Senjata Tradisional Jawa Barat – Jawa Barat merupakan wilayah yang luas yang mempunyai perpaduan suku Sunda dengan keindahan alamnya. Suku Sunda memiliki berbagai penemuan dan juga pengembangan yang dapat dilakukan untuk bisa beradaptasi dengan suku-suku tetangga lainnya.
Penemuan dan juga pengembangan tersebut bisa meliputi bidang persenjataan tradisional . Sehingga pengembangan senjata tradisional Jawa Barat sebagian besar dilakukan oleh suku Sunda. Lalu apa saja macam-macam senjata tradisional Jawa Barat? Simak penjelasannya dibawah ini!
Macam-Macam Senjata Tradisional Jawa Barat
Jawa Barat merupakan provinsi yang terletak pada Pulau Jawa bagian barat, dimana berbatasan dengan Provinsi Banten beserta DKI Jakarta.
Provinsi Jawa Barat juga ternyata masih mempunyai senjata tradisional yang masih eksis hingga sekarang. Lalu apa saja macam-macam Senjata Tradisional Jawa Barat dan seperti apa gambarnya? Simak penjelasannya!
No | Senjata Tradisional Jawa Barat |
1 | Kujang |
2 | Bedog |
3 | Patik |
4 | Congkrang |
5 | Ani-ani (Ketam) |
6 | Sulimat |
7 | Gacok |
8 | Bajra dan Gada |
9 | Balincong |
10 | Baliung |
11 | Arit |
-
Kujang
Kujang merupakan salah satu senjata tradisional Jawa barat yang pada awalnya mempunyai bentuk seperti kudi. Kudi merupakan benda yang digunakan sebagai perkakas untuk pertanian, tetapi karena zaman yang terus berkembang maka kudi sudah dialihkan menjadi senjata tradisional.
Senjata tradisional ini ternyata sudah dibuat dengan banyak variasi. Dimana variasi tersebut merupakan esensi dari ajaran budaya Sunda dengan bentuk burung atau bentuk unggas, bentuk binatang berkaki empat dan juga berbentuk katak.
Dengan adanya variasi tersebut maka kujang mempunyai kelompok penamaan yang beragam dengan sesuai bentuk flora atau bentuk fauna dalam kebudayaan Sunda. Misalnya adalah Kujang Jago, Kujang Badak, Kujang Kuntul, Kujang Naga dan masih banyak lainnya.
Lalu apa yang dimaksud dengan Kujang Ciung? Kujang Ciung merupakan salah satu senjata yang populer dan juga sudah dianggap sebagai senjata yang khas dari Jawa Barat. Kujang ini juga mempunyai bentuk bilang dengan nilai estetika ujung yang runcing.
Fungsi Kujang
Fungsi dari senjata ini juga ternyata tergantung dengan ukuran bilahnya. Jika bilah mempunyai ukuran 10 hingga 15 cm maka senjata tersebut digolongkan menjadi kujang Pajimatan atau jimat, jika bilah ukuran 20 hingga 35 cm maka senjata termasuk dalam kategori kujang pusaka.
Jika kujang mempunyai bilah dengan panjang 40 hingga 50 cm maka termasuk kedalam kategori kujang pakarang yang mempunyai fungsi sebagai mata tombak Kujang juga mempunyai beberapa fungsi lain, diantaranya adalah sebagai berikut.
- Digunakan sebagai lambang atau simbol seperti logo pemerintah atau logo organisasi
- Bisa digunakan untuk peralatan pertanian, hal tersebut berdasarkan dari naskah kuno Sanghyang. Masyarakat Sunda biasanya akan menggunakan senjata ini untuk menebang kayu, memangkas tumbuhan dan nyacar atau bisa juga disebut sebagai pemangkas
- Bisa digunakan untuk hiasan atau pajangan. Senjata ini biasanya bisa dilihat dari tembok rumah warga Sunda.
