Tarian Jawa Barat – Membicarakan tari tarian Indonesia memang tidak pernah habis karena setiap daerah, termasuk Jawa Barat memiliki tarian tradisional sendiri.
Tidak hanya Jaipong, ternyata Jawa Barat memiliki beragam tarian lainnya. Contoh tarian Jawa Barat lainnya yakni tari topeng, tari merak, tari ketuk tilu, tari buyung, dan lain-lain.
Bahkan, tari daerah Jawa Barat memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan tarian tradisional daerah lain.
Misalnya, mulai dari gerak tari, kostum penari yang dikenakan, hingga iringan musiknya. Sebelum mengetahui beragam tarian Jawa Barat, simak ulasan mengenai karakteristiknya berikut ini:
Karakteristik Tarian Jawa Barat
Berbeda dengan daerah lain, Jawa Barat memiliki gaya khas tersendiri. Tari ini kerap disebut sebagai tarian Sunda karena berasal dari Jawa Barat.
Secara umum, karakteristik tariannya yakni memiliki gerakan yang ringan, rapat, dan juga cepat. Karakteristik tari yang dibawakan oleh penari perempuan, biasanya sangat bertenaga, enerjik, lincah, serta erotik.
Selain itu, ciri khas lainnya yaitu adanya gerakan yang sangat kuat pada pinggul dan juga pangkal bagi penari perempuan. Untuk penari laki-laki, pada umumnya gerakannya terinspirasi dari koreografi ataupun gerakan pencak silat.
Selain gerakannya, karakteristik dari tarian Jawa Barat yakni adalah dari sisi kostum yang dikenakan oleh para penari. Biasanya penari akan mengenakan pakaian yang memiliki warna-warna terang dan cerah.
Selain itu, ada juga aksesoris yang melengkapinya, seperti sesumping, Garuda mungkur, sampur, dan lain sebagainya. Hal yang membedakan tari tradisional daerah ini dengan tarian lain yakni iringan musiknya.
Pada tari Jawa Barat, musik yang digunakan untuk mengiringi penari adalah alat musik gamelan khas Jawa Barat. Selain itu, melodi yang dibawakan juga lebih enerjik, sesuai dengan gerakan penari.
Baca Juga: Tarian Jawa Tengah
Contoh Tarian Jawa Barat
Setelah mengetahui berbagai ciri khas dari tari Jawa Barat, kini saatnya mengetahui macam-macam tariannya. Pasalnya, ada banyak jenis tari dari Jawa Barat,
Mulai dari tari jaipong, tari topeng, tari ketuk tilu, dan banyak lainnya. Jika penasaran apa saja tarian Jawa Barat, berikut ini adalah ulasannya:
1. Tari Jaipong
Ini adalah tari tradisional yang sangat populer di Jawa Barat dan sangat umum dipentaskan di berbagai acara maupun kegiatan.
Tari ini diciptakan sekitar tahun 1960-an oleh Gugum Gumbira karena terinspirasi dari kesenian masyarakat Jawa barat, seperti ronggeng, kliningan, dan ketuk tilu. Ciri khas tari ini terdapat pada gerakannya yang bersemangat dan iramanya cepat.
Ada empat gerakan utama pada tarian ini, yakni bukaan, pencugan, ngala, dan mincit. Iringan musik pada tarian ini menggunakan instrumen tradisional, seperti rebana, gendang, kecapi, rebab, gong, dan kecrek. Kemudian, sinden juga kerap kali mengirim alunan musiknya.
2. Tari Topeng
Sesuai namanya, tarian yang berkembang di Cirebon ini menggunakan properti utama, yakni topeng untuk menutupi wajah penari.
Selain tari topeng kelana yang terkenal, ada beragam jenis tari topeng lain, seperti topeng panji, samba, rumyang, dan tumenggung. Kelima jenis tari topeng ini disebut juga dengan Topeng Panca Wanda.
