Senjata Tradisional Sulawesi Tengah – Indonesia memiliki keanekaragaman warisan budaya, salah satu warisan leluhur kita adalah berupa senjata tradisional.
Di provinsi Sulawesi Tengah, terdapat beberapa senjata tradisional. Senjata tradisional Sulawesi Tengah memiliki keunikan dan ciri khas yang menjadi simbol daerah tersebut.
Pada artikel kali ini, kita akan mengulik sejumlah senjata tradisional yang dimiliki Sulawesi Tengah. Apa saja senjata khas Sulawesi Tengah? Untuk mengetahui jawabannya, mari kita simak artikel ini selengkapnya.
Macam-macam Senjata Tradisional Sulawesi Tengah
Senjata tradisional khas Sulawesi Tengah beraneka ragam sebagaimana daerah lain di Nusantara. Senjata tradisional khas Sulawesi Tengah yang populer sampai sekarang dan masih bisa kita saksikan antara lain : Pasatimpo, Guma, Cakalele dan Tombak Kanjae. Berikut adalah penjelasannya secara rinci.
No | Senjata Tradisional Sulawesi Tengah |
1 | Guma |
2 | Cakalele |
3 | Sumpitan |
4 | Pasatimpo |
5 | Tombak Kanjae (Surampa) |
-
Guma
guma merupakan salah satu jenis senjata tradisional khas Sulawesi Tengah yang tergolong ke dalam parang panjang. Senjata guma merupakan senjata turun temurun sejak zaman dahulu.
Senjata guma sangatlah unik, karena senjata itu mata bilahnya tidak terbuat dari logam besi, baja, atau semacamnya, melainkan terbuat dari batu keras. Pada bagian pangkal parang ini diberi ukiran berbentuk kepala manusia.
Sehingga menambah nilai keindahan bagi senjata ini. Selain menambah nilai estetik, ukiran kepala manusia itu dipercaya mampu menambah unsur magis senjata tajam itu.
Guma memiliki hubungan kuat dengan sang pemilik. Ketika akan datang mara bahaya, senjata berjenis parang ini akan memberikan sinyal sebagai tanda kepada sang pemilik parang Guma. Sehingga parang Guma dapat dipercaya mampu melindungi tuan pemiliknya.
Kegunaan Senjata Guma
Selain itu, ada beberapa kegunaan parang guma dalam suatu upacara adat Sulawesi Tengah, yaitu:
- Sebagai pelengkap mahar pengantin wanita dari kalangan bangsawan dalam upacara Nebulae.
- Alat persembahan pengantin pria pada upacara perkawinan Noboti.
- Sebagai tanda tamu dipersilahkan memasuki lokasi upacara pada upacara adat Topeaju.
- Senjata untuk memotong kambing pada upacara Balia.
- Simbol tradisi melepas tanggung jawab dari seorang ayah kepada anak kandung laki-lakinya dalam upacara Mobau.
- Senjata peneman mayat pada upacara kematian.
Jenis-jenis Guma
Senjata Guma khas Sulawesi Tengah dibagi menjadi dua macam, yaitu:
- Guma Tadulako
Guma jenis pertama biasa disebut dengan Guma Tadulako. Guma merupakan senjata pusaka. Guma jenis ini digolongkan sebagai Guma Sakti. Guma jenis ini juga diwariskan kepada ahli waris sang pemilik secara turun temurun.
Guma Tadulako mampu mendeteksi musuh meski masih dari jarak jauh. Guma ini tiba-tiba tergeletak di tengah pintu rumah sang pemilik apabila ada bahaya datang dari musuh.
Pada upacara adat Sulawesi Tengah, akan ada satu pria yang menggunakan Guma Tadulako sebagai syarat berlangsungnya upacara. Guma ini berukuran panjang sampai mencapai 1 meter.
- Guma Madika
Guma jenis kedua adalah Guma Madika. Guma jenis ini merupakan guma yang digunakan untuk kegiatan pertanian dan berkebun. Guma termasuk jenis senjata yang wajib dimiliki setiap masyarakat Sulawesi Tengah, bahkan setiap kali keluar rumah senjata ini juga diselempangkan di pinggang.
-
Cakalele
Senjata tradisional khas Sulawesi Tengah selanjutnya adalah senjata Cakalele. Senjata ini merupakan senjata yang berbentuk menyerupai perisai. Cakalele biasanya dibuat dari bahan kayu yang dilapisi dengan sekeping besi tipis.
Cakalele berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk melindungi diri dari serangan lawan pada saat perang berlangsung. Cara menggunakan senjata ini adalah dengan menggerakkan kerah lawan untuk menangkis serangan dari musuh.
-
Sumpitan
Sumpitan merupakan salah satu senjata tradisional yang berasal dari desa Porelea, Sulawesi Tengah. Sumpit biasanya dibuat dari bahan bambu yang pipih dengan ukuran panjang sekitar 3 meter dengan diameter lingkarannya sekitar 2 sampai 3 cm.