- Kujang pusaka merupakan senjata yang digunakan untuk perang. Kujang pusaka bisa digunakan sebagai lambang keagungan dan juga perlindungan
Bagian Kujang
Senjata tradisional kujang juga mempunyai berbagai bagian-bagian. Bagian-bagian tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
- Papatuk atau Congo. Bagian tersebut berada di ujung kujang dengan bentuk yang menyerupai panah. Biasanya papatuk kujang berfungsi untuk mencongkel.
- Seluk atau Silih. Bagian tersebut berada pada bagian punggung yang berfungsi untuk mencabik tubuh dari musuh.
- Tadah. Berupa lengkungan yang menonjol pada bagian perut dengan bagian depan yang runcing. Pada bagian ini berfungsi untuk menusuk tubuh dari lawan.
- Mata. Pada bagian pengging kujang tersebut mempunyai lubang-lubang yang kecil dengan jumlah sekitar 5 hingga 9. Tetapi jika kujang tersebut tidak terdapat lubang atau mata, maka senjata ini akan disebut sebagai kujang buta.
- Tonggong. Bagian tersebut merupakan bagian yang tajam pada punggung kujang
- Paksi. Paksi merupakan cincin atau ring yang ada pada bagian belakang kujang dengan bentuk yang lancip
- Selut. Selut merupakan ring yang ada pada pegangan kujang atau ujung dari gagang.
- Combong. Merupakan lubang yang ada pada bagian gagang kujang.
- Ganja atau Landaian. Bagian tersebut merupakan sudut runcing dengan arah ke ujung kujang.
- Kowak. Kowak merupakan sarung dari senjata yang berasal dari bahan kayu samida dan juga mempunyai aroma yang khas
- Bagian yang terakhir adalah pamor. Pamor merupakan bagian yang berbentuk seperti baris-baris sulangkar atau bintik yang tergambar pada kujang. Biasanya pamor berfungsi sebagai nilai artistik dan juga sebagai tempat penyimpanan dari racun.
-
Bedog
Bedog merupakan senjata tradisional Jawa Barat yang mempunyai ukuran lebih besar dari pisau, tetapi lebih pendek dari pedang dengan bilang yang tebal dan juga lebar, senjata ini juga terbuat dari logam. Tetapi pada saat ini, biasanya pengrajin akan menggunakan bahan baku yang terbuat dari lempengan per bekas dari mobil.
Kegunaan Senjata Bedog
Kegunaan dari senjata bedog terbagi menjadi dua macam yakni
- Bedog gawe atau perkakas yang berguna untuk keperluan rumah tangga seperti bertani.
- Bedong soren atau pakarang yang biasanya digunakan dalam seni bela diri atau sikat sebagai pegangan pendekar atau jawara.
Fungsi Senjata Bedog
Fungsi simbolis tersebut digunakan untuk mengangkat harkat martabat pemiliknya. Sedangkan untuk fungsi estetisnya adalah digunakan sebagai benda koleksi. Dan yang terakhir untuk fungsi ekonominya adalah untuk memberikan mata pencaharian dari masyarakat setempat.
Biasanya senjata tradisional Sunda ini terkenal dengan penamaan yang bertujuan untuk menghilangkan kesan menyeramkan dari senjata ini. Nama tersebut adalah “Salam Tunggal” nama tersebut mempunyai makna “walaupun kita membawa bedog, namun keselamatan tetap harus dilakukan dengan berserah diri kepada yang Maha Tunggal”.
Cara Memperoleh Bedog
Jika ingin memperoleh senjata tradisional ini, maka ada beberapa cara yang bisa dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut.
- Bisa dengan cara membelinya di pasar, toko atau pada pedagang keliling. Biasanya bedog yang dijual dengan cara ini adalah bedog dengan tujuan sebagai perkakas rumah tangga.
- Bisa dengan cara memesan senjata melalui pengrajin atau orang yang kompeten dan mengetahui tentang senjata tersebut. Biasanya cara ini dilakukan jika bedog akan digunakan sebagai properti atau sorenan.
- Bisa dilakukan dari pemberian seseorang, orang tua, kakek atau nenek moyang. Biasanya senjata yang diperoleh dari cara ini bukan ditujukan untuk pertunjukkan kepada umum, melainkan hanya dibuat sebagai simpanan.
