Tari Musyoh – Ragam tarian khusus tradisional Indonesia sangatlah banyak. Hal ini terbukti dengan menyebarnya jenis seni ini di berbagai wilayah dengan karakteristiknya masing-masing.
Tari Musyoh adalah salah satu golongan tari tradisional yang menarik untuk diulas dengan segala keunikan yang ada di dalamnya. Sama seperti tarian tradisional lainnya, tarian ini juga memiliki berbagai aspek pendukung yang tentunya menarik untuk dibahas.
Mulai dari sejarah, keunikan, fungsi, properti, dan yang lainnya akan sangat pas untuk didalami. Jika penasaran dengan segala penjabarannya, simak detail pembahasan yang ada di bawah ini:
Asal Tari Musyoh
Secara khusus, Tari Musyoh adalah golongan tarian yang berasal dari wilayah Papua. Karena berasal dari wilayah tersebut, maka budaya dan adat yang diangkat dalam tarian adalah budaya Papua secara menyeluruh.
Mulai dari jalan cerita, kostum, hingga aspek lainnya akan mengadopsi budaya Papua tanpa terkecuali. Bagi yang menonton tarian ini, maka akan melihat secara langsung bahwa semua jenis aspeknya akan memakai budaya Papua.
Oleh sebab itu, dengan mempelajari tariannya maka secara tidak langsung juga akan mempelajari budaya wilayah asal tarian ini. Hal ini akan dilakukan secara tidak langsung oleh golongan pihak yang sedang mendalami tarian ini.
Baca Juga: Tari Nguri
Sejarah Tari Musyoh
Menurut catatan sejarah, awal mula kemunculan tarian ini adalah karena ada seorang tokoh adat yang meninggal. Namun penyebab meninggalnya sosok ini adalah karena kecelakaan tragis.
Saat itu, masyarakat Papua percaya jika orang yang meninggal dengan cara tidak wajar maka rohnya tidak akan tenang.
Oleh sebab itu, dibuatlah ritual berupa Tari Musyoh untuk melakukan pengusiran roh ke alam lainnya. Hal ini sengaja dibuat oleh masyarakat sebagai solusi terbaik saat itu.
Hal ini kemudian terus dilakukan dan terus menyebar sampai dikenal pihak lainnya. Setidaknya inilah kisah awal pembentukan tarian ini secara menyeluruh.
Namun sama seperti tarian lainnya, fungsi ini lama-kelamaan akan mengalami pergeseran. Saat ini, tarian ini terus ditarikan namun sebagai sarana hiburan masyarakat.
Jadi, masyarakat tidak harus menunggu acara adat tertentu untuk melihat tarian ini. Tarian ini juga terus berkembang dengan berbagai perubahan inovasi.
Meski demikian, aspek dan komponen utama dalam tariannya masih tidak berubah dan masih sama. Hal ini tentunya karena masyarakat Papua masih terus melestarikan tarian ini dari waktu ke waktu.
Dengan melakukan pelestarian tarian ini, maka nantinya tarian ini bisa terus dikenal tanpa tergerus waktu dan zaman.
Properti Tari Musyoh
Komponen properti tentunya masuk dalam aspek penting dalam sebuah tarian tradisional. Sama halnya dengan Tari Musyoh ini, maka kelengkapan properti tentunya penting.
Dengan adanya properti yang lengkap, maka penampilan tarian juga bisa lebih menyeluruh. Untuk mengetahui apa saja properti yang diperlukan dalam tarian ini, simak penjelasan lengkapnya berikut ini:
1. Penutup Kepala
Jenis properti pertama yang harus ada dan harus dipakai penari adalah penutup kepala. Secara khusus. Penutup kepala ini akan terbuat dari akar tumbuhan atau kulit pohon sebagai bahan pembuatan utamanya. Dengan penggunaan bahan alami ini, maka ciri khas budayanya bisa dilihat secara langsung.
Selain itu, biasanya akan ada aksen lain yang ditambahkan dalam penutup kepala ini. Ornamen tambahan yang diberikan adalah rumbai-rumbai yang menyerupai mahkota.
Bahan pembuatan rumbai-rumbai ini adalah bulu burung kasuari. Biasanya, rumbai-rumbai ini akan memiliki warna putih yang menarik untuk dilihat.
