Rumah Adat Limas – Rumah adat merupakan salah satu kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Rumah adat berasal dari berbagai daerah dan memiliki ciri khasnya masing-masing. Tidak terkecuali dengan rumah adat Limas yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan.
Rumah adat Limas memiliki keunikan dan ciri khasnya sebagai bangunan tradisional di Indonesia. Rumah panggung ini juga dibangun dengan makna filosofis yang mendalam bagi masyarakat setempat.
Bagaimana karakteristik bangunan rumah Limas? Dan bagaimana makna filosofis yang terkandung dalam bangunan tradisional tersebut? Mari kita simak penjelasan lengkapnya pada artikel di bawah ini.
Rumah Adat Limas
Rumah adat Limas merupakan rumah adat khas Sumatera Selatan. Dinamakan rumah limas karena bangunan ini memiliki atap yang berbentuk limas. Masyarakat setempat juga menyebutnya dengan rumah Bari.
Konstruksi dari rumah Limas mengusung konsep rumah panggung. Selain itu, lantai rumah Limas dibuat bertingkat-tingkat yang kemudian dinamakan Bengkilas.
Rumah adat Limas dapat dijumpai di daerah Sumatera Selatan. Sedangkan di Malaysia, rumah Limas dapat dijumpai di Johor, Selangor, dan Terengganu.
Filosofi 5 Tingkatan Ruang Kekijing dalam Rumah Adat Limas
Rumah adat Limas selalu dibangun dengan menghadap ke arah timur dan barat. Dalam falsafah disebut dengan menghadap pada arah matahari terbit dan matahari terbenam.
Rumah Limas dibangun bertingkat-tingkat. Setiap tingkatan disebut dengan kekijing. Rumah bertingkat ini didasarkan pada nilai-nilai budaya tradisional yang diyakini masyarakat setempat, yakni berdasarkan usia, jenis kelamin, bakat, pangkat, dan martabat.
Pagar Tenggalung
Pagar tenggalung merupakan teras pada bagian rumah Limas. Teras ini merupakan tingkatan pertama yang digunakan untuk menjamu tamu yang datang.
Di sisi lain, karena bagian teras yang luas maka tidak jarang bagian ini juga digunakan sebagai tempat berlangsungnya hajatan atau upacara adat. Bagian pagar tenggalung rumah adat Limas tidak dibatasi dengan dinding dan terhampar semacam beranda.
Jogan
Jogam merupakan tingkatan kedua pada rumah adat Limas. Tingkatan ini khusus diperuntukkan bagi keluarga yang berjenis kelamin laki-laki. Bagian ini bersifat lebih privasi dan dibatasi hanya untuk para kaum laki-laki.
Hal ini dikarenakan masyarakat Palembang sangat menjunjung kehormatan laki-laki dan perempuan. Secara strata sosial, hal ini menunjang citra diri menurut kebudayaan Palembang, yakni menjunjung tinggi norma adat yang berlaku di kalangan masyarakat setempat.
Kekijing Tingkat Tiga
Kekijing ketiga merupakan tingkatan ketiga pada rumah adat Limas. Pada bagian ini diberi pembatas untuk menyekat ruangan.
Ruangan pada tingkatan ini biasa digunakan untuk menerima tamu undangan dalam suatu acara atau hajatan tertentu, khususnya untuk handai taulan atau tamu yang telah berumur lanjut. Mereka ditempatkan di tingkatan lebih tinggi sebagai bentuk penghormatan kepada mereka yang lebih tua.
Kekijing Tingkat Empat
Kekijing tingkat empat merupakan tingkatan keempat pada rumah adat Limas. Posisi tingkatan ini lebih tinggi dari tingkatan sebelumnya, yakni kekijing tiga.
Berbeda dengan tingkatan tiga yang diperuntukkan bagi tamu undangan yang lebih tua, maka tingkatan keempat ini diperuntukkan bagi mereka yang masih memiliki hubungan kekerabatan lebih dekat dan dihormati, seperti undangan yang lebih tua, dapunta dan datuk.
Gegajah
Gegajah merupakan tingkatan yang paling tinggi pada rumah adat Limas. Tingkatan ini juga biasa dikenal dengan sebutan Raungan Gegajah.
Ruangan ini hanya dapat dimasuki oleh tokoh yang dihormati dan mempunyai kedudukan yang sangat penting dan berpengaruh dalam keluarga inti.
Pada ruang gegajah terdapat undakan lantai yang disebut dengan amben. Amben inilah yang biasa digunakan untuk mengadakan musyawarah bagi para penghuni gegajah.
Di tingkatan ini juga terdapat kamar pengantin yang hanya digunakan jika pemilik rumah sedang diadakan pesta pernikahan.
10 Keunikan Karakteristik Rumah Adat Limas
Rumah adat Limas memiliki keunikan tersendiri. Setidaknya terdapat 10 keunikan berdasarkan karakteristik bangunan rumah adat Limas. Bagaimana karakteristik bangunan tradisional tersebut? Yuk kita simak penjelasannya di bawah ini.
Bahan Material Kayu Lokal Berkualitas
Rumah adat Limas memiliki luas sekitar 400 sampai 1000 meter persegi bahkan lebih. Bangunan tradisional tersebut dibangun dengan bahan material dari kayu unglen atau ulin. Dinding, pintu dan lantai rumah Limas umumnya terbuat dari kayu tembesu dan dihias dengan ukiran khas Palembang.
