Rumah Adat Madura – Apabila mendengar kata Madura pasti tidak akan pernah lepas dari sate ayam dan juga karapan sapi bukan? Tapi, apakah kalian sudah tahu.
Ternyata Madura juga mempunyai rumah adat yang tidak kalah menarik dan juga unik dari provinsi-provinsi sebelumnya loh. Jadi apa sih nama dari rumah adat Madura ini? Yuk simak penjelasannya berikut ini ya!
Filosofi Rumah Adat Madura, Taneyan Lanjhang
Tanean lanjhang merupakan nama dari rumah adat Madura. Dimana Tanean Lanjhang adalah sebuah pemukiman atau kumpulan dari rumah adat Madura yang disusun dari beberapa rumah dan juga masih ada penghuni di dalamnya dalam ikatan keluarga.
Sikap kekeluargaan dari masyarakat Madura masih bisa dirasakan di rumah adat ini, bahkan terdapat satu kelompok rumah yang bisa terdiri dari 2 hingga 10 rumah dan juga bisa dihuni oleh sepuluh keluarga. Wah, sangat banyak bukan?
Hal tersebut memang tidak lepas dari ciri khas masyarakat Madura, yakni mereka selalu menjunjung tinggi akan sikap kekeluargaannya.
Simbol-simbol yang mendukung hal ini bisa dilihat dari rumah adat Madura yang sebagian besar masih terawat dengan rapi dan juga dilestarikan hingga saat ini. Letak rumah adat ini sangat berdekatan dengan lahan garapan dan juga sumber mata air atau sungai.
Ciri Khas Rumah Adat Madura, Tanean Lanjhang
Seperti pada pembahasan sebelum-sebelumnya bahwa setiap rumah pasti mempunyai keunikan dan juga ciri khas masing-masing, salah satunya pada Tanean Lanjhang ini.
Dimana Tanean Lanjhang dapat diartikan sebagai halaman yang panjang, sedangkan secara istilah Tanean Lanjhang adalah halaman depan dari rumah orang Madura yang cukup panjang.
Mereka akan tinggal bersama dalam sebidang tengah dengan deretan rumah yang masih mempunyai relasi keluarga, sanak saudara atau kerabat. Halaman depan dari rumah ini juga terbilang cukup panjang, karena memang halaman termasuk ciri khas dari rumah adat Madura.
Tanean Lanjhang juga terbagi menjadi beberapa komponen, yakni ada rumah induk atau rumah utama, langgar, kandang, dapur dan juga pekarangan atau yang disebut dengan tanean.
Tanean lanjhang termasuk ke dalam salah satu pemukiman dari etnis Madura yang sangat-sangat dijaga sekali oleh setiap penghuni yang ada didalamnya.
Rumah ini tersusun dengan jarak yang lumayan dekat dengan rumah lainnya, biasanya hanya dibatasi oleh pekarangan, dan yang terpenting adalah bahwa rumah ini dekat dengan tanah pertanian dan juga mata air atau sungai.
Seperti yang sudah kita bahas diatas, bahwa rumah adat Madura tersebut dihuni oleh satu keluarga yang masih mempunyai ikatan darah. Dimana biasanya Tanean Lanjhang terdiri dari 5 hingga 8 rumah, dengan pada sekitar rumah kita bisa menemukan berbagai tanaman pohon, baik itu semak-semak, bambu dan masih banyak lagi yang lainnya.
Bambu ini biasanya digunakan sebagai pagar atau pembatas dari rumah dan juga berfungsi sebagai pelindung apabila ada tiupan angin yang sangat kencang.
Untuk pekarangan dari rumah ini tidak dikasih pagar, karena setiap warga lain yang akan berkunjung diharuskan masuk melewati jalan atau pintu yang sudah disediakan.
