Tari Lego Lego – Provinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya di kabupaten Alor memiliki tradisi yang terus dilaksanakan hingga saat ini. Tradisi tersebut adalah tari Lego-Lego yang kerap dipakai sebagai bentuk sambutan untuk tamu penting.
Sebagaimana diketahui, setiap tarian daerah memiliki keistimewaannya sendiri. Begitu pun tari daerah Lego-lego, berikut informasi untuk disimak:
Asal Tari Lego Lego
Kabupaten Alor dikenal dengan sebutan Negeri 1.000 Moko, berkat alat musiknya yang legendaris. Selain digunakan sebagai alat musik, Moko yang berasal dari perunggu ini juga kerap dipakai sebagai mas kawin dan membayar denda.
Alat musik Moko juga dimanfaatkan sebagai iring-iringan dalam tarian daerah Lego-lego. Kesenian ini berasal dari NTT, tepatnya di kabupaten Alor.
Mendengar kata ‘Lego’ mungkin pembaca akan langsung membayangkan permainan anak-anak. Meski berasal dari kata yang sama, tetapi Lego yang dimaksud dalam pembahasan ini berbeda.
Tarian daerah ini dimainkan baik pria maupun wanita secara masal, sehingga akan sangat ramai. Formasi khusus yang terlihat dari tari Lego-lego yaitu posisi bergandengan tangan dan melingkar.
Baca Juga: Tari Legong
Sejarah Tarian Lego Lego
Kesenian daerah Alor secara turun-temurun diwariskan oleh masyarakat, sehingga sampai saat ini masih bisa disaksikan langsung. Mulanya, tari Lego-lego dimainkan dalam upacara adat sebagai wujud rasa syukur.
Bentuk rasa syukur tersebut ditampilkan dengan cara bergandengan tangan dan mengelilingi Mezbah. Para penari juga akan menyanyikan lagu pujian pada Tuhan dengan kompak.
Mesbah merupakan benda khusus yang keberadaannya telah disakralkan oleh penduduk Alor. Adanya Mesbah menjadi ciri khusus yang membedakan antara Lego-lego dengan jenis tarian daerah lainnya.
Lego-lego selain dimainkan bersama dengan iringan alat musik, terkadang juga hanya diiringi nyanyian saja dengan gemerincing gelang kaki. Pelaksanaannya di tiap daerah mungkin juga berbeda-beda.
Properti Tari Lego Lego
Tarian daerah Lego-lego juga membutuhkan properti khusus yang dipakai oleh setiap penari. Mulai dari alat musik, busana, dan aksesoris yang akan membuat penampilan para penari lebih menarik dan kompak.
Seluruh properti ini bukanlah sebuah keharusan. Terkadang ada pula pertunjukkan yang hanya menggunakan sebagian properti saja. Berikut sejumlah properti yang umum digunakan dalam tari Lego-lego:
1. Gong
Dalam memainkan tarian daerah Alor, penari akan diiringi alat musik berupa gong. Alat musik ini berupa lingkaran yang dibunyikan dengan cara dipukul menggunakan palu khusus.
Ukuran gong bermacam-macam, ada yang besar hingga perlu diangkat oleh dua orang dan ada pula yang kecil. Meski demikian, ada pula tarian Lego-lego yang dimainkan tanpa alat musik apa pun.
2. Moko
Alat musik ini hampir menyerupai kendang, ukurannya dibuat berbeda-beda. Biasanya Moko dibuat dari tembaga, perunggu, maupun kuningan. Sejak dulu, Moko kerap dimanfaatkan oleh masyarakat Alor sebagai alat barter.
Kepemilikan Moko bagi masyarakat Alor bisa menunjukkan status sosial, itulah sebabnya alat musik ini juga kerap digunakan sebagai mahar pernikahan yang berharga.
3. Kain Tenun Khas Alor
Tidak ada kostum khusus yang perlu dikenakan saat pelaksanaan tari Lego-lego. Tetapi, pada umumnya setiap penari akan mengenakan busana yang terbuat dari kain tenun khas Alor.