- Dengan cara gaib. Senjata ini bisa didapat dari cara gaib dan hanya bisa dimiliki oleh orang tertentu saja.
Jenis Bedog atau Golok
Senjata tradisional bedog juga mempunyai beberapa jenis bentuk. Berikut ini merupakan beberapa jenis bentuk besok atau golok dengan fungsinya.
- Bedog Gagaplok. Biasanya digunakan untuk memotong dan juga menyabit rumput atau tanaman lainnya di kebun.
- Bedog atau Golok Pamencitan. Bedong ini mempunyai ukuran dengan panjang berkisar 25 hingga 27 cm dengan lebar mencapai 3 cm. Senjata ini berasal dari kata peuncit, dimana dalam bahasa Sunda mempunyai arti sembelih. Sehingga biasanya bedok jenis ini digunakan untuk menyembelih hewan.
- Bedog atau Golok Pamoroan atau internasional survival golok. Biasanya golok ini mempunyai ukuran antara 40 hingga 50 cm dengan lebar mencapai 3,5 cm. Biasanya senjata jenis ini digunakan untuk berburu.
- Bedog atau Golok Tani. Biasanya senjata ini mempunyai panjang antara 25 hingga 30 cm dengan lebar sekitar 4 cm. Jika dilihat dari namanya maka biasanya masyarakat Sunda memakainya untuk kegiatan hal yang berhubungan dengan pertanian dan juga perkebunan.
- Bedog atau Golok Pamugeulan. Bedog ini mempunyai panjang antara 23 hingga 24,5 cm dengan lebar yang dimiliki sekitar 6 cm. Biasanya masyarakat akan menggunakan senjata tradisional ini untuk kegiatan-kegiatan barat, seperti menebang pohon. Hal tersebut didukung dengan bentuk golok yang cukup besar.
- Bedog atau Golok Sotogayot. Bedog ini mempunyai panjang antara 25 hingga 27 cm dengan lebar yakni 6 cm. Biasanya masyarakat Sunda akan menggunakan senjata ini untuk memotong bambu atau pengerjaan material dari bambu.
- Bedog atau Golok Dapur. Bedok ini mempunyai ukuran sebesar 20 hingga 23 cm dengan lebar yakni 4 cm. Jika dilihat dari namanya adalah “dapur”, maka sudah dapat disimpulkan bahwa masyarakat Sunda akan menggunakan senjata ini untuk keperluan dapur seperti memasak atau memotong bahan bakar.
- Golok Panguseupan. Golok ini mempunyai panjang sekitar 17 hingga 2 cm dengan lebar yang dimiliki yakni 3 cm. Ngusep berasal dari bahasa Sunda dengan arti “memancing” sehingga golok ini biasanya digunakan untuk memancing di sungai atau di laut.
- Bedog atau golok yang terakhir adalah Bedog Cepot. Bedog ini mempunyai ukuran yakni antara 15 hingga 17 cm dengan lebar yang dimiliki diatas 9 cm. Biasanya golok ini digunakan untuk membelah.
Bagian-Bagian Bedog
Bedog atau golok juga mempunyai beberapa bagian-bagian didalamnya. Berikut ini merupakan bagian-bagian dari senjata bedog.
- Gagang dari bedog atau golok biasanya dinamakan parah
- Bagian paling utama dari senjata ini adalah wilah yang terbuat dari baja atau besi.
- Pada parah atau pada bagian gagang yang ditancapkan disebut dengan pangkal
- Bagian tajam dari senjata ini disebut dengan beuteung, sedangkan pada bagian tumpul disebut dengan tonggong.
- Pada wilah terdapat ujung yang disebut dengan Congo.
- Sedangkan untuk sarung bedog atau golok tersebut dinamakan serangka
-
Patik
Patik merupakan senjata tradisional Jawa Barat jika dalam bahasa Indonesia mempunyai arti kapak. Hal ini dikarenakan patik mempunyai bentuk yang tidak jauh berbeda dengan kapak modern yang ada pada perkotaan.
