Tari Legong – Jenis tarian yang dimiliki Bali memang tergolong banyak dan beragam. Tari Legong adalah salah satu jenis tarian yang bisa dipelajari.
Golongan tari tradisional ini tentunya memiliki beragam keunikan di dalamnya. Bagi yang sedang belajar tentang tarian ini, maka akan ada banyak komponen pendukung yang bisa dibahas di dalamnya. Mulai dari sejarah, properti, keunikan, hingga fungsinya secara keseluruhan memang layak untuk ditelisik.
Semua hal tersebut secara menyeluruh akan dijabarkan secara mendalam pada uraian kali ini. Penasaran dengan penjelasannya? Simak semua pembahasan yang ada di bawah ini secara mendetail:
Asal Tari Legong
Tarian Legong adalah jenis tarian yang berasal dari Bali. Karena berasal dari Bali, maka komponen gerakan dan aspek lainnya juga menyesuaikan.
Termasuk gerakan dalam tariannya, juga masuk dalam jajaran budaya Bali secara menyeluruh. Dengan adanya fakta ini, maka bisa dipahami bahwa pelestarian budaya Bali ada di dalamnya.
Meski tarian yang secara struktural berasal dari Bali ada banyak ragam, namun Tarian Legong ini masih menjadi salah satu yang mendominasi dan populer.
Hal ini dikarenakan aspek budaya Bali di dalamnya masih sangat kental dan menyeluruh. Oleh sebab itu, penonton yang melihat pagelaran tarian ini akan merasakan unsur budayanya secara mendalam.
Baca Juga: Tari Leleng
Sejarah Tari Legong
Proses penciptaan Tari Legong ini termasuk yang terunik. Sejarah mencatat jika tarian ini berkembang dan tercipta di lingkungan kerajaan. Hal inilah yang membuat tarian ini masuk dalam jenis tarian sakral yang sangat diperhitungkan keberadaannya. Proses penciptaannya sendiri tergolong sangat panjang dan rumit.
Awalnya, Pangeran Sukowati yang sedang sakit memiliki mimpi tentang dua penari dengan pakaian adat. Pada mimpinya, penari yang melakukan gerakan terlihat anggun dan membuat Pangeran Sukowati sangat tertarik. Setelah sembuh, ia akhirnya berusaha untuk merealisasikan tarian ini dalam kehidupan nyata,
Metode yang dipakai oleh Pangeran Sukowati adalah dengan merekam serangkaian adegan dalam mimpinya. Proses ini dilakukan dengan bantuan pemimpin adat yang ada pada masa itu. Proses ini akhirnya bisa diselesaikan dengan menyeluruh. Saat Pangeran Sukowati benar-benar sembuh dari sakit, ia akhirnya mengajarkan gerakannya kepada wanita di kerajaan.
Kemudian, pada abad ke-18 tarian ini terus digalakkan dan terus dikembangkan sampai abad ke-19. Proses penyebaran dan pembelajaran tarian ini terus dilakukan secara menyeluruh. Akhirnya, tarian ini bisa dilihat dan ditonton berbagai pihak sebagai media hiburan yang menarik dan lengkap dengan unsur budaya Bali-nya.
Properti Tari Legong
Secara menyeluruh, properti Tari Legong terdiri dari beberapa bagian. Komponen properti yang ada dalam daftar ini juga wajib ada saat pertunjukan dilangsungkan. Jika salah satu komponennya tidak ada, maka tarian ini tidak bisa dikatakan lengkap. Untuk mengetahui detail komponennya, simak daftar yang ada di bawah ini:
1. Gelungan
Komponen pertama yang masuk jajaran properti adalah gelungan. Namun, gelungan ini berbeda dengan gelungan dari tarian Jawa. Secara khusus, gelungan dari Tarian Legong terdiri dari berbagai komponen dari janur berbentuk mahkota. Selain itu, ditambah juga berbagai komponen pendukung lain dengan penuh warna.
2. Kipas Tangan
Kipas tangan juga masuk dalam properti lainnya. Komponen kipas ini wajib ada dan wajib dipakai oleh penari. Dengan kehadiran kipas ini, maka ciri khas dari Tarian Legong akan terlihat. Umumnya, warna dari kipas ini mencolok dan terlihat mengkilap. Hal ini mencari ciri lain dari kipas yang akan dipakai oleh penari.
