Tari Gorontalo -Gorontalo terletak di Pulau Sulawesi dan menjadi provinsi baru tanggal 22 Desember 2000. Meskipun begitu, Gorontalo kaya akan adat dan budayanya, salah satunya yaitu seni tarinya.
Kemudian, tari Gorontalo sendiri sangatlah beragam, mulai dari tari klasik hingga tari kreasi modern. Bahkan, tarian tersebut sangat populer di Indonesia dan seringkali dipentaskan di berbagai acara.
Pasalnya, tarian asal Gorontalo ini memiliki ciri khas tersendiri yang daerah lain tidak memilikinya. Sebelum mengetahui beragam tari Gorontalo, ketahui dulu seperti apa ciri khasnya, berikut ini:
Ciri Khas Tari Gorontalo
Sama seperti tari tradisional asal daerah lain di Indonesia, tarian di Gorontalo juga memiliki karakteristik khas tersebut. Karakteristik tersebutlah yang membuat tarian ini begitu tersohor di nusantara maupun mancanegara. Misalnya, keunikan tarian asal Gorontalo ini seringkali diawali dengan tempo yang lambat.
Namun, lama kelamaan tempo musik akan semakin cepat dan gerakan menari mengikuti irama iringan musiknya. Kemudian, semua anggota tubuh ikut menari membuat tarian ini begitu semarak dan menarik untuk disaksikan.
Gerakannya sangat dinamis dan bervariasi, mengikuti irama musiknya. Selain itu, seringkali tariannya menceritakan kehidupan muda mudi Gorontalo yang ceria dan penuh kebahagiaan.
Baca Juga: Tari Hudoq
Ragam Jenis Tari Gorontalo
Di atas telah diketahui bagaimana ciri khas maupun karakteristik dari tarian asal Gorontalo. Ciri khas tersebut umumnya melekat di tarian-tariannya dan menambah daya tarik tersendiri. Jika penasaran apa saja ragam jenis tari Gorontalo, dibawah ini adalah alasannya:
1. Tari Dana Dana
Asal mula tarian ini adalah dari kata daya dayango yang mempunyai arti yakni menggerakkan semua anggota tubuh sambil berjalan. Tarian yang seringkali ditarikan oleh 2 hingga 4 penari laki-laki ini akan diiringi oleh musik gambus.
Kemudian, ada juga alat musik lain yang menyertainya yakni rebana dan tema lagu yang dimainkan yaitu bertemakan nasehat kehidupan dan juga percintaan remaja.
Penari yang menarikan tarian ini harus menggerakan bagian tubuh dengan dinamis, menarik, dan lincah dengan tempo yang cepat. Dari gerakan dan maknanya, tarian ini termasuk dalam tarian pergaulan di masyarakat.
Selain itu, tarian ini juga memiliki arti sebagai sarana penyampaian pesan yang erat kaitannya dengan Agama Islam.
Ada dua fungsi pada tarian ini, yaitu sebagai tari penyambutan dan tari perayaan. Pasalnya, tarian ini kerap kali digelar untuk menyambut para tamu dan juga dipentaskan saat adanya hari besar Gorontalo.
Seiring berkembangnya zaman, tarian ini memiliki 2 versi, yakni versi klasik dan versi modern. Pada masa dahulu, penari tarian ini hanya boleh laki-laki dan kini penari perempuan pun boleh menarikan tarian ini.
Kemudian, perbedaan lainnya terletak pada formasi, gerakan, kostum dan jumlah penarinya, namun substansinya tidak meninggalkan keasliannya.
2. Tari Saronde
Pada awalnya, tarian ini terinspirasi dari tradisi pernikahan adat Gorontalo. Oleh karena itu, biasanya tarian ini dilakukan oleh laki-laki dengan wali maupun orang tua dihadapan calon istri.
Ketika menari, calon pengantin laki-laki akan memberikan lirikan ke calon pengantin perempuan. Sementara calon pengantin perempuan akan memperlihatkan jika dirinya juga memperhatikan calon pengantin laki-laki tersebut.
Hingga saat ini, tari Gorontalo ini masih dipertahankan dan sering kali digelar pada adat pernikahan. Pasalnya, selain menghibur, tarian ini juga sarat akan makna. Tarian yang dilakukan oleh penari laki-laki serta perempuan ini umumnya terdiri dari 3 hingga 6 pasang penari. Gerakan tarian saronde didominasi dengan mengayunkan tangan dan kaki ke depan secara bergantian.
