Tari Sirih Kuning – Seperti yang sudah diketahui bersama, jumlah tarian yang ada di Indonesia sangatlah banyak dan terkonsep beragam.
Dengan jumlah yang banyak, tentunya setiap tarian memiliki karakteristiknya masing-masing yang menarik untuk diulas. Tari Sirih Kuning adalah salah golongan tarian yang menarik untuk dibahas.
Mulai dari sejarah, gerakan, properti, dan berbagai komponen pendukung lain yang ada dalam tarian ini secara khusus mengambil unsur budaya wilayah asalnya.
Hal ini tentunya bisa dijadikan pembeda dengan tarian tradisional lainnya. Penasaran dengan segala poin penjelasannya? Simak penjabaran yang ada di bagian bawah ini secara menyeluruh:
Asal Tari Sirih Kuning
Secara khusus, Tari Sirih Kuning adalah golongan yang berasal dari Suku Betawi. Karena berasal dari suku tersebut, maka penggambaran budayanya juga sangat kental.
Namun bukan hanya budaya Betawi, namun budaya Tionghoa juga bisa dilihat pada penampilan tarian ini secara menyeluruh mulai awal hingga akhir.
Hal ini bisa dilihat dalam penyajian gerakan, kostum, dan berbagai aspek lainnya. Bagi yang sedang mendalami tarian ini, maka akan mudah melihat aspek Betawi dan Tionghoa di dalam penyajian tariannya.
Semakin dilihat, maka akan semakin menarik karena penggabungan dua budaya ini memberi kesan unik yang mendalam.
Baca Juga: Tari Sufi
Sejarah Tari Sirih Kuning
Menurut catatan sejarah, awal kemunculan tarian ini diadopsi dari Tari Cokek. Secara khusus, Tari Cokek ini dibuat dan sering dipentaskan oleh Tan Sio Kek.
Ia adalah seorang bangsawan Tionghoa. Karena tarian ini sering dipentaskan, maka banyak masyarakat Tionghoa di Betawi yang mulai mementaskannya.
Lambat laun, tarian ini terus berkembang dan bulai berganti menjadi Tarian Sirih Kuning. Pemilihan nama Sirih Kuning ini dikarenakan penari akan menyerahkan sirih kepada penari wanita selama pertunjukannya.
Jumlah sirih yang dipakai ini juga sudah ditentukan karena secara konseptual sirih ini memiliki makna tersendiri. Meski berkembang dari Tari Cokek, namun Tarian Sirih Kuning ini juga memiliki keunikan dan perbedaan tersendiri.
Oleh sebab itu, tarian ini tidak sepenuhnya mengadopsi Tari Cokek. Selain itu, di dalamnya juga akan penggabungan budaya Betawi serat Tionghoa itu sendiri sehingga menambah kesan unik di dalamnya.
Properti Tari Sirih Kuning
Komponen properti tentunya sangat penting untuk sebuah tarian. Tari Sirih Kuning ini juga memiliki beberapa jenis properti yang wajib ada. Properti yang muncul menyebar di berbagai sisi tariannya.
Mulai dari properti utama, hingga properti pendukung. Berikut berbagai properti yang diperlukan dalam tariannya:
1. Kebaya
Properti pertama yang akan muncul dalam tarian ini adalah kebaya. Komponen kebaya ini adalah kostum bagian atas penari wanita. Meski nama tariannya mengandung kata kuning.
namun bukan berarti warna kebayanya juga harus kuning. Warna kebaya ini bisa beragam menyesuaikan dengan komponen kebutuhan.
2. Baju Longgar
Jika penari wanita akan memakai atasan berupa kebaya, maka penari pria akan memakai atasan lain. Secara khusus, penari pria akan memakai pakaian longgar untuk penutup badan bagian atas.
Baju longgar ini memiliki lengan panjang yang menutup tangan sampai pergelangan tangan tiap penari dalam setiap pertunjukan.
3. Tusuk Konde
Seperti yang sudah diketahui, tarian ini merupakan penggabungan budaya Betawi dan Tionghoa. Oleh sebab itu, selain properti budaya Betawi maka akan ada juga properti budaya Tionghoa.
Tusuk konde adalah salah satu properti yang lekat dengan budaya Tionghoa. Komponen tusuk konde ini akan dipakai penari di bagian kepala.
4. Bunga
Komponen bunga biasanya juga dipakai oleh penari. Bunga ini termasuk dalam aksesoris pendukung dalam tarian.
Meski terkesan sepele, namun bunga yang dipakai penari ini memiliki makna mendalam. Secara fungsional, bunga ini melambangkan kebahagiaan dan kedewasaan. Oleh sebab itu, komponen bunga ini biasanya akan tetap dipakai.
5. Cadar Khas Betawi
Untuk properti yang lekat dengan budaya, maka akan ada cadar khas Betawi. Cadar ini biasanya akan dipasang di bagian kepala penari, dan ada bagian manik-manik yang menjuntai ke bawah.
Jadi, manik-manik ini akan menutupi bagian wajah penari. Namun jika dilihat, wajah penari tidak akan tertutupi sepenuhnya.
6. Ikat Pinggang
Ikat pinggang ini juga akan dipakai oleh penari. Bukan hanya ikat pinggang biasa, namun ikat pinggang ini memiliki beberapa akses dan ornamen di atasnya.
Bagi penari, fungsi utama ikat pinggang ini adalah untuk merekatkan kain batik ke badan agar tidak lepas. Namun selain itu, ikat pinggang juga bisa menampilkan kesan estetik untuk penari.
7. Selendang
Komponen selendang juga diperlukan dalam setiap pertunjukan. Nantinya, selendang ini akan dipakai penari wanita untuk mengajak penari pria melakukan gerakan tarian.