Hal tersebut juga berlaku pada orang baru, dimana jika mereka tidak melakukan hal tersebut, maka akan dianggap sebagai orang yang tidak mempunyai sopan santun. Rumah adat Madura ini hanya mempunyai satu pintu masuk dan terletak di depan rumah.
Hal tersebut ternyata bertujuan agar para pemilik rumah dapat mengontrol segala aktivitas keluar masuk dari para anggota keluarganya. Pintu ini biasanya juga dihiasi dengan ukiran khas Madura, yakni dengan warna hijau dan merah yang mempunyai makna simbol kesetiaan dan juga perjuangan.
Tanean Lanjhang ini terbentuk dari sejumlah rumah yang disusun secara sejajar dengan rumah induk yang ada pada bagian tengahnya. Rumah induk biasanya akan ditandai dengan dua jengger ayam untuk menghiasi atap rumah adat Madura dengan posisi yang saling berhadapan.
Hiasan tersebut bukan hanya sekedar hiasan, dimana hiasan tersebut mempunyai makna agar para pemilik rumah ini selalu mengingat akan kematian gang pasti akan dialami oleh setiap makhluk hidup.
Biasanya rumah induk atau rumah utama akan ditempati oleh orang tertua dalam keluarga. Orang tertua tersebut disebut dengan kepala somah.
Kepala somah merupakan raja kecil yang ada di dalam Tanean Lanjhang, dimana beliau merupakan pengontrol dari semua kebijakan keluarga terutama yang menyangkut dengan pernikahan.
Bagian Rumah Adat Madura, Tanean Lanjhang
Sama seperti dengan rumah adat yang lainnya, dimana rumah adat Madura juga terbagi menjadi beberapa bagian-bagian yang berbeda. Dimana pada setiap bagian tersebut tentunya mempunyai filosofi dan juga latar belakang yang berbeda. Berikut ini merupakan bagian-bagian dari rumah adat Madura!
-
Halaman atau Tanean
Tanean atau pekarangan merupakan ruangan utama yang ada di tengah-tengah rumah adat Madura. Dimana ruangan ini merupakan ruangan yang terbuka dan mempunyai fungsi sebagai tempat sosialisasi antar sesama anggota keluarga, tempat yang digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Bukan hanya itu, tempat ini juga digunakan sebagai tempat untuk melakukan ritual keluarga, tempat bermain anak dan masih banyak kegiatan lainnya.
Tanean ini mempunyai kelebihan yakni dijadikan sebagai tempat untuk berkomunikasi dan juga mengikat hubungan satu dengan keluarga yang lainnya, dimana peran dari rumah ini menjadi sangat penting karena disinilah kekeluargaan dan juga kebersamaan tersebut dibangun.
-
Tempat Ibadah Langgar
Setiap rumah adat Madura juga pasti dilengkapi dengan mushola. Dimana mushola ini selain dijadikan sebagai tempat untuk beribadah, melainkan juga dijadikan sebagai tempat Kepala somah untuk selalu mengawasi orang-orang yang akan keluar masuk pekarangannya.
Biasanya orang Madura akan menyebut tempat untuk ibadah ini sebagai langgar. Langgar Madura merupakan salah satu ruangan yang sangat penting, karena masyarakat Madura sendiri adalah pemeluk agama Islam yang sangat kuat.
Langgar merupakan simbol dari ketaatan beragama dari masyarakat Madura. Untuk lokasi langgar sendiri berada di sebelah barat, dimana dalam Islam berarti menghadap ke arah kiblat
Selain digunakan sebagai tempat untuk beribadah, langgar juga digunakan untuk menjaga hewan ternak dan digunakan untuk melindungi hasil panen. Langgar ini juga digunakan sebagai pusat kegiatan laki-laki.
Bisa menjadi tempat untuk bekerja pada siang hari, tempat untuk menerima tamu dan juga bisa menjadi tempat beristirahat bagi laki-laki. Langgar juga biasanya digunakan untuk berbagai aktivitas sehari-hari serta sebagai tempat belajar agama bagi para penghuni Tanean Lanjhang.
