak atau kepada orang yang lebih muda. Tujuan utamanya adalah memberi nasehat atau pelajaran hidup. Contoh pantun nasehat 2 bait sebagai berikut:
Sedap rasa buah sukun
Hasil petik di kebun paman
Antar tetangga harus rukun
Supaya tercipta ketentraman
Sungguh enak kacang polong
Rasanya gurih menggugah selera
Hidup bertetangga saling menolong
Agar lingkungan damai sejahtera
Pantun di atas memiliki makna bahwa hidup adalah kegiatan bersosial. Manusia tidak bisa hidup seorang diri, dalam kondisi apapun pasti memerlukan bantuan orang lain.
Sesama manusia yang tinggal bersebelahan (bertetangga) harus saling tolong-menolong dan menjaga kerukunan. Agar tercipta ketentraman dan lingkungan yang damai sentosa.
Pantun 2 Bait Bertema Cinta/Rindu
Pantun dengan tema emosi atau perasaan biasanya digunakan oleh kaum muda. Terutama pantun yang berkaitan dengan ungkapan hati dan cinta. Beberapa contoh pantun bertema perasaan cinta, senang ataupun sedih bisa ditulis sebagai berikut:
Tak usah menggurui
Dia itu ketua regu
Perlu untuk diketahui
Kamu adalah separuh jiwaku
Ketua regu membeli jamu
Jamu diminum di ruang tunggu
Kalau aku separuh jiwamu
Jadikan aku pasangan sejatimu
Pantun di atas memiliki makna pengungkapan perasaan suka kepada seseorang. Bersifat romantis dan penuh cinta. Biasanya digunakan oleh kaum muda untuk meminta lawan jenis yang disukai menjadi kekasih. Contoh lainnya sebagai berikut:
Layang-layang terbang melayang
Terbang tinggi sejak pagi
Sayang sayang seribu sayang
Kekasih hati segera pergi
Kupu-kupu indah sayapnya
Terbang melayang terbawa angin
Jika ini sudah jalannya
Berbahagialah dengan yang lain
Berkebalikan dengan contoh pertama, pantun kedua memiliki makna perasaan sedih dan kecewa. Hal ini terjadi karena kekasih hati yang sangat dicintai pergi dengan orang lain. Berbagai perasaan dan emosi bisa diungkapkan lewat karya sastra, termasuk pantun.
Pantun 2 Bait Bertema Jenaka/Humor
Pantun jenis ini biasanya berisi makna lucu dan jenaka untuk menghibur. Biasanya pantun jenaka dijadikan alat untuk menyindir satu-sama lain dalam sebuah pertemuan.
Tujuannya untuk membangkitkan suasana dan keakraban tanpa ada unsur saling menyinggung. Contoh pantun dengan tema jenaka seperti di bawah ini.
Jeruk purut di pinggir rawa
Buah di belimbing belum masak
Sakit perut karena tertawa
Memandang kucing sibuk berbedak
Ikan nila berenang di rawa
Ikan kembung terlilit jaring
Perutku sakit sebab tertawa
Gigi palsu loncat ke piring
Pantun 2 Bait Bertema Teka-Teki
Seperti namanya, pantun teka teki biasanya memiliki makna sebuah pertanyaan atau tebakan. Pantun jenis ini digunakan sebagai permainan berbalas pantun secara berpasangan atau berkelompok. Setiap bait pantun mengandung sebuah teka-teki yang harus ditemukan jawabannya.
Tertawa hadirkan suka
Sedih Pun bisa dihitung
Kalau kamu pandai menerka
Hewan apa tidur tergantung
Ke pasar membeli gelang
Paling cantik warna hitam
Siang hari mata nya hilang
Malam datang berubah tajam
Pada contoh pantun yang pertama, kata kunci teka-teki terletak pada bagian isi pantun. Jika diteliti, keduanya memiliki kesamaan yakni berbicara perihal binatang. Jawaban untuk baik pertama adalah kelelawar, yang merupakan binatang dengan posisi tidur terbalik atau bergantung.