Biasanya senjata tradisional ini digunakan oleh masyarakat untuk menebang pohon. Dimana pada zaman dahulu, nenek moyang dari suku Sunda menggunakan patik sebagai alat untuk melakukan ekspansi. Apa sih yang dimaksud dengan ekspansi?
Ekspansi yang dimaksud adalah membuka wilayah baru yang dilakukan dengan cara membuka hutan. Bukan hanya itu kegunaan dari patik yang masih bertahan hingga saat ini adalah dijadikan sebagai alat untuk mencari kayu bakar atau melakukan pekerjaan yang memiliki sifat berat lainnya.
Senjata ini dibuat dari bahan besi yang kokoh dan juga tajam pada bagian ujungnya. Biasanya patik memiliki gagang dengan ukuran yang panjang sekitar 30 hingga 35 cm. Sedangkan untuk bilah pada ujung senjata ini mempunyai panjang sekitar 10 cm dengan ketebalan mencapai 4 cm.
Kelebihan dari senjata tradisional Jawa Barat patuk adalah efektivitas tenaganya. Sehingga meskipun patik termasuk kedalam perkakas kelas berat, tapi patuk sangat efisien untuk membantu masyarakat melakukan pekerjaannya pada bidang perhutanan dan juga pertanian.
Senjata ini juga termasuk kedalam senjata tradisional yang sangat populer dan digemari oleh masyarakat Sunda. Sehingga mayoritas dari para petani dan juga pencari kayu pada sebagian besar pedesaan akan menggunakan patik sebagai senjata yang digunakannya.
-
Congkrang
Congkrang merupakan salah satu senjata tradisional Jawa Barat yang mempunyai bentuk seperti cangkul tetapi dengan ukuran yang dimiliki jauh lebih kecil. Senjata ini pada umumnya tidak mempunyai keruncingan atau ketajaman, hal ini dikarenakan pada senjata tradisional ini tidak digunakan sebagai alat untuk bertempur.
Senjata tradisional congkrang mempunyai kegunaan utama yakni digunakan untuk membentuk menyiangi rumput yang ada pada tanah. Bukan hanya itu, senjata ini juga digunakan untuk membersihkan rumput atau tanaman liar yang ada pada area persawahan atau pada pekarangan rumah.
Senjata congkrang juga mempunyai beberapa keistimewaan diantaranya adalah mampu menggaruk rumput hingga akarnya. Sehingga meskipun alat tersebut tidak mempunyai sisi ketahanan, tetapi senjata tersebut masih bisa terus diasah dengan menggunakan kali. Sehingga masyarakat tidak perlu susah-susah untuk mencabut rumput atau tanaman liar yang mengganggu.
Senjata tradisional ini sudah ada sejak zaman kuno dan juga masih menjadi perkakas untuk berkebun yang digunakan oleh para kaum hawa untuk membantu suaminya.
-
Ani-ani (Ketam)
Ani-ani atau jika dalam bahasa Sunda akan dikenal dengan nama etem atau ketam. Senjata ini merupakan senjata tradisional Jawa Barat yang digunakan untuk memanen padi. Biasanya senjata ini akan berbentuk seperti pisau kecil yang bisa disembunyikan pada telapak tangan.
Senjata tradisional ini digunakan untuk memanen padi dulunya menjadi pilihan, hal tersebut karena adanya perkembangan kepercayaan bahwa masyarakat Sunda dan juga masyarakat Jawa tidak diperbolehkan untuk menggunakan golok dan arit.
Dalam kepercayaan tersebut dipercaya bahwa Desi Padi dan Nyai Pohaci Sang Hyang Sri mempunyai watak halus dan juga lembut akan merasa ketakutan jika melihat senjata yang tajam seperti golok atau arit. Sehingga jika Dewi tersebut merasa takut, maka hasil panen padi yang diperoleh akan tidak berkualitas.
Bukan hanya itu, masyarakat Sunda juga masih mengamalkan kepercayaan bahwa padi tersebut merupakan perwujudan dari Dewi Sri. Sehingga perlakuan halus kepada padi harus selalu dilakukan atau wajib dilakukan para petani.