-
Rumah atau Bangunan Utama
Rumah utama atau bangunan dari rumah adat Madura biasanya akan dihuni oleh orang tertua yang ada pada seluruh keluarga yang berada di kumpulan rumah tersebut.
Dimana jika dilihat dari ukuran, rumah atau bangunan utama biasanya mempunyai ukuran dengan lebar yakni sebesar 6,6 meter dan mempunyai panjang hingga 11 meter.
Cara membedakan bangunan utama dengan bangunan umum lainnya adalah dengan adanya jengger ayam yang digunakan sebagai pembeda nya. Bangunan utama juga biasanya akan terlihat jauh lebih besar dan juga mewah dari pada bangunan yang lainnya.
-
Dapur untuk Memasak
Sedangkan untuk bagian letak dari ruangan dapur biasanya berada di samping atau belakang rumah, baik itu di samping langgar atau bisa juga bersebelahan dengan kandang ternak.
Dapur bukan hanya digunakan sebagai tempat untuk memasak saja, melainkan juga berfungsi sebagai lumbung atau tempat yang digunakan untuk menyimpan hasil panen.
Dapur mempunyai ukuran yang tidak terlalu luas dan biasanya untuk lokasi dari pembangunan dapur ini akan disesuaikan dengan kondisi kebutuhannya.
Pola Bangunan Rumah Adat Madura
Apakah kalian tahu, ternyata untuk membangun pemukiman rumah adat Madura, kamu harus dipastikan telah mengikuti aturan bakunya. Dimana pola pemukiman rumah ini tidak boleh dibangun secara sembarangan.
Karena memang terdapat aturan adat sendiri yang harus selalu dipenuhi agar kehidupan sosial dapat berjalan dengan baik. Bangunan rumah utama harus ditempatkan dengan berjejer dari arah barat ke timur.
Sedangkan pada bagian tengahnya terdapat halaman Tanean, yang kemudian bangunan rumah utama akan ditempatkan pada sisi Utara dan juga Selatan halaman.
Pada bagian barat sendiri terdapat mushola, dimana letaknya persis di tengah dan seakan-akan dijadikan sebagai tempat titik sentral dari pemukiman tersebut.
Letak rumah utama juga harus diatur dengan baik, dengan urutan dari ujung paling barat adalah generasi yang paling tertua, kemudian jika semakin ke timur maka akan semakin muda usianya.
Material Bangunan Rumah Adat Madura
Masyarakat tradisional pada umumnya akan menggunakan bahan material yang berasal dari alam untuk membuat rumah tradisional tersebut. Hal itu ternyata juga berlaku pada masyarakat Madura.
Dimana rumah adat Madura memang dibangun dengan menggunakan bahan-bahan tradisional yang berasal dari hutan yang ada di sekitar pemukiman rumah adat tersebut.
Berikut ini merupakan bahan material yang digunakan untuk membangun rumah adat Tanean Lanjhang!
-
Lantai terbuat dari tanah
Rumah adat ini mempunyai lantai dengan tinggi hingga 40 cm di atas tanah, dimana biasanya lantai tersebut terbuat dari tanah, plesteran dan juga campuran dari bahan yang lainnya seperti terakota.
-
Dinding terbuat dari kayu
Dinding rumah adat ini dibuat dengan menggunakan bahan material seperti kayu, bambu, tembok biasa hingga tabung. Hal tersebut dimaksudkan agar bangunan mempunyai kekuatan struktural yang baik.
-
Pintu terbuat dari kayu
Pintu rumah adat ini pada umumnya dibuat dengan menggunakan bahan material kayu, dimana pada masyarakat dengan ekonomi yang tinggi maka mereka akan menghias pintu tersebut dengan ukiran yang khas Madura, sehingga bisa membuat rumah menjadi lebih mewah dan juga menarik.