3. Tari Biteya
Keunikan dari tarian ini adalah jumlah penarinya yang banyak. Bahkan, pernah dalam satu pergelaran, terdapat 400 penari yang menarikan tarian ini. Tari ini berasal dari kata Bite yang artinya dayung. Pasalnya, tarian ini mengisahkan tentang bagaimana budaya kerja keras masyarakat Gorontalo ketika mencari ikan di laut.
Tarian yang diciptakan oleh Umar Djafar ini biasanya ditarikan oleh 5 hingga 7 pasang penari laki-laki dan perempuan. Untuk para penari, semuanya mengenakan pakaian khas nelayan dan warna kostum didominasi oleh warna merah.
Selain itu, tarian ini juga dipentaskan sebagai bentuk rasa syukur atas karunia Tuhan dan seringkali dipentaskan di berbagai pergelaran maupun untuk penyambutan tamu.
Baca Juga: Tari Indang
4. Tari Polopalo
Kata Palo sendiri adalah berasal dari nama alat musik khas Gorontalo yang bentuknya panjang seperti pedang dan terbuat dari bambu. Untuk bisa menghasilkan bunyi, kalo dipukul bersama palo lainnya.
Dinamakan palo palo karena tarian ini menggunakan properti palo palo dan menghasilkan bunyi yang khas Tarian ini kini terdapat dua jenis, yaitu tarian klasik dan modern. Perbedaan yang mencolok terletak pada jumlah penari dan iringan musiknya.
Untuk tari polopalo klasik, hanya dilakukan oleh penari tunggal dan iringan musiknya dimainkan sendiri. Sementara palo palo modern, termasuk dalam tari kelompok dan menggunakan iringan musik khas Gorontalo.
5. Tari Langga
Ini adalah tari Gorontalo yang termasuk dalam jenis tari beladiri. Pasalnya, gerakan tarian ini sangat erat kaitannya dengan upacara adat dan beberapa aktivitas sehari-hari masyarakat Gorontalo. Misalnya, yakni berkebun, memanjat pohon kelapa, menyebrangi sungai, dan lain-lain.
Kemudian, tarian ini tidak memiliki pakem yang pasti karena tiap wilayah Gorontalo memiliki ciri serta karakteristik yang berbeda-beda.
Namun, itulah yang menjadikan tarian ini begitu unik di antara tari tradisional lainnya. Selain menjadi tarian, tari Langga juga termasuk olahraga tradisional bagi masyarakat Gorontalo. Mereka kerap mengadu ketangkasannya melalui tari ini.
6. Tari Langga Buwa
Mirip seperti tari tradisional sebelumnya, tari Gorontalo ini berawal dari seni bela diri tradisional Gorontalo. Kata Langga sendiri artinya yakni beladiri masyarakat Gorontalo sedangkan Buwa artinya adalah perempuan. Tarian yang diciptakan oleh Muraji Bareki ini menggambarkan bagaimana aktivitas beladiri perempuan.
Penciptaan tarian ini terinspirasi dari sosok perempuan yang menjadi pelanggan perempuan pertama di Gorontalo. Beliau mampu membuktikan jika ketangkasan langga bisa juga dilakukan oleh perempuan.
Dengan begitu, tarian ini juga dijadikan sebagai ekspresi seni dan modifikasi dari tari Langga. Keunikan dari tarian ini terletak pada gerakannya, yakni bagaimana gerakan tari langga laki-laki menjadi gerakan tari perempuan. Oleh karena itu, tarian yang dilakukan perempuan ini bisa juga mengangkat tema kesetaraan gender.
Baca Juga: Tari Jaipong
7. Tari Tidi
Ini termasuk dalam tarian klasik dan sudah ada sejak zaman kerajaan Raja Eyato tahun 1672, yakni ketika Islam sangat Berjaya di Kerajaan Gorontalo.
Oleh karena itu, baik gerakan, formasi, property, dan juga busananya tidak boleh diubah-ubah karena memiliki filosofis yang dalam. Misalnya, untuk busana penarinya memiliki 4 keterikatan, yakni keterikatan ketika menjalin kekerabatan antar keluarga dan masyarakat serta keterikatan dalam menjalankan syariat Islam.
Kemudian, keterikatan dalam pergaulan keseharian dan keterikatan sebagai ratu rumah tangga. Tari Gorontalo ini memiliki 7 jenis yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Misalnya, pada tidi lo o’ayabu, salah satu propertinya yaitu kipas. Hal ini menyimbolkan ketegaran seorang perempuan dalam berumah tangga, yakni ketika melayani suami dan mengurusi anak-anaknya.