Padi tersebut dilarang dipanen dengan menggunakan cara dibabat secara membabi buta. Sampai saat ini kepercayaan tersebut masih bisa kita saksikan melalui acara tahunan yang diadakan, yakni pada tradisi Seren Taun yang akan dilakukan pada masa-masa panen.
Jika padi dipanen dengan batang yang ikut dipotong, maka pekerjaan tersebut akan menjadi melelahkan, bukan hanya itu jika memotong padi dengan batangnya juga akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Sehingga disaat itulah para petani harus menggunakan senjata ani-ani untuk membantunya. Tetapi senjata ini masih mempunyai kekurangan yakni membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus ada ketelitian dalam memanen setiap gagangnya.
-
Sulimat
Sulimat merupakan senjata tradisional Jawa Barat yang dibuat untuk membantu pekerjaan pada bidang perkebunan, terutama pada industri kelapa. Senjata ini biasanya digunakan untuk merobek atau mengupas kulit dari buah kelapa.
Senjata tradisional ini mempunyai 2 sisi yakni sisi yang horizontal dan juga sisi yang vertikal. Sisi horizontal akan ditancapkan pada tanah dengan tujuan sebagai pijakan atau alas, sedangkan pada sisi yang vertikal akan dihadapkan ke atas hak tersebut karena pada sisi ini akan digunakan untuk memisahkan antara buah kelapa dan juga serabutnya.
Senjata tradisional ini sudah jarang ditemukan, padahal kegunaan dari senjata ini sangatlah membantu untuk melakukan pekerjaan dalam mengupas buah kelapa menjadi lebih cepat.
Seperti contohnya pada acara pernikahan akan membutuhkan jumlah kelapa yang banyak, sehingga perlu banyak orang untuk mengupas kulitnya jika menggunakan golok. Sedangkan jika menggunakan sulimat maka pengelupasan kelapa akan lebih efisien.
Bahan yang digunakan untuk membuat sulimat adalah besi yang disambung sehingga akan menghasilkan 2 sisi senjata seperti yang sudah disebutkan pada penjelasan diatas. Tetapi karena perkembangan zaman maka senjata ini juga sudah semakin langka untuk ditemui dan menjadi salah satu senjata tradisional Sunda yang paling langkah.
-
Gacok
Gacok merupakan senjata tradisional Jawa Barat yang mempunyai bentuk ujungnya seperti garpu besar. Senjata ini biasanya digunakan dalam bidang pertanian dan juga pada bidang peternakan. Biasanya akan digunakan untuk mengumpulkan rumput kering, membersihkan kandang dan jiga merapikan jemuran gabah.
Senjata tradisional ini mempunyai gagang dengan bentuk yang menyerupai cangkul. Tetapi perbedaannya senjata ini yakni gacok tidak dapat digunakan untuk mengambil tanah. Berbeda dengan cangkul.
Senjata tradisional ini juga termasuk kedalam senjata yang populer pada kalangan petani. Selain dari harganya yang relatif lebih terjangkau. Senjata ini juga sangatlah ringan sehingga sangat menghemat tenaga dan mudah untuk digunakan.
-
Bajra dan Gada
Bajra dan Gada merupakan senjata tradisional Jawa Barat yang digunakan sebagai alat perlawanan mengusir para penjajah pada saat zaman pra kemerdekaan. Bentuk dari senjata ini adalah senjata yang digunakan dengan cara diayunkan atau dipukulkan.
Senjata tradisional ini biasanya akan dimodifikasi sesuai dengan keperluan dari penggunanya. Pada saat itu pernah juga ditemukan senjata gada yang dipenuhi paku pada bagian ujungnya, sehingga luka yang akan ditimbulkan dari gada dan juga bajra tidak boleh disepelekan.
Jika dalam pertempuran dekat, maka musuh yang dipukul akan mendapatkan luka dan juga pendarahan yang sangat fatal bahkan bisa juga mendapatkan kebocoran pada kepala nya.
Pada zaman dahulu, senjata ini banyak ditemukan karena memang bahan yang digunakan sangatlah mudah. Yakni bisa dari kayu keras seperti kayu jati, atau besi-besian. Tetapi karena seiring perkembangan zaman, maka senjata ini sudah sangatlah langkah dan biasanya keberadaan dari senjata ini hanya bisa dijumpai pada museum-museum saja.