-
Atap terbuat dari daun lontar
Atap dari rumah adat ini menggunakan bahan material dari daun lontar, ilalang atau genteng. Hal tersebut tergantung dengan kondisi ekonomi dari keluarga.
-
Langgar terbuat dari kayu
Langgar yang ada pada rumah adat Madura biasanya akan mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan rumah. Biasanya langgar mempunyai struktur seperti rumah panggung dengan tiang setinggi 49 hingga 50 cm dan terbuat dari bambu atau kayu.
Langgar juga mempunyai dinding kanan, kiri dan juga belakang. Dimana dinding tersebut dibuat dari tembok, kayu atau bambu. Dengan atap yang terbuat dari genteng atau daun, untuk tiang penyangga bisa berjumlah empat atau delapan dengan bahan material bambu atau kayu yang sangat kuat.
Bentuk Rumah Adat Madura, Tanean Lanjhang
Bangunan rumah adat Madura bisa dibedakan dari bentuk denah, letak tiang utama dan juga bentuk dari atap. Berikut ini penjelasan dari masing-masing bentuk rumah adat!
-
Berdasarkan Denah
Jika berdasarkan dengan denah, bangunan ini dibagi menjadi slodoran dan sedana. Slodoran ini terdiri dari satu ruangan dengan dua pintu di dalamnya dan sagu beranda dengan satu pintu keluar.
Sedangkan untuk Sedana biasanya mempunyai dua ruangan dan juga dua pintu, tetapi hanya mempunyai satu beranda dengan satu pintu keluar.
Rumah adat ini juga hanya mempunyai satu pintu utama yang ada pada bagian depan. Pintu tersebut digunakan untuk selalu mengawasi atau mengontrol segala aktivitas masuk dan juga keluar rumah dari setiap pada anggota keluarganya.
-
Berdasarkan Letak Tiang Utamanya
Jika berdasarkan dengan letak tiang utamanya, maka bangunan rumah adat ini dibagi menjadi bangsal dan juga pegun. Bangsal mempunyai bentuk serupa dengan joglo Jawa yang terpancing pada kedua sisinya. Sedangkan untuk Pegun sendiri mempunyai bentuk seperti Limas yang menjorok pada bagian depan dan juga belakang.
Kedua jenis tersebut mempunyai struktur empat tiang utama yang sama, tetapi untuk bangsal selalu mempunyai hubungan nok dengan bentuk seperti ekor naga.
-
Berdasarkan Bentuknya
Jika berdasarkan dengan bentuknya, atap rumah adat ini bisa dibedakan menjadi pacenan, jadrih, atau trompesan. Dimana atap paceman berasal dari kata “pa-cina-an” atau seperti pada bangunan cina.
Atap ini akan selalu tampil dalam bentuk rumah dengan tipe bangsal. Dimana hiasan bubungan dapat berupa tanduk atau bisa juga ekor naga.
Jadrih merupakan jenis atap dengan mempunyai dua bubungan, sedangkan trompesan merupakan jenis dari atap yang terdiri dari tiga segmen.
Proses Terbentuknya Pemukiman Rumah Adat Madura
Proses pembentukan rumah pasti akan mempunyai waktu yang cukup lama, hal itu juga berlaku pada rumah adat Madura, dimana pada permukiman tradisional ini membutuhkan waktu yang terbilang sangat lama. Berikut ini merupakan proses pembentukan pemukiman rumah adat Madura!
-
Rumah Induk Tonghuh
Pada proses pertama yakni kita harus membangun rumah induk yang diberi nama Tonghuh terlebih dahulu Rumah ini akan digunakan eh generasi pertama dan juga tertua, dimana ada satu kewajiban yang harus dilakukan
Yakni pada orang tua harus membangunkan rumah bagi anak perempuannya yang sudah menikah, tetapi kadang juga anak laki-laki yang sudah menikah juga harus tetap dibangunkan rumah. nah rumah tersebutlah yang harus ditempatkan di timur rumah induk.