Bambu yang biasa digunakan sebagai bahan senjata adalah jenis bambu yang bernama ‘wolowulu’. Sedangkan, anak sumpit (damek) terbuat dari bambu atau kayu pelawi yang berbentuk silinder panjang, dan salah satu ujung anak sumpit dibuat runcing dan diberi racun yang mematikan sasaran.
Menurut masyarakat etnis Dayak Lundayeh, racun yang diberikan pada ujung sumpit disebut dengan parir. Racun tersebut berasal dari tumbuh-tumbuhan hutan tertentu atau dapat juga dari serpihan karat besi tua, getah pohon ipo, lemon, abu tembakau kering, serta bisa ular.
Cara menggunakan sumpitan adalah dengan cara ditiup dan bisa mencapai 200 meter. Senjata ini terkenal bagi masyarakat dayak, karena dahulu digunakan berperang untuk melawan bangsa kolonial Belanda yang datang ke Sulawesi Tengah.
Saat ini senjata sumpitan lebih banyak digunakan sebagai cabang olahraga dan diperlombakan. Olahraga Sumpitan termasuk ke dalam jenis cabang memanah dan menembak. Perlombaan ini tidak hanya akrab dimainkan di tanah air, bahkan sampai ke Jepang dengan dinaungi oleh Internasional Fukiyado Association (IFA).
-
Pasatimpo
Senjata tradisional khas Sulawesi Tengah selanjutnya adalah Pasatimpo. Salah satu ciri khas senjata Pasatimpo adalah memiliki gagang keris yang bengkok ke arah bawah. Pasatimpo memiliki ukuran panjang mencapai 30 cm dan terdapat tali pada sarung senjata tersebut.
Dahulu, senjata khas Sulawesi Tengah ini biasa digunakan pada upacara adat, seperti pada acara ritual penyembuh. Karena kekuatan mistis yang diyakini masyarakat setempat, senjata ini mampu mengusir roh jahat.
Sementara itu, pada umumnya senjata Pasatimpo juga digunakan sebagai alat perlindungan diri, alat memotong hewan, dan memotong kayu bakar.
Sekarang ini, senjata bersejarah ini lebih sering digunakan sebagai pelengkap pakaian adat yang dikenakan pada saat tari kepahlawanan Sulawesi Selatan. Masyarakat meyakini bahwa dengan membawa senjata ini saat menari mampu menambah rasa percaya diri bagi para penari adat.
-
Tombak Kanjae (Surampa)
Senjata tradisional khas Sulawesi Tengah selanjutnya adalah tombak Kanjae. Tombak ini juga biasa dikenal dengan sebutan Surampa. Senjata ini merupakan senjata yang tergolong senjata panjang.
Tombak Kanjae berbentuk tombak bermata tiga dan menyerupai senjata trisula. Meski memiliki kemiripan, kedua senjata ini memiliki perbedaan. Pada kedua ujung Surampa terdapat mata pisau, yaitu bagian salah satu ujung terdapat tombak dengan 3 mata pisau dan pada bagian ujung yang lain terdapat 1 mata pisau tajam.
Selain itu, Tombak Surampa juga memiliki 3 mata pisau yang berbeda dengan senjata trisula. Pada tombak Surampa berbentuk lekukan yang meruncing di bagian ujung mata pisau. Sedangkan pada tombak trisula lebih cenderung lurus dan runcing.
Dahulu, tombak Kanjae sering dipakai masyarakat Sulawesi Tengah sebagai senjata utama prajurit kerajaan. Tombak Kanjae biasanya digunakan sebagai senjata perang. Di sisi lain, senjata ini juga digunakan sebagai senjata berburu hewan di hutan.
Penutup
Demikian uraian kelima senjata tradisional khas Sulawesi Tengah yang telah Romadecade tulis buat kamu. Senjata Tradisional khas Sulawesi Tengah merupakan beberapa senjata di antara keragaman senjata tradisional yang ada Indonesia.
Senjata-senjata tradisional ini merupakan warisan kekayaan yang harus kita jaga bersama-sama agar tidak hilang begitu saja.
Salah satu cara menjaga dan melestarikan budaya kita adalah dengan terus mengenal budaya-budaya kita. Oleh karena itu, yuk baca-baca artikel lainnya di Romadecade agar semakin mengenal budaya warisan bangsa kita, Indonesia.
Senjata Tradisional Sulawesi Tengah
Sumber Refrensi:
@https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20210906200058-241-690547/mengenal-guma-dan-senjata-tradisional-khas-sulawesi-tengah
@https://www.sejarah-negara.com/senjata-tradisional-sulawesi-tengah/
@https://failfaire.org/senjata-tradisional-sulawesi-tengah/
@https://gpswisataindonesia.info/senjata-tradisional-sulawesi-tengah/