Sedangkan bait kedua merujuk pada hewan yang aktif di malam hari. Banyak jenis hewan nocturnal yang bisa dijadikan jawaban. Selain kelelawar, ada pula burung hantu yang tergolong hewan aktif pada malam hari.
Baca Juga: Pantun Adat
Pantun 2 Bait Bertema Agama
Contoh pantun berikutnya memiliki tema agama atau ketuhanan. Pantun jenis ini biasanya memiliki makna nasehat perihal agama, dosa, dan kewajiban sebagai umat manusia kepada Tuhan-nya. Berikut ini adalah salah satu contoh pantun bertema agama.
Di atas tongkat burung bersarang
Burung melayang di angkasa
Di dalam kitab ada terlarang
Jangan sekali berbuat dosa
Burung melayang hingga angkasa
Jatuh tercebur lalu tenggelam
Jangan mencoba berbuat dosa
Wahai kaum yang beragama islam
Makna yang terkandung dalam pantun ini adalah ajakan untuk menghindari perbuatan dosa atau terlarang. Perbuatan dosa bisa membawa pada penyesalan seperti yang dikiaskan dengan kalimat jatuh ke laut namun tenggelam. Pantun ini lebih difokuskan bagi penganut agama Islam, sesuai kalimat yang digunakan.
Pantun 2 Bait Bertema Cita-Cita
Selanjutnya adalah pantun dengan 2 bait yang memiliki tema cita-cita. Tema ini biasanya berisi harapan di masa mendatang. Pantun cita-cita bisa dicontohkan sebagai berikut:
Minyak ikan diikat kawat
Ikannya besar terkena sulap
Banyaklah makan agar kuat
Besarnya nanti jadi pembalap
Buku hilang karena pesulap
Mencari naik di atas ayunan
Memang aku seorang pembalap
Tapi anti naik mobil mainan
Makna dari pantun tersebut adalah keinginan seorang anak pada masa dewasa mendatang. Keinginan menjadi seorang pembalap mobil menjadi cita-cita yang disampaikan pada pantun tersebut.
Pantun 2 Bait Bertema Lingkungan
Meski jarang dijumpai, pantun bertema lingkungan memiliki makna yang mendalam. Biasanya pantun jenis ini berisi pengungkapan perasaan berkaitan dengan kondisi lingkungan di sekitar.
Selain itu, bisa juga bermakna ajakan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Contoh pantun bertema lingkungan seperti di bawah ini:
Hendak tebang kayu ulin
Jangan dilubang berbagai arah
Bumi gersang bencana rutin
Karena hutan habis dijarah
Api menyala rasanya panas
Terik mentari membuat gerah
Hutanku rusak berganti cadas
Air susah hewanpun punah
Baca Juga: Pantun Assalamualaikum
Pantun 2 Bait Bertema Persahabatan
Selain tema cinta atau kisah kasih, tema persahabatan dan berkawan juga tidak kalah populer. Sering digunakan oleh anak muda untuk mengungkapkan perasaan kepada teman dan sahabat karibnya.
Pantun persahabatan biasanya berupa tulisan kerinduan karena lama tidak berjumpa. Contoh pantun bertema persahabatan sebagai berikut:
Lama sudah tak minum jamu
Minumnya dari gelas kaca
Sudah lama kita tak bertemu
Kawan, kapan dapat bersua
Beli kambing hari rabu
Kambingnya jenis etawa
Inget masa kecil dahulu
Kalau bersama ingin ketawa
Bu Lurah pergi belanja
Uangnya letak di dalam saku
Sudah lama tidak bersua
Masih ingatkah dengan diriku
Anget-anget makan tahu
Tahu enak buat kudapan
fMasih ingatkan jaman dulu
Siang-siang main balapan
Penutupan
Itulah sedikit informasi tentang sejarah pantun 2 bait beserta ciri-ciri dan contohnya. Banyak contoh pantun yang bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dengan beragam tema dan makna yang dikandung di dalamnya.
Selain bertujuan untuk menyampaikan sebuah pesan atau makna, penggunaan pantun juga bermanfaat untuk melatih kebiasaan berpikir sebelum berbicara.