2. Pakaian Atas
Khusus untuk penari wanita, pakaian atas yang dipakai adalah kain tebal yang menutupi bagian dada hingga bawah perut. Sedangkan bagian atas dada hingga pundak akan dibiarkan terbuka. Hal ini sudah menjadi ciri khas dari tarian ini. Sedangkan untuk warnanya, akan menyesuaikan dengan properti lainnya.
Kemudian untuk penari pria, maka ada dua pilihan. Jenis pilihan pertama adalah memakai pakaian tipis sebagai penutup badan bagian atas. Lalu untuk pilihan kedua, penari pria tidak mengenakan apa pun.
Hal ini sudah termasuk wajar dan sering dilakukan penari. Jika satu penari pria memakai atasan, maka yang lainnya juga harus memakainya.
3. Pakaian Bawah
Pakaian bawah untuk penari pria dan wanita secara keseluruhan sama, yaitu berbentuk rumbai-rumbai. Bahan dasar pembuatan rumbai-rumbai ini adalah dedaunan.
Penggunaan bahan dasar ini tentunya dalam jumlah banyak agar bisa menutupi bagian bawah penari. Satu set pakaian yang dipakai penari biasanya dikenal dengan sebutan koteka rok rumbai.
Dulu, penggunaan bahan dasar dedaunan masih sering dipakai. Namun saat ini, penari sering menggantinya dengan kain yang dibentuk menjadi rumbai-rumbai.
Hal ini dikarenakan penggunaan kain akan lebih tahan lama dan komponen ini mudah didapat. Tapi secara keseluruhan, ciri khas utamanya tidak akan hilang.
4. Kalung dan Gelang
Komponen properti lain yang biasanya dipakai oleh penari adalah kalung dan gelang. Secara keseluruhan, dua properti ini masuk dalam komponen aksesoris.
Sama seperti bahan dasar pembuatan kostum penari, bahan dasar pembuatan aksesoris ini juga memakai bahan dasar alami dengan pembuatan yang sederhana.
Khusus untuk kalung, akan ada tambahan ornamen di bagian tengah, Ornamen tambahan ini adalah gigi anjing. Bagi masyarakat setempat, penambahan ornamen ini tergolong penting.
Bahkan biasanya, gigi anjing juga akan disematkan di bagian lubang hidung penari. Hal ini termasuk hal yang wajar dan umum dilakukan.
5. Tombak dan Tameng
Sesuai dengan konsep dan cerita tariannya yang melakukan pengusiran roh, maka tombak dan tameng ini akan difungsikan untuk hal tersebut.
Secara simbolis, dua komponen ini akan dipakai untuk menguris roh. Oleh sebab itu, dua properti ini harus ada setiap kali tarian ini disuguhkan atau ditampilkan di berbagai acara.
Selain itu, hadirnya dua komponen ini juga bisa menghadirkan suasana yang lebih menantang. Secara konseptual, tarian ini masuk jajaran tarian yang sakral.
Oleh sebab itu, tarian ini akan sangat menarik saat dilihat. Dengan adanya tambahan tombak dan tameng, maka tingkat keseruannya akan lebih meningkat.
6. Iringan Musik
Alat musik juga termasuk properti wajib untuk tarian ini. Dengan adanya musik pengiring, maka penari akan memiliki acuan dasar saat akan melakukan gerakan.
Oleh sebab itu, komponen musik harus dihadirkan. Untuk tarian ini sendiri, setidaknya ada dua jenis elemen yang dipakai untuk menciptakan iringan musik.
Elemen yang pertama adalah alat musik tifa, dan yang kedua adalah teriakan dan sorakan penari. Dengan adanya penggabungan atau kombinasi dua elemen ini.
maka iringan musik yang dihasilkan akan menarik dan memiliki suasana semangat. Bahkan dengan iringan musik tersebut, penonton juga akan ikut bersemangat.
Baca Juga: Tari Ondel Ondel
Pola Lantai Tari Musyoh
Pola lantai yang dimanfaatkan dalam Tari Musyoh ini tergolong dalam pola kombinasi. Setidaknya ada dua jenis pola lantai yang paling mendominasi selama tarian berlangsung.
Pola tersebut adalah pola garis horizontal dan pola lengkungan. Setidaknya dua jenis inilah yang paling sering dimanfaatkan dalam tariannya.
Melalui dua jenis pola lantai ini, maka bisa dipastikan akan ada beragam susunan gerak dan posisi yang dihasilkan. Hal ini tentunya akan sangat menarik untuk dilihat dan diperhatikan.