Hal tersebut ternyata terus berlangsung dari generasi ke generasi lainnya, sehingga banyak rumah utama yang terbentuk. Dimana aturan utama untuk membangun rumah didih Utara dan juga selatan halaman harus tetap dijalankan.
-
Rumah Sesepuh Madura
Apabila kalian mencari tata letak dari rumah sesepuh pemukiman ini, maka anda hanya bisa dengan melihat 2 patung jengger ayam yang saling berhadapan.
Selain digunakan sebagai penanda rumah tertua atau sesepuh pemukiman, 2 patung tersebut juga mempunyai filosofi yang mendalam, dimana patung diletakkan dengan saling berhadapan pada kedua ujung atap rumah dengan bentuk yang mirip dengan batu nisan.
Ternyata sesepuh sengaja melakukan hal demikian dengan tujuan agar semua orang selalu mengingat kematian dan mereka juga bisa berharap lebih dekat dengan Allah.
-
Area Sudah Penuh
Rumah ini terbilang cukup unik, dimana satu pemukiman tersebut memang hanya terdiri dari keluarga besar saja, sehingga mereka bisa hidup dengan sistem kekerabatan yang kuat.
Tapi biasanya antara 1 pemukiman dari Tanean Lanjhang dengan yang lain mempunyai jarak cukup jauh, apalagi pada zaman dahulu jarak dari setiap pemukiman dengan pemukiman lainnya bisa mencapai hingga 1 km lebih.
Keunikan Rumah Adat Madura Tanean Lanjhang
Rumah adat pasti mempunyai keunikan yang membedakan dengan rumah adat yang lainnya, berikut ini merupakan keunikan dari rumah adat Madura!
-
Tata Pemukiman yang Rapi
Tanean Lanjhang merupakan sebuah pemukiman yang terbilang sangat teratur dan juga rapi. Meskipun bentuk dari bangunan ini terbilang cukup sederhana, tetapi para penghuninya hidup dengan damai dalam prinsip sebagai keluarga besar.
-
Seluruh Kegiatan Masyarakat di Lakukan di Rumah
Pada pemukiman ini selalu digunakan untuk berbagai kegiatan yang akan dilakukan dengan bersama-sama, baik itu memasak, panen, menjemur hasil panen hingga pesta rakyat karena semuanya dilakukan dengan rasa kekeluargaan.
-
Tata Kelola Pemukiman yang Unik
Rumah adat Tanean Lanjhang juga mempunyai dapur umum, kamar mandi dan juga Mushola yang bisa digunakan secara bersama-sama. Bangunan ini harus ditempatkan sesuai dengan ketentuan. Dimana mushola dan langgar yang mempunyai sifat suci akan ditempatkan pada bagian barat, sedangkan dapur atau kandang yang kotor harus diletakkan pada bagian tepi timur.
-
Punya Aula Multifungsi
Seperti yang kita tahu, bahwa halaman rumah ini pasti digunakan sebagai tempat untuk berkumpulnya para anggota masyarakat. Dimana berbagai macam kegiatan penting bisa dilakukan disini, bahkan dari keseharian masyarakat yang kebanyakan adalah petani juga dilakukan di tempat ini.
Orang juga bertanya
Apa nama rumah adat Madura?
Apa keunikan rumah adat di Madura?
Apa baju adat Madura?
Apa alat musik Madura?
Penutup
Demikianlah penjelasan mengenai rumah adat Madura yakni rumah Tanean Lanjhang, semoga penjelasan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian mengenai rumah adat yang berada di Madura.
Semoga penjelasan ini juga dapat dipahami dengan baik!
Rumah Adat Madura
Sumber Refrensi:
@https://www.rumah.com/panduan-properti/rumah-adat-madura-46946
@https://ruangarsitek.id/rumah-adat-madura/