Tenunan ini memiliki ciri khas berupa penggunaan motif kenari, sebab pulau tersebut juga dikenal dengan julukan ‘Pulau Kenari’. Pengrajin kain tenun sangat banyak di Kupang dan daerah NTT lain, sehingga tidak akan sulit untuk menemukan kain tenun khas Alor.
4 Busana Adat
Penari Lego-lego umumnya mengenakan busana adat saat kesenian digelar. Untuk laki-laki busana adat akan dipadukan dengan penutup kepala, sehingga menjadi lebih rapi.
Sedangkan penari wanita umumnya membiarkan rambut terurai ketika memainkan tarian Lego-lego. Tentu saja busana adat Alor akan dikombinasikan bersama aksesoris lainnya.
5. Ikat Kepala
Aksesoris berupa ikat kepala umumnya dikenakan oleh penari laki-laki, namun tidak menutup kemungkinan bila penari wanita juga mengenakannya. Tetapi keduanya memiliki desain yang berbeda.
Untuk wanita, ikat kepala yang dipakai berbentuk V dan terdiri dari perpaduan warna merah, hitam, dan putih. Agar semakin menarik, biasanya juga ditambahkan aksesoris gelang, anting, dan kalung.
Di sisi lain, ikat kepala untuk pria hampir menyerupai mahkota. Agar lebih eksentrik biasanya ditambahkan dasi serta perhiasan di bagian lengan.
Adapun pembuatan ikat kepala pria berasal dari kain merah, lem lilin, karpet, dan beberapa helai bulu unggas. Kombinasi properti tersebut membuat tari Lego-lego yang dimainkan semakin terlihat serasi dan menarik.
6. Gelang Kaki
Properti ini sangat dibutuhkan oleh penari Lego-lego, baik yang menggunakan iringan musik maupun tidak. Gelang kaki yang dipakai berguna untuk menghasilkan suara gemerincing saat penari berjalan.
Tentu saja akan lebih mudah untuk menyesuaikan langkah setiap penari berkat adanya gelang tersebut. Mengingat bahwa tarian daerah Lego-lego selalu dimainkan secara massal.
Baca Juga: Tari Leleng
Pola Lantai Lego Lego
Tarian Lego-lego dimainkan bersamaan dengan iringan musik moko dan gong. Gerakan yang terbentuk diantara penari adalah melingkar mengelilingi Mezbah.
Penari akan menari dengan tempo yang lambat maupun cepat sesuai dengan musik. Bila menyaksikan tarian tersebut, maka pola lantai yang terbentuk yaitu pola garis melengkung. Penerapan pola ini memberikan kesan persaudaraan di antara para penari.
Baca Juga: Tari Lenggang Nyai
Gerakan Tari Lego Lego
Tarian tradisional Lego-lego tidak menerapkan gerakan yang terlalu rumit. Secara umum, gerakan yang akan ditampilkan berupa gerak kaki maju dan mundur.
Kemudian berpindah posisi ke kanan dan berganti ke kiri. Meski hanya berupa gerakan sederhana, tarian tersebut membutuhkan kekompakan. Terlebih tarian Lego-lego dimainkan oleh banyak penari.
Apabila ada gerakan yang temponya tidak sama, maka penonton akan mengetahuinya lewat suara gelang kaki. Tanpa adanya kekompakan, maka suara yang dihasilkan akan rancu.
Di samping itu, situasi ini memungkinkan penari kehilangan keseimbangan dan mungkin terjatuh. Pada dasarnya setiap wilayah di Alor memiliki gaya tersendiri dalam menampilkan tarian daerah Lego-lego.
Keunikan Tari Lego Lego
Berdasarkan catatan sejarah, sejak dulu masyarakat Alor kerap melaksanakan pekerjaan dengan cara gotong royong. Setelah pekerjaan selesai, maka penduduk akan mengelilingi Mezbah untuk mengucapkan syukur sambil menyanyikan pujian pada Tuhan.
Adat inilah yang kemudian dikenal sebagai tradisi tari Lego-lego sampai saat ini. Sehingga, rasa kegembiraan tersebut dituangkan dalam bentuk tarian.
Keunikan tari Lego-lego terlihat dari banyaknya jumlah orang-orang yang menari mengikuti irama musik. Bahkan tarian ini tidak memandang jenis kelamin, baik wanita maupun pria bisa nurut memainkannya.