Warna selendang ini bermacam-macam menyesuaikan dengan kostum yang dikenakan. Jadi warnanya sendiri tidak harus kuning menyesuaikan dengan nama tariannya.
8. Kain Batik
Selanjutnya adalah komponen kain batik. Properti kain batik ini akan dipakai penari wanita sebagai bawahan kostumnya.
Warna dan coraknya sendiri bisa dipilih dengan bebas, menyesuaikan warna kebaya yang dipakai. Semakin menarik corak yang dipakai, maka tampilan penari akan semakin baik dan semakin cantik.
9. Sirih
Menyesuaikan dengan namanya, komponen sirih tentunya tidak bisa dilupakan dalam tarian ini. Sirih yang dipakai dalam tarian ini melambangkan rasa kasih dan cinta suami kepada pasangannya.
Pada setiap pementasan tariannya, biasanya akan dipakai 14 sirih yang dibentuk menyerupai kerucut dengan proses dilipat secara terbalik.
10. Iringan Musik
Seperti pada tarian lainnya, komponen iringan musik tentunya sangat diperlukan. Dengan adanya iringan musik, maka penari bisa bergerak menyesuaikan dengan musik yang disuguhkan.
Hal ini tentunya akan memudahkan penari dalam bergerak dan membuat susunan tarian yang lebih menarik lagi.
Baca Juga: Tari Sulawesi Selatan
Pola Lantai Tari Sirih Kuning
Pola lantai yang dimanfaatkan dalam tarian ini terbagi menjadi dua golongan tergantung jumlah penarinya. Jadi, jumlah penari akan sangat berpengaruh pada penyajian tarian ini.
Dua golongan pola lantai yang dipakai adalah pola zig-zag dan pola berdua-dua. Saat pertunjukan dilakukan, dua golongan ini pastinya akan memberikan karakteristik yang berbeda-beda.
Apabila penari tariannya hanya dua orang berpasangan, maka pola yang dipakai adalah pola berdua-dua.
Namun jika jumlah penarinya banyak atau ditarikan secara berkelompok, maka konsep pola yang dipakai adalah pola zig-zag. Dengan adanya perbedaan ini, maka penyajian susunan gerakannya juga akan berbeda.
Baca Juga: Tari Sumatera Barat
Gerakan Tari Sirih Kuning
Gerakan yang ada dalam Tari Sirih Kuning ini terbagi menjadi tiga bagian. Setiap bagian gerak pasti memiliki langkah dan karakteristiknya masing-masing.
Bagi yang sedang mempelajari tarian ini, maka penting untuk memahami setiap aspek geraknya. Untuk mengetahui detailnya, simak daftar gerakan yang ada di bawah ini:
1. Sikap Awal
Pada bagian sikap awal ini, ada beberapa golongan gerak spesifik yang akan ditampilkan oleh tiap penari. Posisi awal yang akan ditampilkan penari akan membentuk huruf V dengan badan yang sedikit ke bawah.
Sedangkan pandangan penari harus menatap ke depan atau ke bagian tempat pasangan berdiri.
2. Nandak
Bagian selanjutnya yang akan ditampilkan penari adalah nandak. Pada bagian ini, ada banyak konsep gerakan yang akan ditampilkan.
Mulai dari gerakan mengayunkan tangan, menggerakkan kaki, melenggokkan kepala, dan berbagai gerakan lainnya. Untuk tarian ini, bagian nandak adalah bagian inti selama tarian ditampilkan.
3. Gerak Sembah
Untuk bagian ketiga, ada yang namanya gerak sembah. Pada bagian ini, penari akan secara khusus melakukan gerakan melipat salah satu kaki menyerupai gerakan memberi persembahan.
Terakhir, penari akan menyatukan dua tangan serta menghadap ke arah depan. Susunan gerakan ini pasti akan ditampilkan oleh setiap penari.
Keunikan Tari Sirih Kuning
Keunikan Tari Sirih Kuning ini juga sangat menarik untuk diulas. Secara khusus, tarian ini memiliki keunikan dari budaya yang dipakai. Ada perpaduan budaya dalam tarian ini.
Jadi, budaya Tionghoa dan budaya Betawi dikombinasikan dalam satu tarian. Hal ini tentunya merupakan suatu keunikan yang menarik.
Kombinasi budaya ini bisa ditemukan di beberapa aspek tarian. Salah satunya adalah dari aspek kostum. Selama tarian ini dilangsungkan, penari akan memakai pakaian yang lekat dengan budaya Betawi dan Tionghoa.
Penonton pastinya bisa melihat penggabungan dua budaya ini secara menyeluruh selama penampilan tariannya.
Fungsi Tari Sirih Kuning
Sejak awal tarian ini muncul, fungsi utamanya adalah sebagai tarian pergaulan di tengah-tengah masyarakat. Fungsi ini terus-menerus muncul dalam setiap pertunjukannya.
Namun lama-kelamaan, tarian ini bukan hanya memiliki fungsi tersebut. Fungsi lainnya mulai muncul dalam tarian ini secara berkala.
Komponen fungsi lain yang mulai muncul adalah sebagai tarian persembahan untuk tamu penting. Selain itu, tarian ini juga mulai ditampilkan di acara pernikahan.
Dua fungsi ini lama-kelamaan terus dimanfaatkan oleh masyarakat dan terus dilestarikan. Oleh sebab itu, sekarang banyak juga acara yang memanfaatkan tarian ini.
Itulah penjelasan lengkap mengenai Tari Sirih Kuning dan segala aspek pendukung yang ada di dalamnya.
Mulai dari sejarah, properti, fungsi, hingga keunikannya sudah dituliskan dan dijelaskan secara menyeluruh. Tentunya, semua pembahasan yang ada di atas bisa dijadikan referensi dan wawasan tambahan.