Serta kerangka rumah adat Limas dibuat dari bahan kayu seru. Rumah ini terdapat banyak jendela yang berukuran besar.
Ornamen yang Kaya Akan Makna
Atap rumah adat Limas dihiasi dengan ornamen simbar yang dibuat berbentuk tanduk dan melati. Bunga melati tersebut merupakan simbol keagungan dan kerukunan, sedangkan simbar dua tanduk merupakan simbol Adam dan Hawa.
Di sisi lain terdapat juga simbar dengan tiga tanduk yang merupakan simbol matahari, bulan, dan bintang. Simbar dengan empat tanduk merupakan simbol sahabat nabi. Serta simbar dengan lima tanduk merupakan lambang rukun Islam.
Selain sebagai hiasan pada bagian atap rumah, simbar juga berfungsi sebagai penangkal petir bangunan tradisional tersebut.
Dibangun Menghadap Timur dan Barat
Rumah adat Limas hanya dibangun menghadap dua arah mata angin, yakni ke arah timur dan barat. Bagian rumah yang menghadap timur disebut dengan matoari edop. Bagian tersebut merupakan arah matahari muncul dan melambangkan awal mula kehidupan manusia berlangsung.
Sedangkan bagian yang menghadap barat disebut dengan matoari mati. Bagian ini merupakan arah matahari tenggelam serta melambangkan akhir kehidupan manusia.
Dilengkapi Tiang Penyangga yang Tinggi
Rumah adat Limas merupakan rumah yang mengusung konsep rumah panggung, sehingga bangunan rumah ini dilengkapi dengan tiang pancang yang menopang bangunan. Tiang penyangga rumah Limas memiliki ketinggian sekitar 1,5 sampai 2 meter dari permukaan tanah.
Beberapa bangunan rumah Limas dibangun di sekitar area rawa dan sungai, sehingga konsep rumah panggung mampu menghalau air rawa atau sungai yang meluap. Untuk mengakses rumah Limas ini dapat digunakannya tangga yang berada di bagian kanan dan kiri rumah adat Limas tersebut.
Terdapat Kolong sebagai Tempat Penyimpanan
Karena rumah adat Limas merupakan rumah panggung, sehingga rumah ini memiliki kolong yang berada di bawah lantai rumah. Kolong tersebut biasa digunakan sebagai tempat menyimpan barang maupun tempat untuk beternak hewan peliharaan.
Dibangun Tanpa Paku
Rumah adat Limas pertama kali dibangun oleh bangsawan Palembang yang bernama Syarif Abdurrahman Al Habsyi pada tahun 1836 M.
Pada saat pembangunan rumah Limas tersebut tidak digunakannya paku sebagai penghubung bangunan, melainkan digunakannya pasak sehingga bangunan tradisional ini dapat dibongkar pasang.
Pembagian Ruang beserta Fungsinya
Pada salah satu lantai rumah limas, dapat dijumpai ruang pangkeng, amben tetuo, dan amben keluarga. Amben merupakan balai yang digunakan untuk musyawarah. Amben tetuo merupakan amben yang digunakan sebagai tuan rumah terima tamu kehormatan.
Setiap Lantai dengan Tingkatan Kedudukan
Rumah adat Limas dibedakan menjadi lima tingkatan lantai. Masing-masing lantai memiliki kegunaannya dan tingkat kedudukan dikhususkan bagi orang-orang tertentu yang boleh memasuki ruangan tersebut.
Rumah Dilengkapi Hiasan Unik dan Menarik
Rumah adat Limas diberi hiasan pelengkap berupa benda bersejarah. Salah satunya adalah kursi peninggalan kerajaan Palembang Darussalam, timbangan pengantin di depan kursi utama, atau bantal dengan berbagai warna sebagai perwakilan pemilik rumah Limas tersebut.
Rumah Limas juga kerap dilengkapi dengan kain-kain lembut untuk menghiasi kamar. Selain itu juga terdapat lampu minyak yang berfungsi sebagai sumber cahaya di sudut kamar tersebut.
Ukiran Sebagai Simbol Garis Keturunan
Rumah adat Limas juga dilengkapi ukiran di sepanjang bangunan rumah Limas. Ukiran tersebut merupakan simbol kedudukan dan garis keturunan pemilik rumah Limas.
Motif dari ukiran rumah adat Limas berupa motif guci, kulit kerang, motif naga. Motif-motif tersebut merupakan simbol yang menunjukkan pengaruh kebudayaan Tiongkok dengan budaya khas Palembang, Sumatera Selatan.
Orang juga bertanya
Dari mana rumah adat limas?
Apa yang dimaksud rumah atap limas?
Apa fungsi rumah adat limas?
Apa keunikan rumah adat limas?
Penutup
Demikian penjelasan mengenai rumah adat Limas khas Palembang, Sumatera Selatan yang menjadi kekayaan budaya Indonesia. Sudah menjadi tugas kita untuk terus menjaga dan melestarikan budaya kita ini. Salah satu caranya adalah dengan mengenal dan mempelajari kebudayaan Indonesia.
Agar semakin banyak yang mengenal budaya bangsa, yuk sebarkan artikel ini ke teman-teman lainnya supaya mereka juga belajar dan mengenal rumah adat Limas.
Rumah Adat Limas
sumber referensi:
@https://www.rumah.com/panduan-properti/6-filosofi-rumah-limas-dan-penerapannya-di-rumah-18969
@https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/14/194500369/rumah-limas-rumah-tradisional-sumatera-selatan
@https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Limas