Struktur pergerakan penari juga akan lebih terarah. Bagi yang menontonnya, maka bisa langsung melihatnya saat tarian ini disuguhkan.
Baca Juga: Tari Padang
Gerakan Tari Musyoh
Sesuai dengan fungsinya, maka ragam gerak pada tarian ini juga akan dibedakan. Jika tarian yang ditampilkan bertujuan untuk mengusir roh, maka gerakannya akan energik dan lincah.
Selain itu, komponen teriakan akan ditambahkan agar unsur sakral dari tarian ini bertambah. Dua hal ini akan dikombinasikan dengan baik.
Kemudian jika tarian yang ditampilkan bertujuan untuk menyambut tamu, maka komponen gerakannya jauh lebih sederhana. Penari hanya akan menyesuaikan gerakan dengan instrumen musik yang dihasilkan.
Selain itu, gerakan mengangkat dan mengayunkan tangan serta kaki akan menjadi gerakan utama meski tidak terlalu lincah.
Keunikan Tari Musyoh
Berbicara mengenai keunikan dari Tari Musyoh, maka akan ada dua poin yang disoroti. Keunikan pertama muncul dari gerakannya. Secara khusus, tarian ini akan menampilkan ragam gerak yang energik dan lincah.
Hal ini tentunya sangat unik untuk sebuah tarian. Penonton yang melihat tarian semacam ini tentunya juga ikut bersemangat.
Kemudian untuk keunikan yang kedua muncul dari bahan pembuatan kostumnya. Sesuai dengan budaya dan tradisi setempat, kostum yang dipakai penari akan terbuat dari bahan alami.
Mulai dari kulit pohon, dedaunan, dan kulit binatang. Hal ini tentunya juga unik dan jarang ditemukan di tarian tradisional lainnya.
Fungsi Tari Musyoh
Layaknya tarian tradisional lainnya, Tari Musyoh ini juga memiliki komponen fungsi yang melekat dalam tarian. Bagi yang sedang mempelajari budaya melalui tarian ini, maka harus tahu juga komponen fungsi yang muncul. Setidaknya ada dua fungsi utama yang melekat. Berikut daftar dan penjelasannya secara menyeluruh:
1. Sebagai Sarana Pengusiran Roh
Fungsi pertama yang muncul dari tarian ini adalah sebagai sarana untuk pengusiran roh. Sejak awal kemunculannya, fungsi ini sudah melekat pada tarian ini.
Roh yang diusir dengan tarian ini adalah roh orang yang sudah meninggal. Hal ini terus dilakukan masyarakat setempat untuk melestarikan budayanya,
Tentunya kepercayaan ini diturunkan oleh leluhur sejak zaman dulu. Melalui gerakan yang dilakukan dalam tarian, masyarakat percaya roh orang yang meninggal bisa pergi.
Oleh sebab itu, tarian ini akan ditampilkan jika tujuan yang ingin dicapai adalah pengusiran roh. Setidaknya inilah fungsi utama yang muncul dalam tariannya.
2. Sebagai Sarana Penyambutan Tamu
Selain sebagai sarana pengusiran roh, tarian ini juga berfungsi sebagai sarana dalam menyambut tamu. Sebenarnya, fungsi ini juga sudah ada sejak lama.
Namun semakin maju perkembangan zaman, fungsi ini semakin kuat dan semakin sering menjadi dasar knapa tarian ini ditarikan. Oleh sebab itu, fungsi ini juga kuat.
Jika ada tamu penting yang berkunjung ke wilayah Papua, maka tarian ini akan ditampilkan sebagai bentuk atau simbol ucapan selamat datang.
Hal ini menunjukkan jika masyarakat setempat sangat menghormati tamu yang datang berkunjung dengan tujuan baik. Oleh sebab itu, tarian ini akan disuguhkan.
Penutup Artikel Tari Musyoh
Semua penjelasan lengkap mengenai Tari Musyoh di atas tentunya bisa langsung dipahami dengan baik. Setiap aspek sudah dijabarkan secara menyeluruh.
Semua pembahasan sejarah, properti, keunikan, hingga fungsi di atas tentunya bisa dijadikan tambahan wawasan. Apalagi bagi yang sedang mendalami tarian ini, maka akan pas untuk mempelajarinya.