-
Balincong
@asyraafahmadi.com
Balincong merupakan senjata tradisional Jawa Barat yang mempunyai bentuk seperti kapak dengan 2 sisi yang tajam. Biasanya senjata ini digunakan untuk membantu pekerjaan dalam bidang perkebunan dan juga pertanian. Sehingga senjata balincong termasuk kedalam salah satu senjata populer oleh masyarakat pedesaan sekitar.
Senjata tradisional ini dibuat dari bahan besi pada ujungnya. Sedangkan pada bagian gagangnya dibuat dari bahan kayu. Ujung balincong sendiri mempunyai 2 sisi dengan mata senjata yang sama tajamnya.
Jika senjata tersebut dilihat secara sekilas, maka senjata akan mirip dengan cangkul. Tetapi balincong tidak mempunyai sisi mata senjata yang pipih dan melebar.
Untuk kegunaan dari senjata balincong adalah digunakan sebagai alat penggali tanah dan juga memecahkan batu-batuan yang ada di ladang. Senjata ini juga bermanfaat dalam pekerjaan seperti pada pembuatan saluran irigasi pada sawah, memperkuat aliran sungai dan masih banyak lagi.
Jenis Balincong
Balincong terbagi menjadi 2 jenis yakni
- Balincong panjang. Balincong ini biasanya akan mempunyai panjang sekitar 52 cm dengan lebar mencapai 10 cm dengan bentuk yang horizontal. Balincong jenis ini biasanya akan digunakan dalam pekerjaan yang sangat berat.
- Balincong kecil. Balincong ini mempunyai ukuran panjang yakni sekitar 38 cm dengan lebar pipihnya 6 cm. Biasanya senjata ini digunakan sebagai senjata alternatif kebutuhan kerja lainnya.
-
Baliung
@i1.wp.comwww.silontong.com
Baliung merupakan senjata tradisional Jawa Barat yang mempunyai bentuk seperti kapak modern. Biasanya senjata ini digunakan untuk menebang pohon yang mempunyai ukuran besar.
Sebenarnya pada daerah-daerah lainnya masih ada senjata yang mirip dengan baliung, hanya berbeda pada nama dan juga penyebutannya saja.
Senjata tradisional ini mempunyai panjang yakni 30 hingga 35 cm pada bagian gagangnya. Gagang dari senjata ini terlihat sangatlah tebal dan juga berat, hal tersebut dikarenakan tingkat tekanan dan juga daya tebang dari senjata ini sangatlah besar.
Bukan hanya itu, senjata ini juga mempunyai sisi yang tajam dan juga mempunyai ketebalan sehingga mampu untuk menggores kulit pohon yang keras. Hingga saat ini, senjata ini juga masih banyak digunakan oleh masyarakat terutama untuk membantu pekerjaan pada bidang perhutanan.
-
Arit
@www.tagar.id
Arit merupakan salah satu senjata tradisional Jawa Barat yang masih eksis hingga sekarang. Arit merupakan senjata tradisional dengan bentuk seperti bulan sabit dan juga mempunyai fungsi yakni digunakan untuk mencari rumput atau senjata lainnya.
Di beberapa daerah lainnya, masih banyak berbagai macam jenis senjata tradisional yang mempunyai bentuk seperti Arit. Seperti pada senjata tradisional Madura yakni celurit atau pada senjata tradisional Betawi yang disebut sebagai sabit.
Penutup
Demikianlah pembahasan tentang senjata tradisional Jawa Barat, dimana pada wilayah ini masih banyak dijumpai beberapa senjata yang masih bisa digunakan sampai senjata yang jarang ditemui.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan juga dapat dipahami dengan baik bagi para pembaca!
Senjata Tradisional Jawa Barat
Sumber Refrensi:
@https://tambahpinter.com/senjata-tradisional-jawa-barat/
@https://lenteramata.com/senjata-tradisional-jawa-barat/
@https://hidupsimpel.com/senjata-tradisional-jawa-barat/