Kemudian, pada tidi tibango, mengisahkan tentang bagaimana seorang perempuan menghadapi berbagai rintangan dalam berumah tangga. Sedangkan untuk tidi da’a biasanya dilakukan oleh calon pengantin perempuan sebagai ucapan maaf yang ditujukan pada kedua orang tua atas segala perbuatan yang dilakukan.
8. Tari Elengge
Asal nama tari Gorontalo ini adalah dari bunyi alu, yaitu alat untuk menumbuk padi. Terdapat sisipan sepotong kayu di ujung alu dan pada lubang yang bentuknya segi empat.
Ketika digerakkan saat menumbuk, akan berbunyi moelengge atau ele elenggengiyo dalam bahasa Gorontalo.Tarian yang diciptakan oleh Koem Eraku ini mengutamakan kebersamaan serta persatuan.
Pasalnya, tarian ini mengisahkan tentang bagaimana remaja saling bergotong royong ketika menumbuk padi menggunakan alu secara bersama-sama. Dengan begitu, makna dari tarian ini adalah saat mengerjakan sesuatu, sebaiknya dilakukan secara gotong royong.
9. Tari Linde
Gorontalo juga memiliki tari kreasi populer, yakni tari linde. Tari ini terinspirasi dari aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat Gorontalo sehari-hari.
Selain itu, tarian ini juga menceritakan tentang pergaulan remaja di Gorontalo yang berlandaskan adat Bersendikan Sara sara Sara Bersendikan Kitabullah.
Asal nama tarian ini diambil dari sebutan daun silar yang sudah dilipat dan dijadikan mainan anak-anak. Para penari laki-laki akan memegang tempurung kelapa, sedangkan penari perempuan akan memegang property pengganti daun silar.
10. Tari Dayango
Nama lain dari tari Gorontalo ini yaitu Wumbungo dan merupakan salah satu tarian kreatif Gorontalo. Tarian yang dikembangkan di masyarakat ini awalnya hanya dilakukan ketika upacara pemujaan roh-roh halus.
Namun, hanya kalangan masyarakat tertentu dan tinggal di pedesaan saja yang masih melakukannya. Di kalangan tersebut, tarian tradisional ini masih lestari dan berkembang.
Arti wumbungo sendiri dalam bahasa Gorontalo adalah tarian pemujaan pada roh-roh halus dan berasal dari kata Ma Wumbu-Wumbungo. Para tubuh penari akan gemetar karena dirasuki roh halus. Penari tarian ini tidak hanya para pria tetapi juga bisa dilakukan oleh perempuan.
Umumnya tarian ini dilakukan secara berkelompok dan berpasangan dan jumlahnya bisa 8 penari atau lebih. Selain busana tari, properti tarian ini adalah kain pengikat kepala dan ikat pinggang. Karena tarian ini menggunakan gendang sebagai iringan musiknya, gerakan para penari pun mengikuti iringan gendang.
11. Tari Marwas
Ini merupakan tari Gorontalo yang diciptakan oleh Hj. Farha Daulima sebagai koreografer dan Darman Bau sebagai penata tari pada tahun 2005. Tarian ini dinamakan Marwas karena menggunakan alat musik khas Gorontalo yakni marwas.
Adapun iringan musik tarian ini adalah disco bhatara dan liriknya yang bernama GODAIN berasal dari kata Gorontalo, Dangdut, dan India.
Sedangkan iringan lagunya berjudul Tutuhu Hawu yang artinya puntung rokok. Pasalnya, tarian ini menggambarkan keceriaan muda mudi Gorontalo yang menyambut kehidupan di masa depan. Tarian ini termasuk dalam tarian hiburan dan juga campuran antara tari tradisional dan modern.
Tari marwas dilakukan oleh tiga hingga lima pasang penari remaja sehingga termasuk dalam tari kelompok. Fungsi dari tarian ini sebagai sarana hiburan untuk memotivasi para remaja untuk tetap bersemangat membangun daerahnya.
Penutup Artikel Tari Gorontalo
Itulah ulasan yang menarik tentang ciri khas tari Gorontalo yang bisa dijadikan referensi. Kemudian, Gorontalo juga memiliki beragam tarian tradisional yang masih lestari hingga kini. Semua tarian di atas juga sering digelar di beberapa pertunjukan, baik ajang nasional maupun internasional.