Tiap jenis tarian topeng memiliki bentuk dan warna topeng yang berbeda-beda. Selain itu, masing-masing tari topeng juga memiliki gerakan, ekspresi, dan makna tarian yang berbeda.
Secara umum, tarian Jawa Barat ini mengisahkan tentang perjalanan hidup manusia. Mulai dari kelahiran manusia, fase anak-anak, masa remaja, fase dewasa hingga sifat murka yang ada pada manusia.
3. Tari Merak
Untuk tari tradisional asal Bandung, Jawa Barat ini diciptakan pada tahun 1955 oleh Raden TjeTje Somantri. Awalnya tarian ini diciptakan untuk acara penyambutan para delegasi Konferensi Asia Afrika.
Gerakan tarian ini merepresentasikan gerak gerik burung merak jantan yang sedang memikat burung merak betina.
Pada tari ini, irama musik yang mengiringi adalah gamelan laras salendro dengan lagu Macan Ucul. Seiring berjalannya waktu, tarian ini menjadi tari kontemporer sehingga gerakan tariannya tidak ada yang terikat dan berdasarkan kreasi sendiri.
Baca Juga: Tarian Jawa Timur
4. Tari Sampiung
Disebut sebagai tari sampiung karena judul lagu pengiringnya sama dengan nama tarian ini. Alat musik pengiring dari tari sampiung yakni Tarawangsa, yang bentuknya mirip kecapi kecil dan dibunyikan dengan cara digesek.
Banyak orang menyebut tari ini adalah tari Jentreng karena salah satu alat alat musik karawitan Sunda yang dikenalkan adalah Jentreng.
Tarian ini kerap dipentaskan ketika upacara adat, seperti Rebo Wekasan, Pesta Panen, Seren Taun, dan lain-lain. Umumnya tarian ini dipentaskan secara tertutup, misalnya di dalam pendopo maupun bale.
5. Tari Ketuk Tilu
Nama tarian Jawa Barat ini berasal dari alat musik pengiringnya yakni bonang atau 3 ketuk. Pasalnya, alat musik ini mampu mengeluarkan 3 suara, yakni gendang kecil, gendang besar, dan pola rebab.
Masyarakat Sunda zaman dahulu, mementaskan tarian ini sebagai perwujudan rasa syukur dan bentuk kegembiraan dalam menyambut hari panen padi.
Namun, sebelum tarian ini menjadi tari perayaan hari panen, pada zaman penjajahan Belanda, tarian ini berfungsi sebagai sarana hiburan. Kini tarian dipentaskan di berbagai acara, seperti pernikahan, festival tari, dan lain-lain.
6. Tari Sintren
Selain tari topeng, Kota Cirebon juga memiliki tarian populer lainnya yakni tari sintren. Pada pementasannya, tarian ini sarat akan unsur magis sehingga penari pun harus dipersiapkan sebaik mungkin.
Penari tarian ini haruslah penari perempuan yang masih gadis dan dalam keadaan suci. Bahkan, sebelum melakukan pementasan, penari harus melakukan puasa.
Pada awal tarian, sang dukun akan membakar menyan dan membaca mantra, lalu dimulailah musik pengiring. Kemudian, penari mengenakan busana khusus dan menggunakan kaca mata hitam. Seluruh tubuh penari diikat dan dimasukkan ke dalam kurungan ayam.
Kemudian, di dalam kurungan tersebut, penari melepaskan ikatan dan setelah kurungannya dibuka, penari lalu melakukan gerakan tari.
Ketika menari, penonton akan melemparkan uang pada penari dan penari akan pingsan. Penari akan mendatangi penonton yang memberikan uang untuk berterima kasih dan ini artinya proses tarian sudah selesai.
7. Tari Ronggeng Gunung
Berasal dari Pangandaran, Jawa Barat, tarian ini dibawakan oleh 6 hingga 10 penari. Peralatan musik yang digunakan adalah tiga buah ketuk, kendang, dan gong.