3. Udeng
Udeng juga menjadi properti lainnya. Namun khusus untuk Tarian Legong ini, udeng yang dipakai memiliki bentuk yang berbeda. Bagian belakang udeng yang dipakai penari umumnya memiliki bentuk segitiga yang unik. Udeng jenis ini biasa dinamai dengan udeng perpindahan yang memiliki ciri khas tertentu.
4. Kembang Goyang
Sesuai dengan namanya, properti satu ini terdiri dari rangkaian bunga yang berwarna putih. Sedangkan pada bagian ujungnya, ada bunga warna merah yang mencolok.
Penari memasang komponen ini di bagian kepala. Saat melakukan gerakan tari, maka kembang goyang juga akan bergerak mengikuti gerakan kepala.
5. Mahkota Kepala
Mahkota kepala juga tidak boleh ketinggalan. Komponen properti yang satu ini wajib dipakai oleh penari. Secara khusus, warna dari mahkota ini akan mencolok karena memiliki warna emas secara keseluruhan. Saat dipakai oleh penari, warna dari mahkota ini akan menambah kesan mewah dan megah pada penari.
6. Badong
Selanjutnya ada badong yang dipakai di bagian leher penari. Pembuatan badog sendiri tergolong unik karena memanfaatkan bahan kulit hewan.
Tujuan penggunaan badong ini adalah untuk menutupi bagian bawah leher hingga dada atas. Selain itu, kehadiran badong ini juga bisa menambah kesan mewah pada penari.
7. Gelang
Sama seperti badong, gelang juga masuk dalam komponen properti lainnya. Gelang ini akan dipakai di kedua pergelangan tangan penari.
Berat dari gelangnya sendiri tidak seberapa, sehingga tidak menyusahkan pergerakan tangan penari. Selain itu, gelang ini juga memiliki ukiran khas yang mengangkat unsur Bali di dalamnya.
Baca Juga: Tari Lenggang Nyai
Pola Lantai Tari Legong
Pola lantai yang ditampilkan dalam Tari Legong juga tergolong bervariasi. Ada beberapa jenis yang dipakai, mulai dari pola lantai melengkung, melingkar, dan persegi panjang. Namun secara menyeluruh, pola lantai yang paling sering dimanfaatkan adalah pola lantai lurus yang mengatur dua penari utama.
Penggunaan pola lantai ini secara keseluruhan disesuaikan dengan jalan cerita yang diangkat dalam tarian. Dua penari utama dalam tarian ini akan sering melakukan gerakan berhadapan. Oleh sebab itu, pola lurus akan menjadi yang paling dominan untuk dipakai. Namun tetap, pola lainnya juga mencolok dalam tarian.
Hal ini secara menyeluruh memberikan ragam yang unik dalam tariannya. Dengan kombinasi pola lantai yang menyeluruh ini, gerakan dan pergerakan penari juga bisa selaras dan menarik di berbagai bagiannya. Semakin ditonton, maka akan semakin menarik karena semua komponennya akan berpadu dengan selaras.
Baca Juga: Tari Lengger
Gerakan Tari Legong
Pada pertunjukannya, Tari Legong ini menghadirkan beberapa jenis gerakan tertentu. Setiap gerakan yang ada tentunya bisa memberikan penggambaran dan makna tertentu.
Secara khusus, tarian ini memiliki tiga gerakan dasar yang pasti ditampilkan. Untuk mengetahui detail gerakannya, simak uraian di bawah ini:
1. Gerakan Tandang
Gerakan pertama yang akan ditampilkan bernama gerakan tandang. Secara khusus, gerakan tandang ini merupakan kombinasi dari gerakan menunduk, berjalan, ngelikas, berdiri, nitip, geleog, nyeregseg, nayog, dan yang lainnya. Dengan adanya kombinasi ini, maka bisa dipastikan gerakan yang muncul akan sangat beragam.
2. Gerakan Agam
Selanjutnya ada juga gerakan yang dinamai dengan gerakan agam. Berbeda dengan gerakan tandang yang fokus pada arah gerak penari, gerakan agam lebih fokus pada gerakan mimik wajah penari. Dengan adanya gerakan ini, maka ekspresi wajah penari bisa terlihat dengan jelas sebagai penggambaran tarian.
3. Gerakan Tangkep
Gerakan yang ketiga adalah gerakan tangkep. Pada penggunaannya, gerakan ini masih berkaitan erat dengan gerakan agam. Namun, dalam gerakan tangkap semua detail akan lebih diperhatikan.