Agar menghasilkan gerakan yang kompak, maka penari harus berlatih dan berkonsentrasi penuh. Dengan demikian, sangat jelas terlihat kebersamaan diantara masyarakat Alor.
Fungsi Tari Lego Lego
Persembahan tari Lego-lego tentu sangat dinantikan oleh masyarakat. Tarian daerah ini tidak sebatas untuk ajang hiburan saja.
Melainkan banyak fungsi tarian Lego-lego yang membuatnya patut dilestarikan sebagai keberagaman budaya Indonesia. Berikut penjelasan beberapa fungsi dari tarian daerah Lego-lego sebagai tambahan wawasan bagi pembaca:
1. Sebagai Bentuk Penyambutan Tamu
Tarian Lego-lego lebih sering dilaksanakan ketika ada festival atau acara besar tertentu. Tujuannya untuk menyambut tamu yang menghadiri acara tersebut.
Kegiatan ini dilakukan sebagai usaha untuk mengenalkan budaya masyarakat Alor kepada warga asing yang berkunjung dari daerah maupun negara lain. Tarian tersebut juga menunjukkan bahwa masyarakat Alor sangat ramah dalam menyambut tamu.
2. Sebagai Ungkapan Rasa Kegembiraan Setelah Memperoleh Keberhasilan
Tarian Lego-lego juga kerap dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur setelah masyarakat memperoleh keberhasilan. Misalnya ketika diberikan kelancaran dalam memanen hasil bumi yang sudah dirawat sejak lama.
Tidak hanya itu, tari Lego-lego juga dimainkan ketika sedang melaksanakan upacara pernikahan. Tarian ini berfungsi untuk menyambut kehadiran tamu undangan.
Selain acara pernikahan, tarian daerah khas Alor dulunya juga dimainkan ketika menyambut kedatangan pasukan perang. Para penari akan bergerak melingkar dengan kompak sembari menyanyikan pujian.
Aktivitas ini merupakan bentuk ungkapan kegembiraan masyarakat Alor atas segala keberhasilan yang diterima. Sehingga setiap orang akan bersukacita saat menari Lego-lego.
3. Aktualisasi Kebersamaan Masyarakat
Gerakan bergandeng tangan yang dilakukan saat menari Lego-lego merupakan aktualisasi persatuan seluruh masyarakat Alor.
Kegiatan ini mencerminkan semangat gotong royong sebagaimana makna dari tarian Lego-lego. Dengan demikian, melestarikan tarian daerah tersebut termasuk dalam salah satu usaha melestarikan budaya gotong royong.
4. Sebagai Salah Satu Sambutan Dalam Acara Sunna Hada
Salah satu budaya yang masih dilaksanakan oleh masyarakat Alor yaitu acara Sunna Hada. Ini merupakan tradisi sunat massal yang diselenggarakan berdasarkan periode tertentu.
Adapun anak-anak yang boleh mengikutinya yaitu anak laki-laki berusia 4-10 tahun. Pelaksanaannya melibatkan beberapa suku, dalam acara tersebut masyarakat juga akan menari tarian Lego-lego.
5. Bentuk Rasa Syukur Atas Hasil Panen
Seperti diketahui, masyarakat Alor sebagian besar mempunyai pekerjaan di bidang pertanian. Banyak penduduk yang fokus dalam mengelola ladang yang ditanami dengan kacang-kacangan, padi, ubi, jagung, dan sorgum.
Ketika musim panen tiba, maka rasa syukur akan dituangkan ke dalam puji-pujian yang dibacakan saat melaksanakan tarian Lego-lego.
Penutup Artikel Tari Lego Lego
Demikian pembahasan tentang tari Lego-lego, tarian daerah khas masyarakat Alor yang sampai saat ini terus dilestarikan oleh masyarakat. Tidak sedikit tradisi di Indonesia yang tetap dijunjung tinggi oleh bangsa ini.
Meski bukan berasal dari Alor, pembaca juga bisa melestarikan semangat kebersamaan dengan melaksanakan budaya yang berkembang di daerah masing-masing.