Kemudian, nyanyian yang mengiringi tarian ini berkisah tentang kesedihan Dewi Samboja yang ditinggalkan Rada Anggalarang.
Pada masa dahulu, tarian ini dipentaskan saat upacara adat pertanian. Namun, kini tarian ini digelar di berbagai macam acara, seperti khitanan, pernikahan, dan lain-lain. Tari ini begitu interaktif karena penari kerap kali mengajak penontonnya untuk ikut serta menari.
Baca Juga: Unsur Tari
8. Tari Buyung
Ini adalah tarian Jawa Barat yang asalnya dari Kuningan dan diciptakan oleh Emilia Djatikusumah. Pada masa dahulu tarian ini digelar ketika adanya perayaan upacara adat Seren Taun atau upacara panen padi. Dengan begitu, tarian ini memiliki makna sebagai bentuk rasa syukur pada Tuhan atas hasil dari panen padi.
Karakteristik dari tari buyung yakni para penari membawa buyung, atau benda mirip kendi di atas kepalanya. Hal tersebut menggambarkan kebiasaan masyarakat Kuningan ketika pergi ke sungai yang terletak di Pancoran Ciereng dengan membawa buyung.
9. Tari Ronggeng Bugis
Nama lain dari tarian yang berasal dari Kota Cirebon ini adalah tari telik sandi. Tarian ini kental dengan unsur komedi karena kostum yang digunakan mirip badut dengan hiasan yang lucu dan mirip seperti pantomim. Apalagi tarian ini dibawakan oleh penari laki-laki sehingga tarian ini kerap kali memancing gelak tawa penonton.
Pada awalnya tarian ini terinspirasi dari Pasukan Telik Sandi, yakni sebuah kelompok yang dibentuk atas inisiatif Sunan Gunung Jati. Beliau membentuk kelompok tersebut sebagai mata-mata wilayah Pajajaran yang dilakukan orang Bugis yang ada di Cirebon.
10. Tari Kamonesan
Penari tarian Jawa Barat ini berjumlah 8 orang, yakni 4 laki-laki dan 4 perempuan. Kostum penari berwarna cerah, seperti hijau, kuning, biru, dan merah.
Keunikan tarian ini terdapat pada bakul yang dibawa penari perempuan yang menggambarkan kehidupan perempuan Sunda yang hendak ke sawah. Kemudian, penari laki-laki mengibarkan selendang seakan-akan menyambut kedatangan penari perempuan.
Tarian ini menjadi lebih hangat dan hidup karena adanya iringan alat musik suling, gamelan khas Sunda, dan gendang. Pasalnya, tarian ini menggambarkan bagaimana masyarakat Sunda menjalani kehidupan keseharian.
11. Tari Wangsa Suta
Berasal dari Sukabumi, tarian ini dibawakan oleh beberapa penari laki-laki. Pasalnya, kisah tarian ini adalah mengenai pertempuran Wangsa Suta.
Yakni seorang pemuda yang membuka lahan yang akan menjadi Kota Sukabumi. Tujuan membuka lahan adalah untuk memenuhi syarat untuk menikah dengan Nyi Pudak Arum.
Dalam prosesnya, Wangsa Suta harus berperang dengan utusan Demang Kartala, yakni penculik Pudak Arum. Gerakan tarian ini sangat tegas dan membentuk formasi peperangan sesuai ceritanya.
Kostum yang digunakan berwarna kuning dengan desain dan atribut khas Sunda. Iringan musiknya mirip dengan musik bali, namun terdapat tambahan suling.
Penutup Artikel Tarian Jawa Barat
Itulah ulasan yang menarik tentang 11 tarian Jawa Barat yang bisa dijadikan referensi. Semua tarian tersebut kerap digelar di berbagai pertunjukkan hingga kini.
Baik untuk upacara adat, penyambutan tamu, acara pernikahan, maupun kegiatan lainnya. Dengan begitu, tari-tarian tersebut akan tetap lestari dan tidak hilang tergerus zaman.