Misalnya gerakan mata, leher, dan jemari, semuanya akan masuk dalam komponen gerakan tangkep yang mendetail ini.
Keunikan Tari Legong
Sama seperti jenis tarian tradisional lainnya, Tari Legong ini juga memiliki beberapa jenis keunikan. Dengan adanya keunikan ini, maka bisa dijadikan komponen pembeda dengan jenis tarian lainnya.
Setidaknya ada lima keunikan utama yang muncul dalam tarian ini. Berikut daftar lengkapnya beserta detail pembahasan yang diperlukan:
1. Memiliki Julukan Lain
Keunikan yang pertama adalah pada julukannya. Tarian Legong ini juga memiliki nama lain yang biasa disebut dengan Legong Keraton. Tidak banyak tarian yang memiliki nama lain, maka dari itu ini bisa dijadikan keunikan tersendiri. Alasan penamaan ini karena Tarian Legong berkembang dan sering dimanfaatkan untuk acara keraton.
2. Penarinya Memiliki Aturan Tertentu
Selain memiliki julukan lain, keunikan tarian ini ada pada penarinya. Khusus tarian ini, penari yang masuk dalam pertunjukan harus masih gadis dan tidak boleh yang sudah menikah. Hal ini merupakan komponen syarat wajib yang harus dipenuhi. Selain itu, penarinya juga tidak boleh menstruasi saat menarikan tarian ini dalam pertunjukan.
3. Jumlah Penari Hanya Dua
Sesuai dengan kisah yang dihadirkan tentang cinta Putri Rangkesari dan Pangeran Lasem, maka jumlah penari dari tarian ini juga hanya dua.
Hal ini sudah menjadi suatu ketentuan yang tidak bisa diganggu-gugat dalam kemunculannya. Oleh sebab itu, jumlah penarinya juga akan menyesuaikan komponen cerita yang sudah diangkat.
4. Ditampilkan di Waktu Tertentu Saja
Tarian ini juga tidak bisa ditampilkan di semua waktu. Jika mengikuti aturan awal, maka tarian ini hanya akan ditampilkan di waktu bulan purnama tiba.
Hal ini tentu saja tergolong unik karena tidak semua tarian memiliki aturan serupa. Namun seiring berkembangnya zaman, aturan ini mulai sedikit ditinggalkan dan tarian ini mulai ditampilkan di berbagai waktu berbeda.
5. Tarian Bali yang Paling Awal
Jika dibandingkan dengan tarian Bali lain seperti Tari Kecak dan Tari Pendet, Tarian Legong merupakan yang paling awal muncul. Hal ini menjadikan tarian ini sebagai salah satu yang tertua di jajaran tarian Bali. Dengan perkembangan tarian yang menyeluruh, akhirnya tarian awal ini dikenal oleh masyarakat secara luas.
Fungsi Tari Legong
Jika menilik fungsi dari Tari Legong, maka bisa dijabarkan sebagai tarian keagamaan. Pada awal pembentukannya, tarian ini secara fungsional dipakai dalam berbagai acara kerajaan.
Misalnya dalam ritual tertentu, penyambutan tamu kerajaan, hingga hiburan untuk kaum elit yang ada di kerajaan pada zaman dulu.
Hal ini membuat Tarian Legong masuk dalam tarian sakral yang harus diperhitungkan keberadaannya. Bahkan sampai saat ini, tarian ini masih menjadi salah satu tarian yang dijaga kehadirannya di Puri Agung Peliatan.
Sehingga, tradisi dari tarian ini secara keseluruhan masih terjaga dan masih bisa dilihat hingga sekarang. Namun seiring berkembangnya zaman, menjadi komponen hiburan di kerajaan bukan menjadi satu-satunya fungsi dari tarian ini.
Saat ini, Tarian Legong juga mulai dipentaskan di berbagai acara di masyarakat. Selain itu, tarian ini juga masuk dalam jajaran tarian untuk menyambut kehadiran para wisatawan.
Penutup Tari Legong
Demikianlah penjabaran lengkap mengenai Tari Legong dan segala unsur di dalamnya. Mulai dari asal tarian, sejarah, fungsi, hingga keunikannya sudah diuraikan secara mendalam.
Dengan adanya komponen bahasan yang mendalam ini, maka tiap pihak bisa langsung mempelajarinya. Semua uraian diatas tentunya bisa menambah wawasan mengenai tarian ini.